PENYAJIAN DATA Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini Penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan, melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam bab ini adalah “Bagaimana Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan Penulis, yaitu : pertama, penelitian diawali dengan pengamatan tentang aktivitas para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, dan juga dalam melayani masyarakat. Kedua, Penulis melakukan pengumpulan berbagai dokumen Kantor Camat Doloksanggul seperti dokumen tentang profil Kabupaten Humbang Hasundutan secara umum, profil Kecamatan Doloksanggul, struktur organisasi, dan data-data kepegawaian. Ketiga, Penulis melakukan serangkaian kegiatan wawancara dengan para informan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi informannya adalah informan kunci, yaitu Asisten I Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, yang diwakili oleh Kepala Bagian Tata Pemerintahan, Informan utama yaitu Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Informan tambahan adalah Pegawai Kantor Camat Doloksanggul dan masyarakat Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan karya-karya ilmiah yang ada, serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian. Penelitian data dilakukan selama kurang lebih 1 bulan di lokasi penelitian, tepatnya di Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Berikut ini akan disajikan hasil pengumpulan data yang dilakukan di Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh Penulis kepada para informan adalah pertanyaan yang bersifat umum tentang pengertian kepemimpinan dan pengertian prestasi kerja pegawai, serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan. Penulis bertanya tentang pengertian kepemimpinan kepada para informan. Dari hasil wawancara yang dilakukan; Sekretaris Kantor Camat, Jeni DK Siagian, SH., mengatakan : “Menurut saya, kepemimpinan adalah kegiatan memberdayakan dan mempengaruhi pegawai untuk bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat dan Pelayanan Umum, Katarina Nababan, mengatakan : “Yang dimaksud dengan kepemimpinan itu kan de....adalah kemampuan pimpinan dalam hal ini adalah Bapak Camat Doloksanggul, untuk mengarahkan, membimbing, dan mengayomi kami pegawainya untuk bekerja dengan baik dan sesuai dengan arahan Beliau khususnya dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Doloksanggul”. Selanjutnya dari staf Kantor Camat Doloksanggul Sandra Simamora, mengatakan : “Kalau kepemimpinan itu adalah bagaimana cara seorang pemimpin dalam mengorganisir, mengevaluasi, dan mengerti kami bawahannya hingga kepemimpinan yang baik itu nantinya mau memberikan motivasi untuk memperbaiki kesalahan bawahannya”. Kemudian Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd; mengatakan bahwa : “Kepemimpinan adalah kemampuan mengelola organisasi 1 SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah atau memberdayakan seluruh aparat, baik kepala seksi atau staf dalam artian kecamatan”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memberdayakan, mempengaruhi, mengarahkan, membimbing para pegawainya, dan bersifat mengayomi, merangkul, memotivasi dan mengerti akan keadaan pegawainya sehingga para pegawainya dapat bekerja sesuai dengan arahan dan kehendak pimpinan dalam mencapai tujuan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada kesempatan yang baik, Penulis juga melakukan wawancara kepada masyarakat yang kebetulan datang untuk berurusan ke Kantor Camat; yaitu yang pertama kepada Bapak Pendeta Rahmat Batubara – penduduk desa Sirisirisi : “Menurut amang Pendeta, bagaimana kepemimpinan Pak Camat sekarang ini?”. Beliau mengatakan bahwa : “Menurut saya, Camat sekarang sangat baik dan peduli dengan masyarakatnya. Bermasyarakat Beliau sangat bagus. Contohnya, seperti kemaren ada pemilihan kepala desa. Pak Camat sangat mengusahakan keamanan supaya tidak terjadi perdebatan dan bahkan perpecahan. Sangat amanlah waktu pemilihan kepala desa itu, dan Pak Camat juga mengikuti pemilihan itu sampai selesai”. Kemudian wawancara kedua yang dilakukan oleh Penulis adalah kepada Bapak Marilen Silaban – penduduk desa Saitnihuta : “Menurut bapak, bagaimana masyarakat menilai kepemimpinan Pak Camat?”. Beliau mengatakan bahwa : “Masyarakat desa Saitnihuta sangat senang dan sangat apresiasi yang baik kepada Pak Camat, Pak Opzen Simamora. Beliau sangat tanggap terhadap keluhan dan masalah masyarakat yang ada di desa. Bulan Juli 2014 yang lalu, desa kami jadi juara terbaik tingkat Kabupaten. Kemudian, pernah ada masalah di desa kami yang merugikan masyarakat. Di desa kami kan, ada perusahaan. Waktu itu, Pak Camat langsung turun ke lapangan, langsung datang ke desa kami untuk menge-cek masalah di lokasi, dan beliau langsung memberikan solusi yang baik. Kami senanglah sama Pak Camat ini”. Selanjutnya wawancara ke tiga yang dilakukan oleh Penulis adalah kepada Ibu Veronika Monalisa Br. Simarmata – penduduk kota Doloksanggul : “Menurut Ibu, bagaimana hubungan pegawai Kantor Camat dengan Masyarakat yang datang ke Kantor Camat untuk mengurus