diasosiasikan dengan beberapa emosi yang berbeda pula, tetapi
perbedaan itu sangat tipis. 2. Komponen dasar emosi
Terdapat empat komponen dasar dari emosi, yaitu : a
Stimulus, situasi rangsangan yang menimbulkan reaksi b
Conscious experience, emosi yang kita rasakan c
Physiological arousal, sikap tubuh yang dihasilkan oleh sistem saraf otonom dan kelenjar endokrin
d Behaviour, respon yang dilakukan oleh organisme sebagai satu
kesatuan pola reaksi yang berwujud perbuatanaktivitas.
B. EMOSI MUSIKAL 1. Pengertian emosi musikal
Emosi musikal merupakan keadaan pada diri individu berupa perasaan baik positif maupun negatif, disertai keterbangkitan fisik terkait perilaku
yang disebabkan oleh musik Koelsch, 2012. Menurut Juslin Sloboda2010 emosi musikal merupakan yang digunakan dalam jangka
pendek untuk emosi yang diinduksi oleh musik, tanpa implikasi lebih jauh tentang sifat yang tepat dari emosi ini. Sehingga berdasakan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa emosi musikal merupakan reaksi afektif cukup singkat namun intens yang melibatkan sejumlah sub-komponen
seperti subjective feeling, psychological arousal, expression, action
Universitas Sumatera Utara
tendency, dan regulasi yang lebih kurang saling terhubung yang dibangkitkan oleh musik.
2. Mekanisme keterbangkitan emosi musikal
Juslin dan Västjäll 2008 menyatakan bahwa ada beberapa perbedaan mekanisme emosi pada musik dengan mekanisme yang mendasari
kebangkitan dari emosi dasar. Dalam penelitian Juslin Sloboda 2010 mencoba
menguraikan mekanisme
yang membuat
musik dapat
menyebabkan munculnya emosi. Enam mekanisme yang mendasari keterbangkitan emosi oleh musik, yakni:
a. Refleks batang otak brain stem reflexes
Refleks batang karena sifat-sifat dasar akusitik seperti, timbre, attack time, intensiti, konsonandisonan. Otak mengacu pada proses satu
atau lebih karakteristik musik yang menyebabkan emosi. Karakteristik musik dasar diterima oleh batang otak sebagai sinyal yang penting dan
mendesak. Menurut mekanisme reflek batang otak, masing-masing elemen memiliki dampak yang sama pada semua orang. Suara yang tiba-tiba,
suara yang keras, disonan, atau tempo yang cepat akan mendorong emosi tidak menyenangkan pendengar.
b. Pengkondisian evaluatif evaluative conditioning
Merupakan proses membangkitkan emosi yang beberapa kali dipasangkan dengan stimulus positif atau stimulus negatif. Sebagai contoh,
sebagian musik dipasangkan dengan kejadian perpisahan dengan teman
Universitas Sumatera Utara
yang menyedihkan. Di lain waktu ketika sebagian musik diulang, maka musik tersebut akan mendatangkan kesedihan tanpa kehadiran dari teman.
c. Penularan emosi emotional contagion
Penularan emosi merupakan keadaan dimana pendengar merasakan fitur emosional atau ekspresi musik yang relevan dan kemudian meniru
fitur dan ekspresi secara internal. d.
Citra visual visual imagery Mekanisme citra visual merupakan keadaan dimana musik
membangkitkan bayangan dengan kualitas emosinal terjadi karena pendengar musik menciptakan bayangan visual saat mendengarkan musik,
misalnya pemandangan yang indah. e.
Ingatan episodik episodic memory Mekanisme ingatan episodik merupakan proses dimana musik
membangkitkan emosi pendengar mengenai ingatan tentang suatu kejadian dalam hidupnya.
f. Harapan akan musik musical expectancy
Merupakan keadaan dimana musik yang menyebabkan emosi adalah musik yang melanggar, tertunda, atau sesuai dengan harapan
pendengar akan kelanjutan dari musik. Misalnya pendengar yang mempunyai harapan dari perubahan dari nada E-F akan dilanjutkan ke
G. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka pendengar akan terkejut.
Universitas Sumatera Utara
3 Komponen reaksi utama emosi musikal
Menurut Juslin dan Västjäll 2008 ada 3 reaksi utama emosi yang dibangkitkan oleh musik adalah:
a Psychological arousal, terkait dengan perubahan otonom dan aktivitas
endokrin. b
Subjective feeling,
seperti perasaan
menyenangkan, tidak
menyenangkan, sedih, dll. c
Motor expression, seperti tersenyum atau cemberut Grewe, Nagel, Kopiez, Altenmüller, 2007.
