Mayora Indah ini transaksi derivatif yang dilakukan bukan merupakan tindakan hedging yang memenuhi unsurunsur dari prudential banking, karena master
agreement dari transaksi tersebut juga merupakan hal yang fiktif, sehingga tidak memenuhi keabsahan dari transaksi derivatif.
4. Skandal Enron
Enron merupakan pelopor dalam penggunaan derivatif untuk komoditas energi di pasar global, yaitu dengan menciptakan customized risk-swapping
contracts yang dapat menghindarkan perusahaan dari risiko adanya perubahan harga energi dan fluktuasi pasokan energi di masa depan. Derivatif memegang
peranan cukup besar dalam kasus Enron, dimana Enron menggunakan derivatif dengan Special Purpose Entities SPE miliknya untuk menyembunyikan kerugian
dan utang. Enron menggunakan transaksi derivatifnya dengan LJM1 dan Raptor SPEs untuk menyembunyikan kerugian atas saham investasi teknologinya pada
Rhythms NetConnections, lalu Enron menggunakan transaksi derivatifnya dengan JEDI dan Chewco SPEs untuk menyembunyikan utang yang ditimbulkan oleh
pendanaan bidang bisnis yang baru. Yang bisa diambil dari kejadian ini adalah tanpa derivatif, skema Special Purpose Entities milik Enron tidak akan dapat
digunakan. Enron mencatat transaksi dengan sejumlah SPEnya tersebut sebagai derivatif, bukan sebagai pinjaman atau penjualan, karena pinjaman akan
mewajibkan Enron untuk mencatat utang, dan penjualan akan mewajibkan Enron untuk membayar pajak. Saat itu, pengungkapan transaksi derivatif bukanlah
merupakan suatu keharusan, sehingga Enron memanfaatkan hal ini untuk menutupi utang dan kerugian yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
Enron melakukan banyak transaksi derivatif dengan SPEnya untuk menggelembungkan pendapatan serta menyembunyikan utang dan kerugian.
Kesalahan Enron adalah dengan mengalihkan risiko yang dimilikinya kepada SPE yang dimiliki oleh Enron, risiko tersebut tetap bertahan pada Enron, seolah-olah
Enron mengalihkan risikonya kepada dirinya sendiri.
5. Skandal Yunani dan Goldman Sachs
Yunani melakukan transaksi cross-currency swaps dengan bank Goldman Sachs dimana utang pemerintah Yunani dalam dollar dan yen ditukar dengan euro
dalam jangka waktu tertentu, lalu menukarnya kembali ke mata uang yang sesungguhnya di masa depan. Transaksi tersebut terkesan normal, karena
pemerintah di Eropa memperoleh dana dari investor di seluruh dunia dengan menerbitkan obligasi dalam yen, dollar, atau franc Swiss. Namun, mereka tetap
membutuhkan euro untuk membayar biaya harian mereka. Beberapa tahun kemudian, obligasi tersebut akan dibayarkan kembali dalam nilai mata uang asing
yang sebenarnya. Namun, dalam transaksi antara Yunani dan Goldman Sachs digunakan swap dengan nilai kurs fiktif yang mampu membuat Yunani
memperoleh dana yang lebih besar daripada nilai sesungguhnya sebesar 10 milyar dollar atau yen. Dengan cara itu, goldman sachs secara rahasia memberikan kredit
sebesar 1 milyar dollar kepada Yunani. Kredit yang disamarkan sebagai swap tidak dimunculkan di dalam laporan utang milik Yunani. Hal ini dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Yunani untuk bertahan di dalam batas utang demi mempertahankan posisinya sebagai anggota Uni Eropa.
45
Meskipun Yunani mampu menyembunyikan utangnya, namun revisi oleh Eurostat pada akhirnya dapat mengungkapkan kondisi defisit Yunani yang sesungguhnya.
6. PT Bank Danamon VS PT Esa Kertas Nusantara EKN