65
C. Pemilihan Indikator Kunci untuk Memantau Hasil
Bagi Pelaksana Program, untuk mengembangkan indikator hasil yang tepat, perlu menjawab pertanyaan ini: “Bagaimana kita
mendefinisikan sukses? Bagaimana sukses yang ingin kita lihat? dan bagaimana kita mengukurnya?” Sukses di balai PISAMP sendiri dalam
program pengembangan pengelolaan lingkungan yaitu, dapat tercapainya target pemerintah di tahun 2019 dengan target trend untuk sanitasi 100
permukiman kumuh 0 air minum juga 100 dan 20.000 SR di Tahun 2017 sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat terkait dengan
kawasan permukiman, sebab dengan lingkungan yang sanitasinya baik akan terjuwudnya kesehatan bagi masyarakat. Menjadikan outcome
sebagai sesuatu yang dapat diukur bukanlah hal yang mudah. Schiavo- Campo menyatakan bahwa menetapkan indikator kinerja secara „CREAM‟
adalah salah satu kriteria penting dalam mengembangkan indikator untuk proyek, program, atau kebijakan. Ada satu konsep yang dapat digunakan
sebagai panduan dalam mengembangkan dan memilih indikator maupun indikator kunci, yaitu konsep CREAM. Clear berarti indikator haruslah
tepat dan tidak ambigubermakna ganda. Relevant berarti bahwa indikator haruslah cocok untuk subjek yang diamati atau yang akan diukur,
Economic berarti bahwa indikator bisa tersedia dengan biaya yang wajar, ketika mengukur atau mendapatkan informasi. Adequate berarti bahwa
indikator harus menyediakan dasar yang cukup untuk menilai kinerja. Dan Monitorable berarti bahwa indikator harus dapat divalidasi oleh lembaga
66
lain. Berikut kutipan wawancara mengenai anggaran di Balai PISAMP 6 Januari 2016
“untuk dana dari program sebelumnya kenaikannya hanya 6 maksimalnya kita tiap tahunnya, kalau tidak habis kita ambil bukan
yang 6 bahkan turun pun tidak masalah, perihal dana pastinya tergantung program kegiatan, kan kita bisa memprediksi mestinya
gini gini perlu dana segini. Nah ini gk perlu seperti contoh sanitasi berbasis masyarakat berarti gak usah aja. Jadi ada kemungkinan
kita bisa turun dana nya tiap tahun. Selain itu kita juga dinilai oleh pemprov mas
” Tetapi dalam kenyataan ditemukan kenaikan dana yang cukup
signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014
ProgramKegiatan Pagu Biaya Rp
Tahun 2013 Tahun 2014
Program Pengembangan
Pengelolaan Air Limbah
4.358.575.431 6.001.395.000
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah
2.699.360.000 2.784.580.600
Rehabilitasi Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Air Limbah
505.757.931 869.369.600
Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah 251.435.600
961.721.050 Pemantauan Kualitas
Air dan Sistem Air Limbah
378.191.900 869.369.600
Penguatan Kelembagaan
Pengelolaan Air Limbah
100.000.000 150.000.000
Tabel 3.3. Pagu biaya dan kegiatan Balai IPAL dalam Program Pengembangan Pengelolaan Air Limbah ditahun 2013 dan 2014
Sumber: LAKIP DPUP ESDM 2013 dan 2014
67
Dalam program pengembangan pengelolaan lingkungan di tahun 2014 dari ada kenaikan pagu dana sebesar Rp1.642.819.569,- atau sebesar
37,69 dari tahun 2013, apabila di urutkan dari kenaikan terbesar dialami oleh kegiatan pemeliharaan instalasi pengelolaan air limbah sebesar
282,49 dari tahun 2013 dengan kenaikan biaya sebesar Rp 710.285.450,- , kenaikan tertinggi kedua terjadi di kegiatan pemantauan
kualitas air dan sistem air limbah sebesar 129,87 dari tahun 2013 dengan kenaikan biaya Rp 491.177.700,-, sedangkan yang ketiga ada di kegiatan
rehabilitasi pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah dengan kenaikan sebesar 71,89 dengan kenaikan biaya Rp 363.611.669,- dari
tahun 2013, kenaikan biaya tertinggi keempat dengan prosentase 50 dengan kenaikan pagu dana sebesar Rp 50.000.000,- didalam kegiatan
penguatan kelembagaan pengelolaan air limbah, dan yang terakhir kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah yang mengalami
kenaikan sebesar Rp. 85.220.600,- atau sebesar 31,57 lebih kecil kenaikan dana nya tidak seperti kegiatan yang lainnya. Berikut merupakan
gambar dari kegiatan program pengembangan pengelolaan air limbah dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah.