urusan?” Beliau mengatakan bahwa : “Yang saya lihat, sekarang ini pegawai Kantor Camat Doloksanggul sudah sangat baik dan ramah. Dan juga administrasi mereka sekarang sudah baik. Jadi setiap masyakarakat Doloksanggul yang datang ke kantor, dengan cepat mereka tangani dan layani. Sudah meningkatlah pelayanan mereka”. Dari hasil wawancara dengan masyarakat, mereka cukup puas akan pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Camat. Hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan Camat, yang menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kegiatan. Camat berusaha mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi yang efektif berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai, serta lebih mengutamakan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sebagai wujud pelaksanaan dari tugas atributif Camat dan juga sebagai upaya dalam mencapai visi kecamatan. Lebih lanjut, Penulis bertanya tentang suasana kerja di lingkungan Kantor Camat Doloksanggul selama kepemimpinan Camat Doloksanggul. Dari hasil wawancara yang dilakukan; staf Kantor Camat Doloksanggul Dorma Nurlita Purba, mengatakan : “Suasana kerja di lingkungan kantor ini adalah bagus dan kondusif, karena setiap seksi bagus mengerjakan kerjaannya dan tidak ada kendala yang sangat berat karena pegawainya saling bekerja sama”. Hal ini juga dibenarkan oleh Lolo Brigida Silalahi sebagai staf di Kantor Camat Doloksanggul, mengatakan : “Suasana di Kantor Camat ini sangat baik dan penuh kekeluargaan, sehingga semua pegawai yang bekerja di Kantor Camat ini merasa nyaman dan tanpa ada keterpaksaan. Bapak Camat sangat enak dalam memimpin kami, mengajak kami untuk selalu terbuka dalam setiap kegiatan kami, dan selalu menghimbau kami untuk tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa suasana kerja di Kantor Camat Doloksanggul sangat baik dan kondusif karena adanya kerjasama yang baik antara pimpinan dengan pegawainya, dan selalu merasa nyaman tanpa ada keterpaksaan dalam bekerja. Selanjutnya, Penulis bertanya kepada para informan tentang pengertian prestasi kerja pegawai. Dari hasil wawancara yang dilakukan; Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd, mengatakan bahwa : “Prestasi kerja pegawai, artinya secara pribadi saya mengharapkan kepada PNS pegawai Kantor Camat Doloksanggul agar mampu menerbitkan dengan cepat dan tepat minimal 1 surat, baik telaahan staf maupun nota dinas dalam sehari sesuai dengan ketentuan yang ada; dan juga mereka mampu menerjemahkan arahan atau disposisi pimpinan”. Kemudian Sekretaris Kantor Camat, Jeni DK Siagian, SH, mengatakan bahwa : “Prestasi kerja pegawai merupakan kemampuan dan kecakapan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan baik dan benar, dan selalu mencari cara untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas kesalahan untuk lebih baik lagi”. Selanjutnya dari staf Kantor Camat Doloksanggul, Mega Sihite, mengatakan bahwa : “Prestasi kerja pegawai adalah capaian hasil kerja yang lebih baik, atau upaya perbaikan bekerja secara terus-menerus dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pegawai”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa yang dimaksud dengan prestasi kerja pegawai adalah hasil kerja pegawai berdasarkan kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut, Penulis bertanya kepada para informan tentang bagaimana meningkatkan prestasi kerja pegawai. Dari hasil wawancara yang dilakukan, Sekretaris Kantor Camat, Jeni DK Siagian, SH, mengatakan bahwa : “Prestasi kerja merupakan hal yang paling penting dalam suatu unit kerja. Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan seseorang dalam pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, yang penting adalah setiap pegawai harus memiliki semangat kerja dan mengembangkan diri. Semangat kerja merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin; bagaimana hasil kerja kita dalam satu hari ini dan hari kemarin, dan hasil kerja kita hari ini dan hari esok, hendaknya kita buat sebagai bahan perbandingan dan penilaian untuk lebih baik lagi. Mengembangkan diri juga sangat penting, mengingat karena keterbatasan sumber daya manusia. Mengembangkan diri perlu untuk meningkatkan kemampuan kerja. Mengembangkan diri harus dilakukan semua pegawai di lingkungan Kantor Camat Doloksanggul, untuk melihat tantangan dan harapan yang akan dihadapi. Supaya para pegawai semangat, terkadang saya mengajak mereka untuk bercerita. Dan jika ada tugas ke luar kantor, misalnya ke Kantor Bupati, tidak ada kendaraan; saya langsung pinjamkan kendaraan saya untuk mereka pakai, yang penting semua tugas terselesaikan dengan baik”. Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd, mengatakan bahwa : “Selama saya disini, prestasi kerja pegawai masih sangat kurang. Sebab dalam mencapai prestasi kerja pegawai yang sesuai dengan diharapkan, sangat identik dengan karakter dan kemampuan bahkan keterampilan yang dimiliki pegawai, dimana karakter tersebut disebabkan oleh SDM pegawai itu sendiri; sehingga sangat sulit diharapkan untuk kinerja yang baik. Saya sering menyarankan para pegawai untuk selalu belajar, misalnya selalu berkoordinasi dengan unit kerja lain dan membaca buku yang berhubungan dengan tugas, membaca dan menelaah lebih dalam tentang uraian tugas, dan juga membaca undang-undang atau peraturan pemerintah, serta selalu berlatih dalam mengkonsep surat. Kebetulan di Kantor Camat ini, ada perpustakaan mini. Jadi dengan belajar dari pengalaman dan membaca buku, kualitas sumber daya manusia dari para pegawai selalu meningkat. Jika kualitas SDM pegawai meningkat, maka setiap perubahan yang terjadi baik perubahan kebijaksanaan, perubahan peraturan, kemajuan teknologi sekarang ini, mereka dapat mengatasinya dengan baik dan jika ada kesalahan dapat dilakukan perbaikan secara terus-menerus tanpa harus diperintahkan. Kemudian tentunya sebagai seorang pemimpin, saya selalu memotivasi pegawai dan selalu ikut dalam setiap kegiatan kantor. Sehingga setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, otomatis prestasi kerja mereka meningkat. Karena sesungguhnya, prestasi kerja sangat erat hubungannya dengan kualitas sumber daya manusia”. Lebih lanjut, Penulis bertanya kembali kepada Sekretaris Kantor Camat, Jeni DK Siagian, SH : “Seperti yang dikatakan Pak Camat, bahwa dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai; Pak Camat selalu memberikan motivasi kepada pegawai. Memberikan pemenuhan kebutuhan fisik maupun psikologis pada batas-batas kelayakan merupakan bagian dari motivasi. Menurut Ibu, selama ini bagaimana Pak Camat dalam memenuhi kebutuhan pegawai Kantor Camat”. Beliau mengatakan bahwa : “Menurut saya, proses pemenuhan kebutuhan pegawai dapat dikatakan baik. sejauh ini, pak Camat selalu menghargai usaha dan semangat kerja pegawai, Pak Camat juga selalu mengajarkan supaya semua pegawai di lingkungan kerja Kantor Camat Doloksanggul untuk selalu saling menghargai dan menghormati, dan Pak Camat juga selalu memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pegawai dalam rangka mengaktualisasikan diri pegawai yang bersangkutan. Kalau dari segi penghasilan, gaji Pegawai Negeri Sipil sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014. Gaji itu ditetapkan berdasarkan golongan dan masa kerja PNS yang bersangkutan. Kemudian tunjangan, PNS menerima tunjangan dari pusat dan dari daerah kabupaten. Kalau honor kegiatan sudah ditampung di APBD tahun berjalan. Mengenai insentif, Pak Camat memberikan seperti uang hari raya kepada pegawainya. Namun, pegawai di Kantor Camat Doloksanggul ini, sangat jarang untuk tugas ke luar kota. Misalnya ke medan. Karena memang koordinasi kecamatan lebih sering sampai di tingkat kabupaten saja. Kemudian sangat jarang juga mengikuti diklat, bimtek, atau workshop. Karena sesungguhnya tidak ada biaya untuk pelaksanaannya. Padahal hal itu merupakan sarana yang sangat penting dalam menumbuhkan semangat kerja pegawai dan juga dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai”. Sebagai seorang pimpinan, Camat juga selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pegawainya, Camat selaku pimpinan selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk lebih meningkatkan kinerjanya, selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pegawainya sehingga para pegawai lebih bersemangat dalam bekerja. Selain itu, Camat juga selalu membimbing dan mengarahkan para pegawainya dan menyarankan supaya selalu belajar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pegawainya. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan para pegawai Kantor Camat, Camat berusaha untuk selalu menghargai prestasi kerja para pegawai, menghargai usaha dan semangat kerja pegawai, mengajarkan supaya semua pegawai di lingkungan kerja Kantor Camat Doloksanggul untuk selalu saling menghargai dan menghormati, dan juga selalu memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pegawai dalam rangka mengaktualisasikan diri pegawai yang bersangkutan. Selanjutnya, Penulis bertanya kepada para informan tentang bagaimana pola hubungan hirearki antara bawahan dengan atasan dan atasan dengan bawahannya? Dari hasil wawancara yang dilakukan, staf Kantor Camat Daud Ricksel Pardomuan Siagian, A.Md, mengatakan : “Selama saya di sini, hubungan antara staf dengan Pak Camat dan sebaliknya adalah baik dan kompak, karena beliau sangat terbuka dengan para stafnya. Yang saya perhatikan, setiap ada masalah pribadi atau dalam lingkup kerja, Pak Camat sangat respon positif dalam memberikan bimbingan, nasihat ataupun masukan. Beliau sangat menghargai dan menghormati kami para stafnya. Pak Camat selalu datang ke setiap ruang, kadang untuk monitor pelaksanaan tugas, dan terkadang datang untuk beramah-tamah dengan pegawai. Pada kesempatan itu, Pak Camat mau bertanya kepada kami tentang adakah keluhan kami atau masalah yang kami hadapi. Tapi beliau tegas juga, ketika ada pekerjaan yang terlambat atau kurang maksimal dikerjakan”. Penulis juga bertanya kepada Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd : “Bagaimana hubungan Bapak dengan atasan langsung bapak? Apakah koordinasinya lancar?” Dari hasil wawancara yang dilakukan, Beliau