2. Manfaat Penelitian
Nilai suatu penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Manfaat Teoritis Memberikan perkembangan pemikiran dalam ilmu hukum pada umumnya,
dan pada Hukum Administrasi Negara pada khususnya. b.
Manfaat Praktis Memberikan pengetahuan pemikiran bagi para pihak yang memiliki
kepentingan dalam penelitian ini dan ntuk melatih penulis dalam mengungkapkan adanya semacam permasalahan tertentu secara sistematis
dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada tersebut dengan metode ilmiah yang baik.
K. Keaslian Penulisan
Penulisan atas skripsi ini dilakukan atas inisiatif dari penulis sendiri dan tentunya dengan berbagi masukan dari berbagai pihak yang membantu penulisan
ini. Karena melihat sangatlah penting mengetahui bagaimana pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan di Medan Kota. Mengingat pelaksanaan
pemungutan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota memiliki kendala dalam pelaksanaan tugas pemungutan pajak penghasilan. Berdasarkan
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti di perpustakaan Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penelitian tentang Beberapa Kendala Dalam
Universitas Sumatera Utara
Pemungutan Dan Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Studi di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota tidak
ada judul yang sama pada arsip perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera UtaraPusat Dokumentasi Dan Informasi Hukum Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas segala
kritikan dan masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan hasil penelitian.
L. Tinjauan Pustaka
1. Hukum Administrasi Negara
Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para sarjana, antara lain : R.J.H.M Huisman bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari
hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan pemerintah dengan warga negara atau hubungan antar organ
pemerintah. Hukum Administrasi Negara memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan melaksanakan tugasnya.
Jadi Hukum Administrasi Negara berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi organ-organ pemerintahan.
10
Hukum Administrasi Negara diartikan juga seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga
10
R.J.H.M Huisman, Inleiding Algemeen Bestuurscrecht, Samson H.D Tjeenk Willink, Alphen aan den Rijn, 1984, hal 4.
Universitas Sumatera Utara
melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara, dan melindungi administrasi negara itu sendiri.
11
Berdasarkan beberapa definisi di atas, tampak bahwa dalam Hukum Administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu :
a. Aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat
perlengkapan negara itu melakukan tugasnya; b.
Aturan-aturan yang mengatur hubungan hukum rechtsbetrekking antara alat perlengkapan administrasi negara atau Pemerintah dengan warga
negaranya.
12
Menurut J.M Baron de Gerando bahwa obyek Hukum Administrasi adalah peraturan-peraturan yang melihat hubungan timbal balik antara Pemerintah dan
rakyat. Deskripsi tentang obyek Hukum Administrasi dari De Gerando seperti tersebut di atas kiranya mewarnai Hukum Administrasi dalam perkembangan
selanjutnya.
13
J. Oppenheim membedakan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi berdasarkan tinjauan negara menurut keduanya. Hukum Tata Negara
menyoroti negara dalam keadaan diam, sedangkan Hukum Administrasi menyoroti negara dalam keadaan bergerak. Pendapat tersebut selanjutnya
dijabarkan oleh C. Van vollenhoven dalam definisi Hukum Tata Negara dan definisi Hukum Administrasi. Hukum Tata Negara adalah keseluruhan peraturan
hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan negara dan menentukan
11
Ridwan. HR, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2006, hal. 34
12
Soehino, Asas-asas Hukum Tata Pemerintahan, Liberty, Yogyakarta , 1984, hal. 2
13
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1994, hal 22
Universitas Sumatera Utara
kewenangan alat-alat perlengkapan negara tersebut, sedangkan Hukum Administrasi adalah keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan
negara, baik tinggi maupun rendah, setelah alat-alat perlengkapan negara itu akan menggunakan kewenangan-kewenangan ketatanegaraan.
14
Definisi-definisi tersebut kemudian mendapat kritikan dari J.H.A Logemann, karena tidak cukup memisahkan Hukum Administrasi dari Hukum
Tata Negara. Tidak cukup pembeda tersebut karena dari definisi tersebut, masalah penetapan wewenang masuk bidang Hukum Tata Negara sedangkan penggunaan
wewenang adalah bidang Hukum Administrasi.
15
R. Kranenburg dan juga J.H.A Logemann tidak memisahkan Hukum Administrasi dari Hukum Tata Negara secara tegas. Keduanya memandang
Hukum Administrasi sebagai segi khusus dari Hukum Tata Negara.
16
Terhadap penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu negara
hukum terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau peraturan-peraturan yang terhimpun dalam Hukum Tata Negara. Untuk
menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat teknis, Hukum Tata Negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain Hukum
Tata Negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat teknis. Hukum tersebut adalah Hukum Administrasi Negara.