68
Gambar 3.1. Peninggian Manhole Jaringan Sumber: Balai PISAMP
Gambar 3.2. Perbaikan Jaringan Air Limbah Domestik Sumber: Balai PISAMP
Gambar 3.3. Pemeliharaan atau Pembersihan Saluran Buang Outlet
Sumber: Balai PISAMP Selain penggunaan konsep CREAM, adapula terkait pemilihan
apakah akan menggunakan Indikator kuantitatif atau kualitatif atau
69
penggunaan indikator proxy. Dibalai IPAL sendiri penilaian yang biasa dilakukan hanya dengan prosentase tidak ada penjelasan info terkait
dengan kegiatan. Hal ini pun dibenarkan oleh bu Yuni dengan wawancara berikut ini 7 Januari 2016
“Tidak ada mas, hanya seperti ini presentase pengukuran keberhasilan dari setiap program dan kegiatan disini. penilainya
biasanya Kasi B endahara karena itu berkaitan dengan pendanaan”
Hal ini berbeda dengan pernyataan bapak Marjono 6 Januari
2016 “Kalau bangun bangun ya Cuma bangun ini udah jadi tapi kan kita
udah ada jadi bagaimana kita mengelola air limbahnya. Masuknya kayak apa kelurnya kayak apa. Secara kualitatif ada, kayak di
laborat itu ada mas
” Dalam
melaksanakan program
kegiatan pengelolaan
pengembangan air limbah balai IPAL hanya menggunakan prosentase dalam menghitung keberhasilan fisik yang telah dibangun.
Meskipun ada aturan khusus tentang data kualitatif, sebenarnya indikator
kualitatif lebih
banyak membutuhkan
waktu untuk
mengumpulkan, mengukur, dan memprosesnya khususnya dalam tahap- tahap awal. Lebih jauh indikator kualitatif lebih sulit untuk diverifikasi
karena penilaian subyektif akan selalu ada. Sehingga penilaian secara kuantitatif dianggap lebih mudah dan bisa dimaknai tingkat keberhasilan
meskipun apabila ada data secara kualitatif akan lebih jelas tingkat keberhasilan yang di maknai oleh tim penilai. Untuk mengetahui sejauh
70
mana perkembangan kegiatan untuk di monitoring, dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:
Dasar Pengukuran
Berdasarkan target RPJMD 2012-2017 pembangunan SR Saluran Rumah mencapai 20.000SR. Sedangkan target di
Tahun 2014 15.800SR Rumus Pengukuran Kinerja:
K= x100
Apabila nilai K lebih besar atau sama dengan target yang ditetapkan, menunjukan bahwa kinerja Balai PISAMP pada
tahun 2014 berjalan sangat memuaskan, sedangkan bila nilai K lebih kecil dari target yang ditetapkan menunjukan
BALAI PISAMP kurang memuaskan karena tidak dapat mencapai target.
Baseline Tahun 2013 Prosentase realisasi program pengembangan
pengelolaan air limbah 113,22 Sasaran
Kinerja Pencapaian
Dalam kurun waktu 2012-2017, sasaran kinerja hasil adalah 67 pada Tahun 2012 dan diharapkan meningkat
menjadi 100 di Tahun 2017
Tabel 3.4. Pengukuran Proses Monitoring Sumber: RENSTRA DPUP ESDM 2012-2017, LAKIP DPUP ESDM
2013, dan LAKIP DPUP ESDM 2014 Dapat disimpulkan dari data diatas dasar dari kegiatan adalah data
baseline untuk mengetaui hasil capaian tahun sebelumnya sebagai patokan untuk mencapai target program di tahun selanjutnya. Sedangkan hasilnya
untuk mencapai sasaran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis tahun 2012-2017.
Sedangkan dalam masah hal pembiayaan program dan kegiatan di IPAL Sewon dilakukan oleh APBD Provinsi Yogyakarta dan di bantu
APBD oleh Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dan Bantul, berikut wawancara dengan Ibu Yuni 7 Januari 2016
71
“Untuk dana kita memakai APBD Provinsi Yogyakarta dan sharing sama daerah kartamantul mas, bahkan memungkinkan juga pernah
dengan APBN” Pembiayaan pengoprasian yang tidak sedikit di Balai PISAMP dan
melibatkan berbagai daerah seperti Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul membuat pelaksanaan pengawasan penggunaan
dana lebih terbuka, sebab yang mengontrol lebih dari satu daerah yang berkepentingan
Dapat disimpulkan bahwasanaya tahap ketiga pemilihan indikator kunci untuk memantau hasil untuk menetapkan indikator kunci dari
terlaksananya program pengelolaan pengembangan air limbah adalah tercapainya peninggkatan SR hingga Tahun 2017 dengan target setiap
tahunnya mengalami kenaikan 6 dengan kegiatan yang dapat berubah- rubah sesuai kebutuhan kondisi dalam pencapaian. Tetapi sayangnya
kenaikan biaya dalam pelaksanaan program dari tahun 2013 ke tahun 2014 kenaikanya cukup signifikan dalam setiap kegiatan yang sama dari tahun
yang berbeda. Sebagai sistem penilaian program kegiatan di Balai PISAMP hampir semua Kasi maupun rekananan menggunakan metode
kuantitatif dengan prosentase untuk menilai tingkat keberhasilan sebuah program kegiatan, tetapi utuk dibagian laboratorium berkaitan dengan
kualitas air limbah yang diolah oleh balai pisamp sehingga penjelasannya menggunakan kualitatif sebagai penjelasan kualitas dalam pengelolaannya.
72
D. Ada Dimana Kita Sekarang