mengatakan : “Pimpinan langsung saya adalah Pak Asisten I Pemerintahan, kemudian atasan pejabat penilai adalah Sekretaris Daerah. Jadi bentuk pertanggungjawaban saya adalah melalui laporan tertulis. Jadi kalau koordinasinya adalah baik, misalnya melalui panggilan telepon, sms, atau surat. Misalnya, kalau ada masalah di desa, saya selalu koordinasikan dengan Pak Asisten. Dalam setiap kegiatan, baik di Kabupaten, Kecamatan dan di Desa selalu saya koordinasikan dan konsultasikan dengan Pak Asisten I Pemerintahan”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa hubungan hierarki dan koordinasi antara pegawai dengan atasan Camat terjalin dengan baik. Gaya kepemimpinan yang dibahas dalam skripsi ini, yaitu partisipatif, motivatif, dan edukatif adalah benar-benar diterapkan oleh Camat selaku pimpinan. Sehingga para pegawai merasa memiliki sosok pimpinan yang mengerti setiap keadaan pegawainya, mengayomi, bijaksana dalam memberi solusi dan membuat keputusan. Dalam menjalin komunikasi yang harmonis dengan pegawainya, Camat ditengah-tengah kesibukannya selalu menyempatkan diri untuk datang berkunjung atau monitor ke setiap ruangan. Kemudian, hubungan koordinasi antara Camat dengan atasan langsung Asisten I Pemerintahan selalu terjalin dengan baik. Setiap kendala yang dihadapi Camat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Camat selalu berkoordinasi dan berkonsultasi kepada atasan langsungnya. Karena beliau berprinsip bahwa segala tindakan yang dilakukannya haruslah atas sepengetahuan dan seizin oleh pimpinan, supaya setiap pelaksanaan tugas, dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan terarah demi mencapai tujuan bersama. Kemudian, Penulis bertanya kepada para informan tentang yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan, yaitu fungsi instruktif. “Bagaimana Camat memberikan perintah kepada BapakIbu? Apakah dalam memberi perintah, Camat juga memberikan petunjuk sesuai dengan instruksinya? Dan apakah dengan instruksi tersebut, membuat BapakIbu termotivasi semangat?” Dari hasil wawancara yang dilakukan, staf Kantor Camat Doloksanggul Dorma Nurlita Purba, mengatakan bahwa : “Setiap instruksi yang diberikan oleh Pak Camat membuat pegawai termotivasi semangat. Dalam mengerjakan sesuatu karena administrasi yang diperintahkan kepada kami, apalagi kami seksi pemerintahan. Contohnya ada disposisi surat dari atasan kepada Pak Camat, dan dari Pak Camat kepada kami. Contoh, disposisi kepada saya : sdr. Br. Purba, kerjakan tugas ini. Jadi kalau tidak pada waktunya siap dikerjakan, otomatis Pak Camat datang langsung menjumpai saya dan menanyakan bagaimana tugas yang didisposisi oleh Beliau, dan memberikan semangat supaya cepat saya kerjakan. Tapi jika hasil yang saya kerjakan tidak sesuai dengan keinginan Beliau, Pak Camat terkesan marah dan kecewa, tetapi tetap memberikan waktu untuk diselesaikan dengan baik dan tetap membimbing saya tentang pekerjaan tersebut, supaya hasilnya nanti seperti yang diinginkan oleh Beliau”. Kepala Sub Bagian Keuangan Dumaria Simanullang, SE, juga mengatakan bahwa : “Pak Camat sangat tegas selama memimpin Kantor Camat Doloksanggul ini. Hal ini terbukti, jika ada surat yang telah didisposisi Beliau; maka pegawai yang telah dihunjuk untuk mengerjakan tugas tersebut harus cepat dilaksanakan dan cepat laporannya. Namun jika belum selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan Beliau, Pak Camat langsung jemput bola. Terkadang pegawainya diajari untuk mengerjakan tugas dimaksud, dan terkadang juga bersedia untuk terjun langsung membantu pegawai mengerjakan perintahnya, jika laporan dari tugas tersebut adalah urgent. Jadi diajarkan untuk tetap bertanggung jawab”. Selanjutnya, Penulis bertanya langsung kepada Camat Doloksanggul tentang fungsi instruktif : “Bagaimana cara Bapak memberikan instruksi kepada pegawai, supaya mereka dapat mengerti dan melaksanakan instruksi yang Bapak berikan”. Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd, mengatakan bahwa : “Sebagai pimpinan kecamatan, setiap seminggu sekali Saya memimpin apel. Setiap apel saya selalu jelaskan, supaya para pegawai menjalankan dan melaksanakan tugas berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Begitu juga kepada setiap seksi, selalu saya himbau supaya selalu berkoordinasi antar seksi atau koordinasi dengan sekretaris dalam tugas – tugas, dan saling bekerja sama agar hasilnya baik dan efisien”. Kemudian, Penulis juga bertanya kepada Camat Doloksanggul : “Bagaimana cara Bapak memotivasi pegawai, supaya instruksi yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang Bapak inginkan”. Beliau mengatakan bahwa : “Terkait motivasi, Saya selalu memberikan harapan-harapan pasti kepada pegawai. Misalnya, bagi pegawai yang rajin, memberikan pengusulan Kenaikan Gaji Berkala dengan cepat. Untuk yang tidak rajin tetap juga diberikan dorongan. Sehingga timbul persaingan positif dan membangun antar pegawai. Dan Saya sangat menghargai prestasi dan hasil kerja dari staf Saya. Namun jika tetap juga tidak ada perubahan yang baik dari pegawai, saya akan memberikan teguran bahkan hukuman. Misalnya, tidak menandatangani permohonan Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Gaji Berkala”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa sebagai seorang pemimpin, disamping memiliki sikap yang tegas kepada pegawainya juga memiliki sikap membimbing dengan tujuan supaya pegawai yang diberikan perintah, tetap semangat dalam melaksanakan perintahnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya rasa takut dan keterpaksaan pegawai, dalam melaksanakan perintah atau instruksi pimpinan. Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan, yaitu fungsi instruktif, Penulis memperhatikan bahwa disamping sikap tegas, Camat juga menerapkan gaya kepemimpinan yang bersifat partisipatif, motivatif, dan edukatif. Hal ini terbukti dengan adanya pegawai yang terlambat mengerjakan tugas sesuai instruksi, Camat langsung mendatangi pegawai tersebut dan menanyakan mengapa belum selesai; kemudian Camat ikut berperan mengerjakan tugas yang diperintahkannya, diberikan petunjuk mengerjakan tugas tersebut diajari, dan diberikan semangat supaya cepat prosesnya. Berarti, Camat sangat mengerti dan memahami keterbatasan sumber daya manusia pegawainya. Kemudian Penulis memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi konsultatif kepada informan. ”Apakah Camat selalu memberikan kesempatan kepada BapakIbu untuk menyampaikan saran dan pendapat sebelum dan sesudah keputusan ditetapkan?” Dari hasil wawancara yang dilakukan, staf Kantor Camat Doloksanggul Dorma Nurlita Purba, mengatakan bahwa : “Iya. Kalau ada rapat, sebelum ditetapkan ditanya dulu sama kami, stafnya. Misalnya dalam rapat tentang sosial kantor ini. Ditanya dulu sama kami, apa yang harus dibenahi di kantor ini, kemudian diputuskan oleh Beliau”. Kepala Sub Bagian Keuangan Dumaria Simanullang, SE, juga mengatakan bahwa : “Iya, selalu diminta saran atau pendapat kami. Misalnya dalam penyusunan SPJ pertanggungjawaban. Kami ditanya dulu, sudah sampai dimana kami kerjakan SPJ setiap kegiatan, apakah ada kendalanya, apakah ada yang kurang dimengerti, dan Pak Camat juga sering mengatakan; supaya kami selalu bekerjasama supaya SPJ cepat selesai. Setelah itu, Beliau menetapkan kapan terakhir SPJ itu, harus sudah di meja Beliau”. Kemudian, Penulis juga bertanya kepada Camat Doloksanggul : “Selama kepemimpinan Bapak, pernahkah Bapak menetapkan suatu keputusan? Keputusan dalam hal apa? Dan dalam merumuskan keputusan itu, apakah Bapak pernah berkonsultasi dengan pegawai?” Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd, mengatakan bahwa : “Iya. Ada beberapa keputusan di Kantor Camat. Misalnya, keputusan dalam menetapkan pengurus barang. Saya selalu koordinasikan terlebih dahulu kepada Sekretaris Camat, Kepala Seksi, bahkan kepada Pegawai yang bersangkutan yang dihunjuk bersama. Jadi selalu saya koordinasikan, apakah bisa dikerjakan atau tidak. Dan terkadang Saya bertanya kepada Sekretaris, kira- kira siapa yang bersedia dan mampu melaksanakan tugas tersebut sebelum Saya menetapkannya dalam suatu surat keputusan”. Penulis bertanya lagi kepada Camat Doloksanggul : ”Selama Bapak memimpin, pernahkah ada keluhan masyarakat tentang kinerja pegawai?” Beliau mengatakan bahwa : “Iya, pernah. Pertama saya memimpin, masyarakat selalu mengeluh tentang keramahan. Pegawai kantor camat kurang ramah dan kurang responsif dengan masyarakat. jadi melalui apel pagi, atau rapat bulanan, selalu saya sarankan kepada pegawai supaya selalu ramah, karena tugas kita adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. kemudian keluhan masyarakat tentang masalah pelayanan e-KTP. Jadi semua masalah yang dikeluhkan oleh masyarakat, langsung saya respon dengan baik dan staf yang membidangi saya arahkan untuk lebih serius, dan terkadang saya langsung ikut menyelesaikan urusan tersebut. Saya selalu memantau pegawai ke ruangan masing-masing, supaya lebih bersemangat untuk bekerja; khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam menjalankan fungsi kepemimpinan yaitu fungsi konsultatif, Camat selalu berusaha untuk mengembangkan kerja sama yang harmonis dengan para pegawainya. Setiap pegawai mengerjakan apa yang harus dikerjakannya dan bekerjasama dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memerlukan kebersamaan, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, secara bersama memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan menjalankan fungsi konsultatif ini, diharapkan keputusan – keputusan pimpinan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. Pada fungsi konsultatif ini, mengharuskan pimpinan untuk belajar menjadi pendengar yang baik, karena perbedaan kualitas sumber daya manusia pegawainya. Untuk itu, Camat harus lebih meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran, dan pendapat yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin, Camat harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan, prestasi, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pegawainya. Selanjutnya Penulis memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi partisipasi kepada Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd. “Setiap seksi yang ada di kantor camat ini, mempunyai tugas pokok dan fungsinya. Bagaimana partisipasi pegawai dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas pokok tersebut?”