Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat BPR Provinsi Lampung

Utara sebesar 90.07. Sedangkan terendah di kabupaten Way Kanan, Lampung Barat, Mesuji,Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang Barat yaitu masing-masing sebesar 0.00. Pada BOPO tertinggi terdapat di kota Metro yaitu sebesar 194.99. Sedangkan terendah di kabupaten Mesuji dan Pesawaran yaitu masing-masing sebesar 0.00. Pada ROA tertinggi terdapat di kabupaten Pringsewu Sebesar 3.92. . Sedangkan terendah di kabupaten Mesuji, Pesawaran dan Tulang Bawang Barat yaitu masing-masing sebesar 0.00. Pada ROE tertinggi terdapat di kabupaten Lampung Selatan sebesar 103.71. Sedangkan terendah di kabupaten Way Kanan, Lampung Barat, Mesuji, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus dan Tulang Bawang Barat yaitu masing-masing sebesar 0.00. Dan NPL tertinggi terdapat di kota Bandar Lampung yaitu sebesar 3.00. Sedangkan terendah di kabupaten Mesuji, Pesawaran, Tulang Bawang Barat yaitu masing-masing sebesar 0.00. Pada perkembangannya, Bank Perkreditan Rakyat Di Propinsi Lampung seluruhnya telah mempunyai unit oprasional yang terdiri dari : 1. Seksi Kas Teller 2. Seksi Pembukuan Akunting 3. Seksi Dana 4. Seksi Marketing Kredit Pembiayaan Pemilik BPR di Propinsi Lampung Terdiri dari badan usaha dan perorangan yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Pada jajaran pengurus Dewan Komisariat dan Direksi sebagian besar terdiri dari mantan praktisi bank umum swasta, pensiunan bank pemerintah, dan mantan pegawai BPR di bidang teknologi. Tabel 4.4 Rekap Data Jumlah Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Wilayah Provinsi Lampung NO KABUPATEN KANTOR PUSAT KANTOR CABAG KANTOR KAS ATM 1 Bandar Lampung 12 3 1 1 2 Metro 2 2 1 3 Lampung Tengah 4 3 4 1 4 Lampung Selatan 2 2 1 5 Lampung Utara 1 2 1 6 Lampung Timur 3 2 3 1 7 Lampung Barat 2 1 8 Tanggamus 9 Tulang Bawang 1 6 1 10 Way Kanan 3 11 Pringsewu 5 12 Pesawaran 13 Tulang Bawang Barat 14 Mesuji Total 25 30 9 6 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Lampung 2014 Kator Pusat : 25 Kantor Cabang : 30 Kantor Kas : 9 Jumlah Kantor : 64 Dari tabel tersebut dapat di lihat jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat konvensional di wilayah Propinsi Lampung adalah sebanyak 64 kantor dan 6 ATM. Tabel 4.5 Data Jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Wilayah Propinsi Lampung NO KABUPATEN KANTOR PUSAT KANTOR CABAG KANTOR KAS ATM 1 Bandar Lampung 2 2 Metro 1 1 1 3 Lampung Tengah 1 1 4 Lampung Selatan 1 5 Lampung Utara 1 1 6 Lampung Timur 1 7 Lampung Barat 8 Tanggamus 1 9 Tulang Bawang 1 10 Way Kanan 1 11 Pringsewu 1 12 Pesawaran 13 Tulang Bawang Barat 14 Mesuji Total 8 4 3 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Lampung 2014 Kator Pusat : 8 Kantor Cabang : 4 Kantor Kas : 3 Jumlah Kantor : 15 Dari tabel tersebut dapat dilihat jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah di wilayah Propinsi Lampung adalah sebanyak 15 kantor. Dengan demikian jumlah keseluruhan Kantor Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Propinsi Lampung sebanyak 79 kantor dengan rincian 64 kantor BPR Konvensional dan 15 kantor BPR Syariah. 65

