Seventools 1.Stratifikasi Stratification Pengolahan Data

5.2. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan diatas kemudian diolah dengan menggunakan Fault Tree Analysis FTA dan Metode Taguchi. 5.2.1. Seventools 5.2.1.1.Stratifikasi Stratification Stratifikasi merupakan proses pengelompokkan data kecacatan yang terjadi di lantai produksi. Stratifikasi kecacatan produk rubber seal bulan Januari 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Stratifikasi Kecacatan Rubber Seal Bulan Januari 2016 Hari Ke Jenis Cacat Total Kecacatan Unit Diameter Unit Warna Unit Kekuatan Unit 1 5 3 4 12 2 5 3 5 13 3 7 2 4 13 4 5 3 7 15 5 5 4 2 11 6 7 2 5 14 7 6 2 7 15 8 5 2 7 14 9 5 2 3 10 10 6 4 3 13 11 6 2 2 10 12 5 3 5 13 13 5 2 8 15 14 6 2 4 12 15 6 3 1 10 16 7 3 1 11 17 6 2 6 14 18 5 4 4 13 19 7 3 5 15 20 7 3 10 21 5 3 2 10 22 6 2 5 13 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Stratifikasi Kecacatan Rubber Seal Bulan Januari 2016 Lanjutan Hari Ke Jenis Cacat Total Kecacatan Unit Diameter Unit Warna Unit Kekuatan Unit 23 7 2 6 15 24 5 4 2 11 Jumlah 139 65 98 302 Persentase Cacat 46,03 21,52 32,45 - Sumber : PT. Indopura Utama 5.2.1.2.Lembar Pemeriksaan Check Sheet Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan analisis data. Tujuan digunakannya alat ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data untuk tujuan tertentu dan menyajikannya dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversikan menjadi informasi. Hasil pengumpulan data produk cacat melalui check sheet dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Jumlah Jenis Kecacatan Produk rubber seal Januari 2016 Hari ke Jumlah Produksi Unit Total Kecacatan Unit Produk Diterima Unit Jenis Cacat Diameter Unit Warna Unit Kekuatan Unit 1 53 12 41 5 3 4 2 50 13 37 5 3 5 3 57 13 44 7 2 4 4 57 15 42 5 3 7 5 53 11 42 5 4 2 6 56 14 42 7 2 5 7 58 15 43 6 2 7 8 53 14 39 5 2 7 9 52 10 42 5 2 3 10 52 13 39 6 4 3 11 51 10 41 6 2 2 12 52 13 39 5 3 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Jumlah Jenis Kecacatan Produk rubber seal Januari 2016 Lanjutan Hari ke Jumlah Produksi Unit Total Kecacatan Unit Produk Diterima Unit Jenis Cacat Diameter Unit Warna Unit Kekuatan Unit 13 56 15 41 5 2 8 14 55 12 43 6 2 4 15 56 10 46 6 3 1 16 59 11 48 7 3 1 17 59 14 45 6 2 6 18 58 13 45 5 4 4 19 57 15 42 7 3 5 20 54 10 44 7 3 21 52 10 42 5 3 2 22 60 13 47 6 2 5 23 56 15 41 7 2 6 24 60 11 49 5 4 2 Jumlah 1326 302 1024 139 65 98 Sumber : PT. Indopura Utama Pemeriksaan cacat pada produk rubber seal dilakukan dengan cara menyortir produk cacat sesuai jenis kecacatannya dimulai dari tahap pemeriksaan kecacatan diameter, warna, dan kekuatan. Bila suatu produk tidak memenuhi suatu kriteria pemeriksaan, maka produk akan langsung disisihkan dan tidak dilakukan tahap pemeriksaan selanjutnya. 5.2.1.3.Histogram Histogram adalah diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Adapun jumlah jenis kecacatan produk rubber seal Januari 2016, dapat dilihat pada Tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Jumlah Kecacatan Produk Rubber Seal Januari 2016 Jenis Kecacatan Jumlah Kecacatan Unit Persentase Kecacatan Diameter 139 46,02 Warna 65 21,52 Kekuatan 98 32,45 Jumlah 302 100 Dari tabel diatas, dibuat grafik batang Histogram yang memperlihatkan komposisi jumlah produk cacat dari masing-masing jenis kecacatan yang dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Histogram Jumlah Kecacatan Produk Rubber Seal Dapat dilihat pada Gambar 