. Beliau mengatakan bahwa : “Sebenarnya banyak juga staf tidak memahami tufoksinya, dan tidak mampu untuk menerjemahkan apa sebenarnya tufoksi tersebut. Misalnya dalam setiap tufoksi ada dimuat, melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh pimpinan. Jadi ini terkadang sulit diterjemahkan. Artinya hanya fokus kepada pekerjaannya saja. Jadi kalu diperintahkan diluar tugasnya, mereka kurang siap. Jadi saya selalu jelaskan, bahwa disamping tufoksinya, harus siap juga melaksanakan tugas lain, misalnya koordinasi dengan kepala seksi, kasubag, atau sekretaris camat. Cuman memang ada beberapa staf yang dari segi SDM-nya kurang, jadi selalu diambil alih oleh staf yang lebih mampu, supaya pekerjaan tersebut lancar. Penulis juga memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi partisipasi kepada staf di Kantor Camat Doloksanggul Lolo Brigida Silalahi : “Jika ada suatu kegiatan yang sangat urgent, bagaimana sikap Camat supaya kegiatan tersebut dapat cepat selesai? Apakah camat turut berpartisipasi dalam proses pelaksanaannya atau hanya memerintah saja?”. Beliau mengatakan bahwa : “Bapak itu maunya kerjasama dengan staf de.... Enak bapak ini memimpin, kita selalu terbuka dalam setiap hal. Jika kita tidak tahu suatu kerjaan, Beliau mau membantu supaya cepat selesai. Apalagi jika berhubungan dengan pelayanan masyarakat, Pak Camat ini sangat responsif dan pelayanan yang diberikan harus lah secepat mungkin dan sesuai aturan. Jadi kami pegawainya Beliau, jadi terpacu untuk lebih rajin dan semangat bekerja”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam menjalankan fungsi kepemimpinan yaitu fungsi partisipatif, Camat berusaha untuk mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya. Setiap pegawai diberikan kesempatan untuk untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisijabatan masing-masing. begitu juga sebaliknya, Camat tidak berpangku tangan pada saat orang yang dipimpinnya melaksanakan perintahnya. Namun, Camat juga ikut dalam proses pelaksanaannya. Kerjasama sebagai hasil kegiatan koordinasi akan memperjelas posisi dan peranan setiap pegawai, sehingga mengetahui secara tepat partisipasi apa dan bilamana dapat dilakukannya untuk kepentingan organisasinya. Usaha mengembangkan partisipasi tidak sekedar ikut aktif dalam melaksanakan instruksi, tetapi juga dalam memberikan informasi dan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat atau memperbaiki keputusan-keputusan. Selanjutnya Penulis memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan, yaitu fungsi delegasi kepada Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd. “Pada bahasan kita sebelumnya, Bapak mengatakan bahwa sumber daya manusia pegawai di Kantor Camat ini sebahagian besar masih kurang, dan perlu perhatian serta pembinaan yang lebih dalam. Jadi, bagaimana cara bapak dalam mengembangkan SDM pegawai tersebut supaya prestasi kerja mereka meningkat?”. Beliau mengatakan bahwa : “Kalau secara kelembagaan di Kantor Camat, peningkatan SDM tidak ada. Cuman kalau dari BKD Badan Kepegawaian Daerah atau dari unit kerja lain, mungkin ada. Misalnya dipanggil untuk diklat, pasti saya tugaskan. Tapi kembali lagi, jika ada undangan karena tidak ada anggaran di kantor camat untuk diklat. Seperti kemaren, ada undangan untuk diklat tentang keasripan di Medan selama 3 hari dan biaya dari pihak penyelenggara. Berhubung dari segi persyaratan peserta minimal S1, maka saya tugaskanlah Kepala Sub Bagian Umum untuk mengikuti diklat pengembangan SDM tersebut. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya sering menyarankan para pegawai untuk selalu belajar, misalnya selalu berkoordinasi dengan unit kerja lain dan membaca buku. Kebetulan di Kantor Camat ini, ada perpustakaan mini. Jadi dengan belajar dari pengalaman dan membaca buku, lama-kelamaan kualitas sumber daya manusia dari para pegawai selalu meningkat. Kemudian, saya selalu mendekatkan diri kepada para pegawai. Saya bertanya langsung, apakah ada kendala selama proses pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta tugas-tugas lain yang saya printahkan. Dan mereka memang sering menyampaikan keluhan mereka, pada saat itulah saya sering mengajari, membimbing mereka; supaya pelaksanaan kegiatan nantinya dapat mereka mengerti. Selama saya memimpin di Kantor Camat ini, kinerja para pegawai bisa saya katakan sudah mulai membaik, tanggung jawab mereka bisa dikatakan tinggi terhadap pekerjaan mereka. Saya sangat menghargai pekerjaan mereka, usaha mereka, dan menghargai kemampuan mereka masing-masing”. Selanjutnya, Penulis juga bertanya kepada Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd. “Apakah bapak pernah melimpahkan wewenangtugas bapak kepada pegawai? Apa yang menjadi dasar penilaian tersendiri bagi bapak dalam melimpahkan wewenangtugas kepada pegawai? Dan pernahkah bapak mengalami kendala dalam melimpahkan wewenangtugas tersebut?”