Utrecht Hukum Administrasi Negara menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat administrasi negara melakukan
tugas mereka yang khusus. Selanjutnya E. Utrecht menjelaskan bahwa Hukum
14
Ibid,, hal. 22
15
Ibid., hal. 23
16
Ibid., hal. 24
Universitas Sumatera Utara
Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara. Bagian lain lapangan administrasi negara diatur oleh Hukum
Tata Negara, Hukum Privat dan sebagainya.
17
Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Hukum Administrasi Negara merumuskan definisi Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang secara
khas mengenai seluk-beluk daripada administrasi Negara dan terdiri atas dua tingkatan, yaitu :
18
Hukum Administrasi Heteronom, yang bersumber pada UUD 1945, TAP MPR, dan undang-undang, adalah hukum yang mengatur seluk-beluk
organisasi dan fungsi administrasi negara. Hukum Administrasi Negara otonom adalah hukum operasional yang dicipta oleh pemerintah dan administrasi negara
sendiri.
19
Hartono Hadisoeprapto dalam bukunya Pengantar Tata Hukum Indonesia, Hukum Administrasi Negara diartikan sebagai rangkaian-rangkaian aturan-aturan
hukum yang mengatur cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara menjalankan tugasnya.
20
Alat-alat administrasi negara dalam melaksanakan tugasnya, dengan sendirinya menimbulkan hubungan-hubungan yang disebut hubungan hukum.
Hubungan-hubungan ini dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni : a
Hubungan hukum antara alat administrasi negara yang satu dengan alat administrasi negara yang lain;
17
Ibid,. hal 26
18
Ibid., hal 27
19
Ibid., hal 28
20
Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1993, hal 61
Universitas Sumatera Utara
b Hubungan hukum antara alat administrasi negara dengan perseorangan
individual, yakni para warga negara, atau dengan badan-badan hukum swasta.
21
Dalam suatu negara hukum, hubungan-hubungan hukum tersebut disalurkan dalam kaidah-kaidah tertentu, dan kaidah-kaidah hukum inilah yang
merupakan materi dari Hukum Administrasi Negara. Kaidah-kaidah hukum tersebut terdiri dari:
a Aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat
administrasi negara mengadakan kontak satu sama lain. b
Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan antara alat administrasi negara Pemerintah dengan para warga negaranya.
Dalam ilmu Hukum Administrasi Negara yang penting adalah perbuatan hukum alat administrasi negara dalam hubungannya dengan warga negara, dimana
hubungan ini akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara.
22
Hukum Administrasi Negara yang sudah diuraikan pada bagian sebelumnya menunjukan bahwa Hukum Administrasi Negara berkenaan dengan
kekuasaan Pemerintah atau eksekutif. Pengertian eksekutif di sini berbeda dengan yang dimaksud dalam ajaran Trias Polika yaitu menempatkan kekuasaan eksekutif
sebagai pelaksana Undang-Undang.
23
Istilah Hukum Administrasi Negara dalam kepustakaan Belanda dikenal dengan Istilah bestuursrecht dengan unsur utama bestuur. Menurut Philipus M.
21
Ibid. hal. 62
22
Hartono Hadisoeprapto, Op. Cit.
23
Ridwan. HR, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2006, hal 34 Pengertian Bestuursrecht adalah hukum tata pemerintahan, bestuur adalah pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
Hadjon istilah bestuur berkenaan dengan sturen dan sturing. Bestuur dirumuskan sebagai lingkungan kekuasaan negara di luar lingkungan kekuasaan legislatif dan
yudikatif. Dengan demikian kekuasaan pemerintah tidak sekedar melaksanakan Undang-Undang saja tetapi merupakan kekuasaan yang aktif. Sifat aktif dalam
konsep hukum administrasi secara instrisik merupakan unsur utama dari sturen.
24
Sturen merupakan suatu kegiatan yang kontiniu. Kekuasaan pemerintahan dalam hal menerbitkan izin mendirikan bangunan misalnya, tidaklah berhenti
dengan diterbitkannya izin mendirikan bangunan. Kekuasaan pemerintahanan senantiasa mengawasi agar izin tersebut digunakan dan ditaati. Dalam hal
pelaksanaan mendirikan bangunan tidak sesuai dengan izin yang diterbitkan, pemerintah akan menggunakan kekuasaan penegakan hukum berupa penertiban
yang mungkin berupa tindakan pembongkaran bangunan yang tidak sesuai. Sturen berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah
konsep hukum publik. Konsep hukum publik, penggunaan kekuasaan harus dilandasi pada asas-asas negara hukum. Sturen menunjukan lapangan di luar
legislatif dan yudikatif. Lapangan ini lebih luas daripada sekedar lapangan eksekutif semata.