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

1. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah residual dari model yang terbentuk memiliki varians yang konstan atau tidak. Suatu model yang baik adalah model yang memiliki varians dari setiap gangguan atau residualnya konstan. Dalam penelitian ini pengujian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengancara meregresikan variabel-variabel independen dengan nilai absolut residualnya Gujarati, 2006. Berdasarkan uji Glejser didapatkan nilai probabilitas utnuk semua variabel bebas atau independen yaitu tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5 persen. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa adanya homokedastisitas antara variabel-variabel independen atau dengan kata lain terbebas dari heteroskedastisitas. Di bawah ini merupakan output hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser. Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Koefisien Probabilitas C 0.749742 0.5403 CAR? -0.005750 0.5767 LDR? 0.013280 0.2329 BOPO? -0.005427 0.6561 Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas CAR, LDR dan BOPO pada BPR di kota Bandar Lampug masing-masing adalah 0,5767, 0,2329, 0,6561 0,05 sehingga terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

2. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kolerasi yang signifikan di antara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen, yaitu dengan menguji koefesien korelasi antar variabel independen dengan ketentuan apabila nilai koefisien korelasi 0,8 maka terdapat multikolinearitas sedangkan apabila nilai koefisien korelasi 0,8 maka tidak terdapat multikolinearitas. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dengan variabel dependen. Tabel 5.7 Hasil Uji Multikoliniearitas Variabel Nilai Koefisien Korelasi CAR? 0.044498 LDR? 0.031582 BOPO? 0.056794 Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan pengujian korelasi parsial antar variabel independen secara bergantian didapatkan hasil bahwa pengujian korelasi variabel CAR, LDR dan BOPO pada BPR di kota Bandar Lampung mempunyai nilai koefisien regresiR 2 = 0,044498, 0,031582, 0,056794 0,8. Nilai koefisien korelasi ketiga variabel independen lebih besar dari 0,8, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya masalah multikolinearitas antar variabel independen.

B. Pemilihan Metode Pengujian Data Panel

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Untuk memilih model pengujian yang paling tepat digunakan dalam mengelola data panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan. Pertama, Uji Chow digunakan untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang dipakai dalam estimasi. Kedua adalah Uji Hausman yang dipakai untuk menentukan model fixed effect atau model random effect yang digunakan.Ketiga yaitu Uji Lagrange Multiplier LM digunakan untuk memilih antara common effect atau random effect.

1. Uji Chow Uji Likehood Ratio

Uji Chow merupakan pengujian untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesis uji Chow adalah : H : Common Effect Model H 1 : Fixed Effect Model Jika Probabilitas Cross-section Chi-Square 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak, jika Probabilitas Cross-section Chi-Square 0,05 maka Hipotesis Nol ditolak dan H 1 diterima. Hasil uji pemilihan model pengujian data panel menggunakan uji Chow adalah sebagai berikut : Tabel 5.8 Hasil Uji Chow Effects Test Statistic

d.f. Prob.

Cross-section F 3.058019 10,30 0.0086 Cross-section Chi-square 30.921904 10 0,0006 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua nilai probabilitas Cross Section F dan Cross Section Chi-Square yaitu masing-masing bernilai 0,0086 dan 0,0006 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga menolak hipotesis nol. Maka

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KOTA PASURUAN DI KOTAMADYA PASURUAN

1 6 15

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Keuangan BPR Syariah di Provinsi Lampung

0 16 70

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN MAGELANG

4 12 144

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Survey pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Sukoharjo).

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Eks. Karesidenan Surakarta.

0 1 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Eks. Karesidenan Surakarta.

0 2 9

NASKAH PUBLIKASI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Eks. Karesidenan Surakarta.

0 2 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Survei pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Boyolali).

0 2 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH KARANGANYAR.

0 0 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Bermasalah Pada Nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Semarang Tahun 2006.

0 0 2