. Beliau mengatakan bahwa : “Selama saya jadi Camat Doloksanggul, saya pernah melimpahkan wewenangtugas kepada pegawai. Pertama, saya lihat dari segi kemampuan SDM-nya dan kedua saya lihat sesuai tupoksi mereka sebagai pegawai, dan kemudian dari disposisi surat. Dan sering saya mengalami kendala dalam mendelegasikan tugas, kendalanya pada SDM pegawai. Jadi untuk mengatasinya, saya sering koordinasi dengan Sekretaris Camat, sebaiknya kita disposisikan kemana. Dan juga dalam disposisi surat, sekretaris camat juga sering membuat catatan, sebaiknya kita tugaskan kepada si A. Disamping itu, untuk mengatasinya, saya semakin mendalami tufoksi masing-masing bidang di kantor camat ini, supaya kendala tersebut dapat diminimaliskan”. Kemudian Penulis melanjutkan wawancara kepada Sekretaris Kantor Camat, Jeni DK Siagian, SH : “Apakah bapak camat pernah melimpahkan wewenangtugas nya kepada pegawai? Kemudian, bagaimana bapakibu menyikapi nya dan bagaimana bentuk tanggung jawab yang bapakibu berikan terhadap pelimpahan tugas tersebut?”. Beliau mengatakan bahwa : “Khususnya kepada saya, pak camat sering melimpahkan wewenangtugas nya kepada saya. Begitu juga kepada kepala seksi dan kepala sub bagian di kantor camat ini. Sebagai seorang pegawai, tentunya saya segera melaksanakannya dan membuat laporannya secara tertulis. Misalnya, jika beliau berhalangan hadir, beliau pernah memerintahkan saya untuk menghadiri rapat di kabupaten, atau mewakili beliau dalam acara Musrenbang desa. Jadi dengan pelimpahan wewenang atau pendelegasian tugas Pak Camat kepada saya dan kepada kepala seksi maupun kepala sub bagian, berarti beliau menunjang peningkatan kualitas kami dalam bekerja atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam menjalankan fungsi kepemimpinan yaitu fungsi delegasi, Camat selalu berusaha untuk memanfaatkan orang yang dipimpin. Sekretaris Camat, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, memperoleh pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang sama atau seimbang, bagi pencapaian tujuan bersama. Berarti Camat membantu para pejabat struktural yang ada di kantor camat, dalam mengembangkan sikap dan kemampuan memimpinnya. Dengan begitu, para pegawai mengetahui secara pasti sumbangan yang dapat diberikannya untuk mencapai tujuan organisasinya, dan mengetahui bagaimana cara melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan, secara efektif dan efisien. Selanjutnya Penulis memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan, yaitu fungsi pengendalian kepada Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd : “Bagaimana cara bapak untuk mengatur aktivitas pegawai, supaya terarah dan tetap dalam koordinasi yang efektif?”. Beliau mengatakan bahwa : “Kalau terkait dengan pengendalian, tentu kaitannya juga dengan disiplin. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, jadi pertama bagi PNS yang tidak hadir 2 bahkan 1 hari, saya langsung pamggil ke ruangan saya, kenapa tidak hadir. Apalagi kalu tidak ada surat, saya sangat tegas. Karena surat lah yang bisa dipertanggung jawabkan. Jika staf ada yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, selama 3 hari berturut-turut; maka saya akan memberikan surat teguran I. Jika tidak diindahkan, selanjutnya akan saya berikan surat teguran ke II. Jika tetap tidak diindahkan dan tidak ditindak lanjuti oleh pegawai yang bersangkutan, maka saya akan layangkan surat panggilan tembusan kepada Badan Kepegawaian Daerah dan Iinspektorat, untuk diproses lebih lanjut. Dan sepanjang tahun 2014, tidak ada pegawai Kantor Camat Doloksanggul yang terkena hukuman disiplin. Saya selalu menghimbau staf saya untuk selalu bekerja sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, dan saya selalu mengikutsertakan staf saya dalam setiap kegiatan dan keputusan. Jadi aktivitas mereka dalam keseharian, tidak terpaksa untuk dilakukan; namun mereka jadi terdorong bertanggung jawab bersama. Khususnya tentang disiplin. Saya terapkan disiplin pada diri saya dulu. Setiap pagi saya yang mengisi daftar hadir. Akhirnya dengan begitu, disiplin mereka timbul karena ada keseganan yang wajar dan juga timbul dari diri mereka sendiri. Sesuai dengan peraturan yang ada, untuk rutinitas keseharian pegawai dimulai dari pukul 15.45 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Sejauh ini, peraturan tersebut selalu dipatuhi dan dilaksanakan oleh pegawai Kantor Camat”. Kemudian, Penulis melanjutkan wawancara dengan Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd : “Bagaimana bentuk pengawasan yang bapak lakukan terhadap pegawai? Dan apakah pengawasan tersebut berdampak kepada setiap pegawai agar terus semangat dalam meningkatkan prestasi kerjanya?”