Bahkan musik sering membangkitkan action tendencies, menari, menghentakkan kaki, bertepuk tangan, dll. Hingga akhirnya, musik bisa
memodulasi aktivitas dalam semua struktur otak yang disebut limbik dan paralimbik yaitu, dalam struktur-struktur yang menghasilkan emosi,
menunjukkan bahwa emosi musik tidak hanya membangkitkan ilusi terhadap pikiran tetapi juga dapat membangkitkan
‘real’ emotion Koelsch, 2012.
4. Faktor yang mempengaruhi emosi musikal
a Musical Factor
1 Musik itu sendiri, seperti: timbre, sound level, genre, style suatu
musik. 2
Collative Variables Yakni complexity, orderliness, dan familiarity yang mana ketika
individu akrab familiar dengan musik yang didengar maka akan
Universitas Sumatera Utara
memicu memori terkait kenangan-kenangan sepanjang hidup baik yang berhubungan dengan teman dekat, cinta, dan kehilangan
Baumgartner, 1992. Memori akan kenangan tersebut akan berpengaruh pada emosi yang dibangkitkan oleh musik Laukka,
2007. 3
Performance Context Musik yang didengar berasal dari penyanyi langsung atau melalui
rekaman.
b Personal Factor
Ada beberapa faktor pendengar yang mempengaruhi emosi musikal yakni:
1 Preferensi
Menurut Juslin Sloboda 2010, frekuensi ketika individu mendengarkan musik yang tidak mereka pilih untuk dengar atau
terpaksa didengar akan lebih emosi negatif daripada musik yang sengaja ingin mereka dengar sukaiprefernsi musik mereka.
2 Usia
Usia merupakan salah faktor yang mempengaruhi emosi musikal dikarenakan terjadi proses pengembangan yang berimplikasi pada
pembelajaran dan keterbukaan terkait emosi yang dirasakan. Untuk usia 3-4 tahun lebih akurat dalam mempersepsi
kebahagiaan dan kesedihan dibandingkan dengan marah, takut,
Universitas Sumatera Utara
dan netralitas dalam musik. Usia 5-7 tahun dapat mengidentifikasi kebahagiaan, sedih, takut, dan netralitas tetapi tidak pada marah
Stachó, Saarikallio, van Zijl, Huotilainen, Toiviainen, 2013. Secara umum, emosi arousal tinggi seperti kebahagiaan dan rasa
takut lebih mudah bagi anak-anak untuk identifikasi daripada emosi dengan arousal yang seperti kesedihan atau kedamaian.
Namun mulai usia 11 tahun sampai pada dewasa muda dapat mengeskpresikan
emosi musikal
dengan baik
Hunter, Schellenberg, Stalinski, 2010. Sementara orang dewasa tua
older adult menunjukkan penurunan terhadap pengenalan akan emosi negatif seperti kesedihan, namun mereka dapat mengenali
emosi positif dalam musik seperti orang dewasa muda lakukan Juslin Laukka, 2004.
c Situational Factor
Ada beberapa faktor situasional yakni: 1
Faktor fisik lokasitempat mendengarkan musik 2
Faktor sosial mendengarkan sendiri atau bersama dengan orang lain atau perilaku si pemain musik atau pendengar, budaya
pendengar
5. Pengukuran emosi musikal
Juslin dan Västjäll 2008 mengemukakan bahwa ada 3 reaksi utama emosi yang dibangkitkan oleh musik yakni psychological arousal,
Universitas Sumatera Utara
subjective feeling, dan motor expression yang kemudian diikuti dengan action tendencies. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan
mengukur komponen subjective feeling. Zentner 2008 menyatakan bahwa beberapa emosi lebih dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan saat
mengalami daripada dimanifestasikan ke dalam bentuk perilaku yang tampak seperti fisiologis dan ekspresi. Untuk itu lebih cocok meneliti emosi
musikal melalui fenomena pengalaman dengan tetap memasukkan status emosi yang tidak menunjukkan ekspresi behavioral manifestation namun
tetap tinggi merepresentasikan karakteristik reaksi dalam mendengarkan musik.
Komponen subjective feeling dari emosi musikal akan diukur dengan self-reported. Terdapat dua tipe pengalaman emosi dalam mendengarkan
musik, yaitu perceived dan felt emotion . Dikatakan bahwa perceived emotion ketika pendengar diminta untuk menentukan emosi yang
digambarkan oleh musik, misalnya musik ini menggambarkan kesedihan sedangkan dikatakan felt emotion ketika pendengar diminta untuk
melaporkan bagaimana perasaan yang ditimbulkan oleh musik. Emosi musikal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah felt emotion. Hal ini
sejalan dengan teori Zentner dan Scherer 2008 yang menekankan pada emosi yang dirasakan oleh seseorang saat mendengarkan musik dan
merupakan pengalam subjektif setiap orang atau yang dikenal dengan istilah ”sense of feeling”.
a Pengukuran emosi musikal berdasarkan metode self-report, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1 Likert Scales. Subjek diminta merating misalnya:
“sangat sedikit, sedikit, sedang, banyak,
dan sangat banyak” skala yang berisi daftar kata emosi musikal.