5.1, bahwa jenis kecacatan yang jumlahnya paling besar yakni diameter dengan jumlah produk cacat sebanyak 139 unit, 139 65 98 20 40 60 80 100 120 140 160 Diameter Warna Kekuatan Histogram Jumlah Kecacatan Universitas Sumatera Utara kekuatan dengan jumlah produk cacat sebanyak 98 unit, dan warna dengan jumlah produk cacat sebanyak 65 unit. 5.2.1.4.Diagram Pareto Diagram pareto bertujuan untuk menunjukkan permasalahan yang paling dominan dan yang perlu segera diatasi. Urutan dalam pengerjaan diagram pareto adalah sebagai berikut : 1. Menyusun masing-masing masalah yang terjadi, dimana nilai yang terbesar disusun pada urutan yang pertama. Urutan pengelompokan data kecacatan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Persentase Kecacatan Setelah Diurutkan Jenis Kecacatan Jumlah Kecacatan Unit Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif Diameter 139 46,03 46,03 Kekuatan 98 32,45 78,48 Warna 65 21,52 100 Jumlah 302 100 Universitas Sumatera Utara 2. Membuat diagram pareto Gambar 5.2. Diagram Pareto Jenis Kecacatan Produk Rubber Seal Dari diagram pareto diatas dapat dilihat penyebab terbesar kecacatan produk rubber seal adalah diameter 46,03 dan kekuatan 32,45. Persentase kumulatif untuk kedua jenis cacat tersebut mencapai 78,48. Nilai tersebut sesuai dengan aturan pareto 80-20, dimana 80 produk cacat disebabkann oleh 20 jenis kecacatan. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 80 cukup dengan mengendalikan kedua jenis cacat tersebut. Sebab jika mengendalikan semua jenis kecacatan yang terjadi, akan tidak efisien karena membutuhkam waktu, biaya yang banyak. 139 98 65 46,03 78,48 100,00 20 40 60 80 100 120 140 160 Diameter Kekuatan Warna Diagram Pareto Jumlah Kecacatan Unit Persentase Kumulatif Universitas Sumatera Utara 5.2.1.5.Diagram Pencar Scatter Diagram Diagram pencar sangat digunakan dalam seven tools, yang perlukan dan digunakan untuk melihat korelasi hubungan antara jumlah produk rubber seal yang diproduksi dengan jumlah kecacatan produk rubber seal karena kecacatan diameter dan kekuatan. Data kecacatan diameter dan kekuatan dapat dilihat pada Tabel 5.7, untuk selanjutnya disajikan dalam diagram pencar pada Gambar 5.3, dan Gambar 5.4. Tabel 5.7. Data Kecacatan Produk Rubber Seal Januari 2016 Hari Ke Produksi Unit Daimeter Unit Kekuatan Unit 1 53 5 4 2 50 5 5 3 57 7 4 4 57 5 7 5 53 5 2 6 56 7 5 7 58 6 7 8 53 5 7 9 52 5 3 10 52 6 3 11 51 6 2 12 52 5 5 13 56 5 8 14 55 6 4 15 56 6 1 16 59 7 1 17 59 6 6 18 58 5 4 19 57 7 5 20 54 7 21 52 5 2 22 60 6 5 23 56 7 6 24 60 5 2 Jumlah 1326 139 98 Sumber : PT. Indopura Utama Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2016 ditemukan kecacatan diameter pada produk rubber seal sebesar 139 unit. Gambar 5.3. Diagram Pencar Produk Rubber Seal yang Mengalami Cacat Diameter Gambar 5.4. menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2016 ditemukan kecacatan kekuatan pada produk rubber seal sebesar 98 unit. Gambar 5.4. Diagram Pencar Produk Rubber Seal yang Mengalami Cacat Kekuatan 2 4 6 8 45 50 55 60 65 K e ca ca ta n D ia m e te r Jumlah Produksi Daigram Pencar Diameter Unit 2 4 6 8 10 45 50 55 60 65 K e ca ca ta n K e k u a ta n Jumlah Produksi Diagram Pencar Kekuatan Unit Universitas Sumatera Utara Pengaruh jumlah rubber seal yang diproduksi terhadap jumlah cacat dan bentuk hubungan atau korelasinya sebagaimana terlihat pada gambar dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi jumlah produksi dengan kecacatan diameter dan kekuatan dapat dilihat pada Tabel 5.8, dan Tabel 5.9. Tabel 5.8. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Diameter Hari ke Jumlah Produksi Unit X Kecacatan Diameter Unit Y X 2 Y 2 X.Y 1 53 5 2809 25 265 2 50 5 2500 25 250 3 57 7 3249 49 399 4 57 5 3249 25 285 5 53 5 2809 25 265 6 56 7 3136 49 392 7 58 6 3364 36 348 8 53 5 2809 25 265 9 52 5 2704 25 260 10 52 6 2704 36 312 11 51 6 2601 36 306 12 52 5 2704 25 260 13 56 5 3136 25 280 14 55 6 3025 36 330 15 56 6 3136 36 336 16 59 7 3481 49 413 17 59 6 3481 36 354 18 58 5 3364 25 290 19 57 7 3249 49 399 20 54 7 2916 49 378 21 52 5 2704 25 260 22 60 6 3600 36 360 23 56 7 3136 49 392 24 60 5 3600 25 300 Jumlah 1326 139 73466 821 7699 Sumber : PT. Indopura Utama Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas, dapat dihitung koefisien korelasinya dengan rumus sebagai berikut : � = �∑�� − ∑�∑� �[�∑� 2 − ∑� 2 ][ �∑� 2 − ∑� 2 ] � = 247699 − 1326139 �[2473466 − 1326 2 ][24821 − 139 2 ] � = 0,33 Koefisien korelasi sebesar 0,33 berarti berada diantara 0 dan +1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara X Jumlah produksi dan YJumlah kecacatan diameter. Tabel 5.9. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Kekuatan Hari ke Jumlah Produksi Unit X Kecacatan Kekuatan Unit Y X 2 Y 2 X.Y 1 53 4 2809 16 212 2 50 5 2500 25 250 3 57 4 3249 16 228 4 57 7 3249 49 399 5 53 2 2809 4 106 6 56 5 3136 25 280 7 58 7 3364 49 406 8 53 7 2809 49 371 9 52 3 2704 9 156 10 52 3 2704 9 156 11 51 2 2601 4 102 12 52 5 2704 25 260 13 56 8 3136 64 448 14 55 4 3025 16 220 15 56 1 3136 1 56 16 59 1 3481 1 59 17 59 6 3481 36 354 18 58 4 3364 16 232 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Kekuatan Lanjutan Hari ke Jumlah Produksi Unit X Kecacatan Kekuatan Unit Y X 2 Y 2 X.Y 19 57 5 3249 25 285 20 54 2916 21 52 2 2704 4 104 22 60 5 3600 25 300 23 56 6 3136 36 336 24 60 2 3600 4 120 Jumlah 1326 98 73466 508 5440 Dari tabel diatas, dapat dihitung koefisien korelasinya dengan rumus sebagai berikut : � = �∑�� − ∑�∑� �[�∑� 2 − ∑� 2 ][ �∑� 2 − ∑� 2 ] � = 245440 − 132698 �[2473466 − 1326 2 ][24508 − 98 2 ] � = 0,17 Koefisien korelasi sebesar 0,17 berarti berada diantara 0 dan +1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara X Jumlah produksi dan YJumlah kecacatan kekuatan. Melalui analisa dengan koefisien korelasi dapat dilihat bahwa kecacatan diameter dan kekuatan memiliki hubungan yang linier dan kuat terhadap jumlah produksi, sementara kecacatan kekuatan memiliki hubungan yang linier dan signifikan terhadap jumlah produksi. Semakin besarnya jumlah produksi maka kecacatan yang terjadi juga semakin besar yang menyebabkan nilai kerugian yang Universitas Sumatera Utara lebih tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kecacatan ini layak untuk dianalisa lebih lanjut agar dapat diperoleh usulan perbaikan untuk perusahaan. 5.2.1.6.Peta Kontrol Control Chart Jenis kecacatan yang paling tinggi jumlahnya yakni diameter dan kekuatan. Untuk melihat apakah jumlah kecacatan yang terjadi pada produk masih dalam batas kewajaran atau tidak, maka dilakukan analisis terhadap jumlah kecacatan produk rubber seal dengan menggunakan peta kontrol atribut yaitu peta kendali P. 5.2.1.6.1.Perhitungan Proportion Nonconforming, UCL, LCL, dengan Peta P pada Kecacatan Diameter dan Kekuatan Adapun langkah-langkah untuk membuat peta kendali p adalah : 1. Menghitung proporsi kecacatan p Contoh perhitungan data untuk subgrup 1 dan 2 adalah sebagai berikut : a. � 1 = �� 1 � 1 = 5 53 = 0,094 b. � 2 = �� 2 � 2 = 5 50 = 0,1 Keterangan : np 1 = jumlah kecacatan diameter n 1 = Jumlah produk 2. Menghitung garis pusat yang merupakan rata-rata kecacatan produk �̅ p � = ∑ np ∑ n = 139 1326 = 0,105 Universitas Sumatera Utara Keterangan : ∑ np = Jumlah total kecacatan diameter ∑ n = Jumlah produk 3. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit UCL Contoh perhitungan data untuk subgrup 1 dan 2 adalah sebagai berikut : a. ��� 1 = p � + 3 � p �1−p� n = 0,105 + 3 � 0,1051 −0,105 53 = 0,231 b. ��� 2 = p � + 3 � p �1−p� n = 0,105 + 3 � 0,1051 −0,105 50 = 0,235 Keterangan : p � = Rata-rata kecacatan produk n = Jumlah produk 4. Menghitung batas kendali atas atau Lower Control Limit LCL Contoh perhitungan data untuk subgrup 1 dan 2 adalah sebagai berikut : a. ��� 1 = p � − 3 � p �1−p� n = 0,105 − 3 � 0,1051 −0,105 53 = −0,021 b. ��� 2 = p � − 3 � p �1−p� n = 0,105 − 3 � 0,1051 −0,105 50 = −0,025 Keterangan : p � = Rata-rata kecacatan produk n = Jumlah produk Apabila nilai proporsi dari suatu subgrup berada di bawah nilai LCL atau di atas nilai UCL maka akan dianggap out of control diluar batas kendali. Berdasarkan perhitungan nilai UCL dan LCL, terlihat bahwa proporsi kecacatan p pada subgrup 1 dan 2 masih berada dalam batas kontrol. Hasil perhitungan proporsi kecacatan diameter, UCL dan LCL dapat dilihat pada Tabel 5.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Hasil Perhitungan Proporsi Kecacatan Diameter Produk, UCL, dan LCL Subgrup Jumlah Produksi Unit Kecacatan Diameter Unit np Proporsi Kecacatan Diameter p p � UCL LCL 1 53 5 0.094 0.105 0.231 -0.021 2 50 5 0.100 0.105 0.235 -0.025 3 57 7 0.123 0.105 0.227 -0.017 4 57 5 0.088 0.105 0.227 -0.017 5 53 5 0.094 0.105 0.231 -0.021 6 56 7 0.125 0.105 0.228 -0.018 7 58 6 0.103 0.105 0.225 -0.016 8 53 5 0.094 0.105 0.231 -0.021 9 52 5 0.096 0.105 0.232 -0.023 10 52 6 0.115 0.105 0.232 -0.023 11 51 6 0.118 0.105 0.234 -0.024 12 52 5 0.096 0.105 0.232 -0.023 13 56 5 0.089 0.105 0.228 -0.018 14 55 6 0.109 0.105 0.229 -0.019 15 56 6 0.107 0.105 0.228 -0.018 16 59 7 0.119 0.105 0.224 -0.015 17 59 6 0.102 0.105 0.224 -0.015 18 58 5 0.086 0.105 0.225 -0.016 19 57 7 0.123 0.105 0.227 -0.017 20 54 7 0.130 0.105 0.230 -0.020 21 52 5 0.096 0.105 0.232 -0.023 22 60 6 0.100 0.105 0.223 -0.014 23 56 7 0.125 0.105 0.228 -0.018 24 60 5 0.083 0.105 0.223 -0.014 Jumlah 1326 139 Universitas Sumatera Utara Peta kendali p pada kecacatan diameter dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5. Peta Kontrol P pada Kecacatan Diameter Hasil perhitungan proporsi kecacatan kekuatan, UCL dan LCL dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Hasil Perhitungan Proporsi Kecacatan Kekuatan Produk, UCL, dan LCL Subgrup Jumlah Produksi Unit Kecacatan Kekuatan Unit np Proporsi Kecacatan Kekuatan p p � UCL LCL 1 53 4 0.075 0.105 0.231 -0.021 2 50 5 0.100 0.105 0.235 -0.025 3 57 4 0.070 0.105 0.227 -0.017 4 57 7 0.123 0.105 0.227 -0.017 5 53 2 0.038 0.105 0.231 -0.021 6 56 5 0.089 0.105 0.228 -0.018 7 58 7 0.121 0.105 0.225 -0.016 8 53 7 0.132 0.105 0.231 -0.021 9 52 3 0.058 0.105 0.232 -0.023 10 52 3 0.058 0.105 0.232 -0.023 11 51 2 0.039 0.105 0.234 -0.024 12 52 5 0.096 0.105 0.232 -0.023 13 56 8 0.143 0.105 0.228 -0.018 -0,050 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Kecacatan Diameter Proporsi Kecacatan Diameter p p UCL Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Hasil Perhitungan Proporsi Kecacatan Kekuatan Produk, UCL, dan LCL Lanjutan