25
Kekuasaan pemerintahan yang menjadi objek kajian Hukum Administrasi Negara amat luas. Hal ini dikarenakan bahwa selain melakukan tindakan hukum
dalam bidang legislasi seperti pembuatan Undang-Undang dan peraturan pelaksanaan tetapi juga melakukan aktifitas di luar perundangan, peradilan dan
24
Ibid., hal. 36
25
Ibid., hal. 37 Pengertian Sturen adalah suatu kegiatan yang bersifat kontiniu, sturing berkaitan dengan
kepiawaian menjabarkan ketentuan perundang-undangan
Universitas Sumatera Utara
juga melakukan tindakan hukum di luar bidang legislasi, oleh karena itu tidak mudah untuk menentukan ruang lingkup Hukum Administrasi Negara. Kesukaran
untuk menentukan ruang lingkup Hukum Administrasi Negara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Hukum Administrasi Negara berkaitan dengan tindakan pemerintahan
yang tidak semuanya dapat ditentukan secara tertulis dalam Peraturan Perudang-Undangan, seiring dengan perkembangan kemasyarakatan yang
memerlukan pelayanan Pemerintah dan masing-masing masyarakat di suatu daerah atau negara berbeda tuntutan dan kebutuhan;
2. Pembuatan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan, dan instrumen
yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak satu tangan atau lembaga;
3. Hukum Administrasi Negara berkembang sejalan dengan perkembangan
tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan bidang Hukum Administrasi Negara tertentu berjalan secara
sektoral. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan Hukum Administrasi Negara
tidak dapat dikodifikasikan.
26
E. Utrecht dalam bukunya Ridwan HR, menyebutkan alasan-alasan Hukum Administrasi Negara sulit dikodifikasi yaitu:
Peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara berubah lebih cepat dan sering secara mendadak, sedangkan peraturan-peraturan hukum privat dan hukum pidana
hanya berubah secara berangsur-angsur saja, Pembuatan peraturan-peraturan
26
Ibid., hal. 38
Universitas Sumatera Utara
Hukum Administrasi Negara tidak dalam satu tangan. Di dalam pembuatan Undang-Undang pusat hampir semua Departemen dan Pemerintah Daerah otonom
membuat juga peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara sehingga lapangan Hukum Administrasi Negara itu sangat beraneka warna dan tidak
bersistem. Karena tidak dapat dikodifikasikan, maka sukar didentifikasikan ruang lingkupnya dan yang dapat dilakukan hanyalah membagi bidang-bidang atau
bagian-bagian Hukum Administrasi Negara.
27
Prajudi Atmosudirdjo membagi Hukum Administrasi Negara dalam dua bagian, yaitu:
a. Hukum Administrasi Negara Heteronom
Bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945, TAP MPR, UU adalah huku yang mengaur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.
b. Hukum Administrasi Negara otonom
Hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi negara.
28
Berdasarkan pendapat beberapa sarjana di atas dapat disebutkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang berkenaan dengan pemerintahan yaitu
hukum yang secara garis besar mengatur: Perbuatan pemerintah Pusat dan Daerah dalam bidang publik; Kewenangan Pemerintah dalam melakukan
perbuatan di bidang publik tersebut didalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan kewenanggannya;
penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrumen hukum sehingga diatur pula tentang pembuatan dan penggunaan instrumen hukum; Akibat-akibat
27
Ibid., hal. 39
28
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001, hal 56
Universitas Sumatera Utara
hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan pemerintah itu. Penegakan hukum dan penerapan saksi-saksi dalam bidang pemerintahan.
29
2. Pajak Definisi pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kekayaan
dari sektor partikelir ke sektor pemerintah berdasar undang-undang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang
langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
30
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
31
Menurut Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008, pajak merupakan iuran rakyat yang dipungut
oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya. Pajak adalah suatu pengalihan
sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan lebih
dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
32
3. Pajak Penghasilan Penghasilan yang telah diperoleh oleh setiap wajib pajak yang memiliki
NPWP nomor pokok wajib pajak wajib dikenakan pajak yaitu pajak
29
Ridwan. HR, Op.Cit, hal 44
30
Nurmantu, Safri. Perpajakan Edisi ketiga, Granit, Jakarta, 2005, hal 1
31
Mardiasmo, Perpajakan, Penerbit Andi, Jakarta, 2007, hal 20
32
Sumarsan, Thomas, Perpajakan Indonesia, Indeks, Jakarta, 2010, hal 4
Universitas Sumatera Utara
penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan pada subjek pajak atas penghasilan yang diperolehnya pada tahun pajak, dapat pula dikenakan pajak
untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak bila kewajiban pajak subjektifnya dimulai
atau berakhir tahun pajak. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
33
Adapun pengertian dari Pajak Penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah “pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau
perseorangan dan badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak”. Yang dimaksud penghasilan menurut
pasal 4 ayat 1 Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 : Pajak Penghasilan, adalah “setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Sedangkan yang dimaksud dengan
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri.
