20 tantangan baru, lebih imajinatif karena memiliki keterbukaan terhadap
semua hal dan sering menampilkan kreatifitas yang tinggi
2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui
mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha harus memiliki modal pengetahuan yang cukup pribadi untuk dapat
menciptakan nilai atau kekayaan melalui penggunaan modal pengetahuan. Pemilik usaha perlu memahami pengetahuan dimulai dengan kemampuan untuk
memperoleh, mengembangakan usaha, mengelola, memanfaatkan informasi pengetahuan dan pemahaman organisasi serta mengelola pengetahuan pekerja.
Menggunakan pengetahuan kewirausahaan untuk menunjukkan bahwa pengusaha memulai sebuah usaha perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan kerja.
Pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang tentangberwirausaha. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang
punya ide, sehingga dalam berwirausaha diperlukan pengetahuan sehinggaide- idegagasan
yang kreatif
dan inovatif
dapat memunculkan
bentuk- bentukwirausaha yang terus aktual dan memiliki trend dalam kebutuhan
konsumen. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
Universitas Sumatera Utara
21 baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untukmemberikan kepuasan kepada konsumen Suryana 2003 : 13.
Pengalaman berusaha bisa diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha atau dari pengalaman kerja
dari suatu organisasi entrepreneurial. Berdasarkan penemuan di atas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha.
Adapun yang dimaksud pengalaman disini adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha
sendiri. Proses pembelajaran mencerminkan adanya kemauan untuk menanggapi
perubahan. Karena sistemnya yang informal, usaha kecil lebih mudah melakukanproses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana, biasanya
terjadi interaksi langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya wirausaha, karyawan pun dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu
produk baru. Bahkan karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide kreatif bisa muncul dari karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru
wirausahalah yang harus belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu terjadi proses pembelajaran.
Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.
Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:
Universitas Sumatera Utara
22 a.
Pengetahuan mengenai
usaha yang
akan dimasukidirintis
dan lingkunganusaha yang ada.
b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya: a.
Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus
memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Michael Harris dalam Suryana:
2010:5, “…wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkahlaku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
kewirausahaan. Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu
profesi yang timbul, karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian
kerjayang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha,
Universitas Sumatera Utara
23 melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi sehingga
menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil resiko.
Menurut Anoraga 2009:27 kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelangganmasyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih
banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien,
melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan nilai dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang.
1. Proses Berwirausaha
Proses yang mendorong seseorang untuk berwirausaha adalah keinginan berprestasi, sifat penasaran, berani menanggung resiko, pendidikan, dan
pengalaman. 2.
Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berwirausaha a.
Faktor lingkungan, seperti peluang, pengalaman, dan kreativitas. b.
Proses pemicu: diantaranya, tidak puas dengan pekerjaan yang dijalani sekarang, pemutusan hubungan kerja atau belum mendapatkan pekerjaan
baru dan minat terhadap bisnis karena orng tuasaudara juga memiliki bisnis.
Universitas Sumatera Utara
24 3.
Proses Pelaksana a.
Proses awal 1.
Siap mental 2.
Komitmen yang tinggi 3.
Visi untuk mencapai tujuan b.
Pada proses pertumbuhan 1.
Pembentukan tim kerja yang kompak 2.
Strategi usaha yang mantap 3.
Adanya produk yang dapat dibanggakan 4.
Adanya struktur dan budaya yang mantap 5.
Kebijakan pemerintah yang mendukung. Wirausaha entrepreneur merupakan seseorang yang mengambil resiko
yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalanbalas jasa berupa profit finansial maupun non finansial. Untuk
melaksanakan cita-cita ide menjadi suatu kenyataan tentu memerlukan usaha dan manajemen terhadap sumber daya yang ada. Demikian pula dengan resiko
yang sebelumnya sudah diperkirakan dan diperhitungkan, pada akhirnya tetap menjadi tanggung jawab si wirausaha itu sendiri. Disinilah letak keberanian
seorang wirausaha untuk mengambil keputusan bisnis dan menanggung semua resiko dari bisnis yang dilakukannya. Ada 4 tipe wirausaha yaitu :
1. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita
untukmenjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
25 2.
Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak
terkendali. 3.
Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modalbisnis masih hidup. Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau
meneruskan bisnisnya. 4.
Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya
manusianya. Proses untuk mengembangkan sebuah usaha baru terjadi pada proses
kewirausahaan entreupreneur process, yang melibatkan lebih dari sekedar penyelesaian masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus
menemukan, mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan mengatasi kekuatan yang menghalangi terciptanya suatu yang baru. Proses ini
memilki empat tahap yang berbeda: 1 Identifikasi dan evaluasi peluang 2 Pengembangan rencana bisnis 3 Penetapan sumber daya yang dibutuhkan 4
Manajemen perusahaan yang dihasilkan. Identitas peluang dan evaluasi merupakan tugas yang sangat sulit. Sebagian besar peluang bisnis yang baik tidak
muncul secara tiba-tiba melainkan merupakan hasil ketajaman seseorang pengusaha melihat kemungkinan pada beberapa kasus, pembentukan mekanisme
yang dapat mengidentifikasi peluang potensial. Prospektif kewirausahaan disajikan pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 2.1 Prospektif Kewirausahaan
Identifikasi dan evaluasi peluang
Pengembangan rencana bisnis
Kebutuhan Sumber Daya
Pengelolaan Perusahaan
1. Penilaian peluang
2. Penciptaan
dan jejak
3. Nilai peluang yang
rill dan diketahui 4.
Risiko dan
pengembalian dari peluang-peluang
bisnis 1.
Halaman judul 2.
Daftar isi 3.
Ringkasan Eksekutif
4. Bagian Utama
5. Deskripsi bisnis
6. Deskripsi Industri
7. Perencanaan
Teknologi 8.
Rencana Pemasaran
9. Rencana
Organisasi 10.
Rencana keuangan
11. Rencana produksi
12. Rencana operasi
1. Menentukan
sumber daya 2.
Mengidentifikas i
kesenjangan sumber
daya yang berbeda
3. Mengembangka
n akses
tekonologi yang dibutuhkan
1. Mengembangkan
gaya manajemen 2.
Memahami variable kunci
untuk sukses 3.
Mengidentifika si masalah dan
potensi masalah
Sumber: Hisrich 2001
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Universitas Sumatera Utara
27 Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak
berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin
positif terhadap obyek tersebut .
2. Informasi Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek immediate impact sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
Universitas Sumatera Utara
28 bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia
Universitas Sumatera Utara
29 madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup : 1.
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya. 2.
Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata
dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
2.1.3 Minat Berwirausaha