Busi Denso Iridium Karakteristik Torsi Mesin dengan Variasi 2 Jenis Koil
RPM Koil Standar
N.m Koil KTC Racing
N.m 5500
11.82 11.72
5750 11.97
12.14 6000
12.06 11.97
6169 12.06
12.22 6250
12.07 12.09
6432 12.25
12.09 6500
12.09 11.96
6750 11.95
11.8 7000
11.54 11.52
7250 11.17
11.38 7500
10.83 11.1
7525 10.83
11.07 7725
10.81 11.07
7750 10.65
10.7 8000
10.16 10.34
8250 9.97
9.8 8500
9.37 9.43
8750 8.86
9.16 9000
8.87 8.62
9250 8.23
8.5 9500
5.13 5.93
Pada pengujian perbandingan torsi pada koil standar dan koil KTC Racing dengan Denso Iridium diperoleh grafik perbandingan pada gambar 4.14, dimana
torsi yang dihasilkan oleh koil Standar sebesar 12.25 N.m pada 6432 rpm lebih besar dibandingkan dengan hasil pengujian torsi pada koil KTC Racing hanya
sebesar 12.22 pada 6169 rpm. Pada saat penggunaan busi Denso Iridium dan koil standar diperoleh hasil torsi 1.16 lebih kecil dibandingkan penggunaan busi NGK
standar dan koil standar. Besar torsi yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis koil yang dipakai, bentuk elektroda busi dan kondisi mesin. Pada koil KTC Racing
mengalami penurunan daya yang dihasilkan yang disebabkan oleh besar bunga api tidak sebanding dengan jumlah bahan bakar yang digunakan dalam kondisi mesin
standar.
Gambar 4.14. Perbandingan torsi koil standar dan koil KTC Racing pada busi
Denso Iridium Dari perbandingan hasil torsi antara koil standar dan koil KTC Racing dapat
disimpulkan bahwa jenis koil yang digunakan mempengaruhi besar bunga api yang dihasilkan oleh busi. Dapat diambil kesimpulan bahwa torsi yang paling besar
dihasilkan pada saat penggunaan koil KTC Racing dan busi standar dengan kondisi mesin standar dimana menghasilkan peningkatan torsi sebesar 0.89 bila
dibandingan pada penggunaan koil standar dan busi NGK Standar. Hasil yang didapat pada pengujian ini sama dengan yang didapatkan pada
peneliti yaitu Puspitasari 2009 bahwa bentuk elektroda busi dan jenis koil yang digunakan dapat berpengaruh pada besar daya yang dihasilkan pada motor bensin
4 langkah.