33
Softbizniz.blogspot.com201312makalah-pajak-penghasilan-pph-pasal-21.html, diakses tanggal 1 Desember 2014
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, subjek pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
1. Subjek pajak pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
2. Subjek pajak harta warisan belum dibagi yaitu warisan dari seseorang
yang sudah meninggal dan belum dibagi tetapi menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan pajak.
3. Subjek pajak badan badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
a. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan; b.
pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan d.
pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan
4. Bentuk usaha tetap yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di indonesia tidak
Universitas Sumatera Utara
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak didirikan dan berkedudukan di Indonesia, yang melakukan kegiatan
di Indonesia. 4. Hubungan Administrasi Negara Dengan Perpajakan
Sebelum masuk kedalam lingkup administrasi perpajakan, administrasi perpajakan berkaitan dengan administrasi publik dimana dirumuskan dalam tiga
artian; pertama umumnya manajemen dari urusan-urusan Negara, pelaksanaan hukum dan penuaian haluan pemerintah. Kedua, seluruh kesatuan dari pejabat-
pejabat eksekutif. Ketiga, masa jabatan dari presiden atau gubernur. Administrasi pajak dalam arti luas dapat dilihat sebagai fungsi, sistem, lembaga dan manajemen
publik. Administrasi pajak dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak wajib pajak, baik penatausahaan dan
pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor wajib pajak. Yang termasuk dalam kegiatan penatausahaan adalah pencatatan, penggolongan dan
penyimpanan. Mengenai peran administrasi perpajakan, Liberti Pandiangan
mengemukakan bahwa administrasi perpajakan diupayakan untuk merealisasikan peraturan perpajakan dan penerimaan Negara sebagaimana amanat Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara APBN. Administrasi perpajakan berperan penting dalam sistem perpajakan di suatu negara. Suatu negara akan sukses
dengan mencapai sasaran yang diharapkan dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal karena administrasi perpajakannya mampu dengan efektif
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan sistem perpajakan di suatu negara yang dipilih. Pelaksanaan administrasi pajak yang baik, tentunya perlu menerapkan manajemen modern
yang terdiri dari pelaksanaan perencanaan yang baik, pengorganisasian yang tepat, pelaksanaan dan pengawasan yang berkesinambungan. Selain itu juga perlu
adanya kebijakan perpajakan dari pemerintah yang tepat, peraturan pelaksanaan perudang-undangan perpajakan yang jelas. Pada dasarnya sasaran administrasi
perpajakan adalah upaya peningkatan kepatuhan taxpayers dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dan pelaksanaan ketentuan perpajakan secara seragam.
34
Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu diperhatikan beberapa kondisi administrasi perpajakan disuatu negara, sebagai berikut :
1. Administrasi pajak harus dapat mengamankan penerimaan negara
2. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan transparan
3. Dapat merealisasikan perpajakan yang sah dan adil sesuai ketentuan dan
menghilangkan kesewenang-wenangan, arogansi, dan perilaku untuk kepentingan pribadi
4. Dapat mencegah dan member sanksi serta hukuman yang adil atas
ketidakjujuran dan pelanggaran serat penyimpangan 5.
Mampu menyelenggarakan sistem perpajakan yang efisien dan efektif. 6.
Meningkatkan kepatuhan pembayar pajak 7.
Memberikan dukungan terhadap pertumbuhan dan pembangunan usaha yang sehat
34
http:repository.widyatama.ac.idxmluibitstreamhandle1234567891437Bab1- 2.pdf?sequence=1 diakses tanggal 6 februari 2015
Pengertian taxpayers orang yang berkewajiban untuk melakukan pembayaran pajak
Universitas Sumatera Utara
8. Dapat memberikan kontribusi atas pertumbuhan demokrasi masyarakat
35
Maka sistem perpajakan dapat juga disebut sebagai metode pengelolaan pajak yang terutang oleh wajib pajak agar dapat mengalir ke kas negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengikat wajib pajak maupun fiskus, dengan disertai berbagai kebijakan pemerintah untuk tujuan tertentu.
M. Metode Penelitian