. Beliau mengatakan bahwa : “Saya selalu monitor, baik melalui daftar hadir. Saya juga setiap pagi selalu kontrol ke setiap ruangan, siapa yang tidak ada di ruangan, yang belum hadir, yang berhalangan untuk hadir. Bahkan sampai sore, saya selalu kontrol dan pantau ke setiap ruangan dan daftar hadir. Saya selalu monitor ke ruangan, dan melihat sejauh mana instruksi yang saya berikan sudah dilaksanakan. Tujuan saya melakukan monitor, selain untuk memantau kehadiran mereka, adalah untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam setiap proses pelaksanaan tugas. Selain memonitor, saya juga meminta laporan-laporan dari staf secara lisan maupun tulisan dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan perintah saya sebagai pimpinannya. Kemudian saya evaluasi, jika masih ada yang salah.....saya kembalikan kepada pegawai yang mengerjakan untuk diperbaiki. Dan memang hasilnya, sangat baik dan staf juga semakin semangat untuk terus meningkatkan prestasi kerjanya. Memang pengawasan dan pengendalian yang saya lakukan di kantor camat ini, saya jadikan alat untuk meningkatkan prestasi mereka, dan juga sebagai bahan saya baik dalam rapat maupun apel, untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan petunjuk bagi mereka untuk bekerja dengan baik dan bertanggung jawab”. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam menjalankan fungsi kepemimpinan yaitu fungsi pengendalian, seorang Camat harus berusaha menumbuhkan dan mengembangkan kesediaan dan kemampuan memikul tanggung jawab. Mendayagunakan pengawasan adalah sebagai alat pengendalian dan untuk meningkatkan prestasi kerja. Hasil-hasil pengawasan harus dijadikan sebagai bahan dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam bekerja. Dengan begitu, diharapkan setiap pegawai semakin bersemangat dalam meningkatkan prestasi kerjanya. Pada kesempatan yang baik juga, Penulis mempunyai kesempatan untuk mewawancarai atasan langsung Camat Doloksanggul. Atasan langsung Camat Doloksanggul adalah Asisten I Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, yang diwakili oleh Kepala Bagian Tata Pemerintahan, Bapak Rich J. Simamora, S.IP. Pada kesempatan tersebut, Penulis bertanya tentang apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi Camat Doloksanggul. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Bapak Rich J. Simamora, S.IP; mengatakan bahwa : “Yang menjadi tugas pokok dan fungsi Camat secara umum dan Camat Doloksanggul secara khusus adalah sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan Pada Organisasi Kecamatan Dan Kelurahan Kabupaten Humbang Hasundutan, yaitu : a. Tugas Delegatif dari pelimpahan kewenangan Bupati; b. Tugas Atributif yang melekat pada jabatan Camat. Dimana tugas delegatif Camat dalam melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani urusan Otonomi Daerah, antara lain:  Perizinan;  Rekomendasi;  Koordinasi;  Pembinaan;  Pengawasan;  Fasilitasi;  Penetapan;  Penyelenggaraan  Kewenangan lain yang dilimpahkan. Tugas atributif yang diselenggarakan oleh Camat adalah : a. Mengkoordinasikan Kegiatan Pemberdayaan masyarakat; b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah; d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan di tingkat Kecamatan; f. Membina Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintah Desa. Sedangkan fungsi Camat adalah : a. Melakukan Pengaturan terhadap kehidupan bersama warga; b. Melakukan pembangunan dalam beberapa aspek kehidupan; c. Melakukan pemberdayaan kepada masyarakat; d. Melakukan pelayanan kepada masyarakat; e. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada masyarakat. Selanjutnya, Penulis juga bertanya tentang bagaimana kinerja Camat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Bapak Rich J. Simamora, S.IP; mengatakan bahwa : “Kinerja Camat Doloksanggul dalam kurun waktu 1 satu tahun, selama tahun 2014 adalah baik, dalam menjalin koordinasi dengan atasan, dengan pegawai dan juga dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan laporan bulanan Camat, dimana : 1. Camat disiplin dalam : a. Menghadiri rapat di kabupaten b. Menyampaikan laporan harian Camat c. Menyampaikan laporan bulanan Camat 2. Dalam hal membina staf, Camat melaksanakan peraturan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hal ini terbukti, dimana selama tahun 2014, tidak ada PNS di Kecamatan Doloksanggul yang dikenakan hukuman disiplin. 3. Camat pro aktif dalam perencanaan pembangunan musrenbang kecamatan dan desa. 4. Camat pro aktif dalam menangani kasus-kasus di kecamatan dan desa, seperti : a. Penyelesaian kasus terminal Doloksanggul b. Penyelesaian kasus pelebaran jalan Letkol di Kecamatan Doloksanggul c. Penyelesaian kasus pelebaran jalan Simarsasar di Kecamatan Doloksanggul d. Penyelesaian konflik pemilihan kepala desa.” Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Camat Doloksanggul selalu berusaha menciptakan kepemimpinan yang efektif, aktif, dinamis, dan terarah. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Camat Doloksanggul tetap menjalin hubungan manusiawi human relationship yang efektif baik kepada staf dan masyarakat, berdasarkan pada prinsip saling menghormati dan menghargai sebagai upaya dalam mewujudkan visi dan misi Kecamatan Doloksanggul. Tidak adanya pegawai kantor camat Doloksanggul yang dikenai hukuman disiplin selama tahun 2014, merupakan suatu prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi Camat Doloksanggul.

BAB V ANALISIS DATA