2 Adjective Checklist. Subjek diminta memilih kata yang sesuai
dengan apa yang dirasakan. Contohnya Activation-Deactivation Adjective Check List.
3 Visual Analogue Scale. Subjek diminta merating skala emosi
musikal yang terdiri dari 2 kategori pilihan, misalnya “ tidak senang sama sekali “ atau “ sangat senang”.
4 Non Verbal Evaluation Task. Pada tipe ini stimulus emosi
disusun tanpa menggunakan kata-kata. Contohnya Self Assesment Manikin scale SAM, dimana emosi diukur dengan menggunakan
gambar yang sesuai dengan ekspresi wajah, sehingga dapat digunakan pada anak-anak.
5 Diary Study. Berupa laporan sehari-hari mengenai emosi subjek,
penyebabnya, serta efek yang ditimbulkan. 6
FreePhenomenological reportnarative method. Berupa deskripsi pengalaman personal. Format dapat bervariasi mulai dari
pengalaman emosi sebelumnya maupun pengalaman emosi terbaru yang dirasa penting.
b Pengukuran emosi musikal berdasarkan teori atau model emosi
Metode self-report
dapat menggambarkan
emosi musikal
berdasarkan model emosi, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1 Basic Emotion Model
Basic emotion model atau discrete model berdasarkan pada pengertian emosi secara umum universal yang mana didalamnya
terdapat fear, anger, disgust, sadness, happiness, shame, embrassment, contempt, dan guilt. Pengkategorian yang mudah,
digunakan pada penelitian fisiologi dan neurologi emosi, dan dapat diwujudkan dalam gambar ekspresi wajah. Namun
mempunyai akurasi diskriminatif yang rendah dibandingkan dimensional dan domain specific model Vuoskoski Eerola,
2011. 2
Dimensional Model Merupakan alternatif dari basic emotion model. Emosi yang
digambarkan dengan model ini merupkan penggabungan 2 inti dimensi yakni valence dan arousal. Kelemahan dari model ini
adalah tidak mampu menghitung varian emosi yang ditimbulkan oleh musik dan penyelarasan sumbu tidak selalu sesuai dengan
sistem fisiologis yang mendorong pengalaman emosi yang dibangkitkan oleh musik.
3 Domain Specific Model
Model emosi ini muncul karena sebagian peneliti berpendapat bahwa emosi secara umum tidak dapat menangkap
emosi yang ditimbulkan oleh musik. Dimulai dengan adjective clock” sebuah lingkaran yang berisi 8 klaster dengan 6-11 kata
Universitas Sumatera Utara
sifat di setiap klaster yang dibuat oleh Havner. Kemudian 3 bipolar emotion, gaiety vs gloom, tension vs relaxation, solemnity
vs triviality yang dibuat oleh Wedin. Hingga akhirnya Asmus menyusun istilah emosi yang relevan dengan musik
menggunakan metode faktor analisis. Penelitian yang dilakukan Amus dikembangkan Zentner yang juga menggunakan metode
analis faktor yang diberi nama GEMS Geneva Emotional Music Scale.
GEMS dibentuk melalui 4 penelitian yang saling berhubungan, penelitian pertama dan kedua dikhususkan untuk
menyusun istilah emosi yang relevan dengan musik. Penelitian ketiga mereka mulai merating istilah musik yang relevan untuk
mengkonfirmasi prosedur faktor analisis. Sedangkan penelitian keempat mereka membandingkan ketiga model self-reported
emosi musikal, dan didapatkan hasil bahwa GEMS lebih baik digunakan dalam pengukuran emosi yang dibangkitkan oleh
musik dimana pendengar lebih mendeskripsikan apa yang mereka rasakan dengan istilah-istilah yang direpresentasikan dalam
GEMS, dan GEMS meningkatkan kesepakatan antar pendengar dalam merating kutipan musik Zentner Scherer, 2008. GEMS
memiliki 9 kategori emosi musikal yakni wonder, transcendence, tenderness, nostalgia, peacefulness, power, joyful activation,
sadness, dan tension. Hal ini didukung dengan penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Torres-Eliard, Labbé Grandjean bahwa GEMS lebih dapat mengekspresikan emosi yang dibangkitkan oleh
musik dengan pendekatan Domain Specific Model Torres-Eliard, Labbé, Grandjean, 2012.
C. MUSIK 1. Pengertian Musik