Subgrup Jumlah Produksi Unit Kecacatan Kekuatan Unit np Proporsi Kecacatan Kekuatan p p � UCL LCL 14 55 4 0.073 0.105 0.229 -0.019 15 56 1 0.018 0.105 0.228 -0.018 16 59 1 0.017 0.105 0.224 -0.015 17 59 6 0.102 0.105 0.224 -0.015 18 58 4 0.069 0.105 0.225 -0.016 19 57 5 0.088 0.105 0.227 -0.017 20 54 0.000 0.105 0.230 -0.020 21 52 2 0.038 0.105 0.232 -0.023 22 60 5 0.083 0.105 0.223 -0.014 23 56 6 0.107 0.105 0.228 -0.018 24 60 2 0.033 0.105 0.223 -0.014 Jumlah 1326 98 Peta kendali p pada kecacatan diameter dapat dilihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Peta Kontrol P pada Kecacatan Kekuatan Dari hasil peta kontrol tersebut, terlihat bahwa kecacatan yang terjadi masih berada dalam batas kontrol tidak ada data yang out of control. -0,050 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Kecacatan Kekuatan Proporsi Kecacatan Kekuatan p p UCL Universitas Sumatera Utara 5.2.1.7.Diagram Sebab Akibat Cause Effect Diagram Pada tahap ini, dilakukan analisis penyebab terjadinya kecacatan diameter dan kekuatan dengan menggunakan fish bone. Dalam hal ini, penyebab masalah ditinjau dari manusia, metode kerja dan mesin. Berikut merupakan uraian masing- masing penyebab masalah: 1. Manusia Tidak disiplinya operator sewaktu mengawasi proses produksi berlangsung serta kurangnya pengalaman operator dalam melakukan proses produksi. 2. Material Komposisi bahan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. 3. Mesin Mesin yang terlalu panas karena tidak berfungsinya pengatur panas dan lamanya pembakaran saat melakukan pemanasan mesin. Adapun ringkasan dari penyebab masalah kecacatan diatas dibuat ke dalam gambar fishbone yaitu pada Gambar 5.7. Universitas Sumatera Utara Diameter Manusia Mesin Tidak disiplin Mesin Terlalu panas Tidak teliti Kekuatan Manusia Mesin Kurang pengalaman Material Komposisi tidak sesuai Tidak disiplin Mesin Terlalu panas Suhu tidak stabil Tidak tajam Warna Manusia Mesin Kurang pengalaman Material Komposisi tidak sesuai Tidak disiplin Lama Pembakaran Suhu tidak stabil Gambar 5.7. Fishbone Kecacatan Diameter, Kekuatan, dan Warna Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Fault Tree Analysis FTA

Diagram pareto kecacatan produk rubber seal dibuat dengan cara menghitung persen kumulatif dari masing-masing jenis kecacatan. Penyebab terbesar kecacatan produk rubber seal adalah diameter 46,03 dan kekuatan 32,45. Persentase kumulatif untuk kedua jenis cacat tersebut mencapai 78,48. Nilai tersebut sesuai dengan aturan pareto 80-20, dimana 80 produk cacat disebabkan oleh 20 penyebab kecacatan. Diagram sebab akibat digunakan untuk menunjukkan penyebab kecacatan yang terjadi dalam kegiatan produksi rubber seal. Berdasarkan diagram pareto, dua jenis kecacatan yang perlu diperhatikan adalah diameter dan kekuatan produk kemudian dibentuklah diagram sebab akibat untuk jenis kecacatan tersebut. Mesin yang terlalu panas akibat suhu yang tidak stabil, komposis produk yang tidak sesuai, lamanya pembakaran dan kurangnya pengalaman operator membuat produk tidak maksimal sehingga terjadi produk cacat. Data yang diperoleh dari perusahaan menunjukkan jenis kecacatan produk dalam produksi rubber seal adalah diameter yang tidak sesuai, sedangkan menurut metode Fault Tree Analysis FTA diketahui bahwa jenis kecacatan yang mempengaruhi banyaknya produk cacat adalah adalah lama pembakaran, tidak ada pengaturan suhu, kurang pengalaman, tidak disiplin, dan komposisi tidak sesuai. Universitas Sumatera Utara