Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

xxx

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Pemberian jus pepaya 2. Variabel Terikat Derajat kerusakan alveolus paru mencit yang dipapar asap rokok 3. Variabel Luar yang Terkendali a. Umur dan Berat Badan b. Jenis Kelamin c. M akanan dan M inuman d. Tempat Hidup e. Suhu dan Kelembaban Ruangan 4. Variabel Luar yang Tidak Terkendali a. Pat ogenesis zat yang m erusak paru selain radikal bebas b. Kondisi Psikologis M encit c. Imunit as masing-masing M encit d. Daya Regenerasi masing-masing M encit xxxi

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas Yang menjadi variabel bebas adalah st at us pemberian jus pepaya dengan dosis 0,2 ml 20gr BB m encit yang diberikan ke mencit sat u kali sehari dengan menggunakan sonde 2 jam sebelum pengasapan rokok selama 14 hari. Skala pengukuran unt uk variabel bebas adalah skala nominal. 2. Variabel t erikat a. Yang m enjadi variabel t erikat adalah derajat kerusakan alveolus paru m encit yang dipapar asap rokok. Derajat kerusakan alveolus yang dijadikan paramet er adalah edema paru, dest ruksi sept um alveolar, dan infilt rasi sel radang. 1. Edema paru Dengan skoring: 0 = Tidak t erjadi perubahan st rukt ur hist ologis 1 = Edema pada kur ang dari sepert iga dari seluruh lapang pandang 2 = Edema pada sepert iga hingga dua pert iga dari seluruh lapang pandang 3 = Edema pada lebih dari dua per t iga dari seluruh lapang pandang 2. Dest ruksi sept um alveolar xxxii Dengan skoring: 0 = Tidak t erjadi perubahan st rukt ur hist ologis 1 = Kerusakan sept um alveolus pada kurang dari sepert iga dari seluruh lapang pandang 2 = Kerusakan sept um alveolus pada sepert iga hingga dua pert iga dari seluruh lapang pandang 3 = Kerusakan sept um alveolus pada lebih dari dua per t iga dari seluruh lapang pandang 3. Infilt rasi sel radang Dengan skoring: 0 = Tidak t erjadi perubahan st rukt ur hist ologis 1 = Inf ilt rasi sel radang pada kurang dari seper t iga dari seluruh lapang pandang 2 = Inf ilt rasi sel radang pada sepert iga hingga dua per t iga dari seluruh lapang pandang 3 = Inf ilt rasi sel radang pada lebih dari dua pert iga dari seluruh lapang pandang xxxiii b. Krit eria Penilaian Derajat Kerusakan Alveolus Paru Tabel 2. Krit eria Penilaian Derajat Kerusakan Alveolus Paru Krit eria Ket erangan Nilai Variasi Normal Tidak t erjadi perubahan hist ologis Kerusakan Kerusakan alveolus paru  0 sampai  30 1 ringan dari kerusakan maksimal Kerusakan Kerusakan alveolus paru 30-60 dari 2 sedang kerusakan maksimal Kerusakan Kerusakan alveolus paru  60 3 berat kerusakan maksimal Hansel dan Barnes, 2004. Kerusakan alveolus paru ini dinilai berdasarkan adanya dest ruksi sept u m alveolar, oedema paru, dan infilt rasi sel radang. Skala pengukuran unt uk variabel ini adalah skala ordinal. 3. Variabel Luar yang Terkendali xxxiv a. Umur dan Berat Badan Dikendalikan dengan m enyamakan umur m encit ber umur 2-3 bulan dengan berat badan ± 20-30 gr. b. Jenis Kelamin Semua populasi berjenis kelamin jant an. c. M akanan dan M inuman Dengan cara m emberikan makanan pelet dan minuman dari air yang t idak t erbat as. d. Tempat Hidup Dikendalikan dengan menyamakan w adah dan t empat . e. Suhu dan Kelembaban Ruangan Suhu ruangan dijaga dengan suhu ber kisar 25 o C - 28 o C dengan kelembaban 50 hingga 60. 4. Variabel Luar yang Tidak Terkendali a. Pat ogenesis suat u zat yang dapat m erusak paru selain radikal bebas, yait u reaksi hipersensit ivit as t erhadap asap rokok dan efek t oksiknya. b. Kondisi Psikologis M encit xxxv Kondisi ini dipengaruhi oleh lingkungan sekit ar. Karena lingkungan yan g t erlalu gaduh at au ramai, pemberian per lakuan berulang kali, dan perkelahian ant ar mencit dapat mem pengaruhi kondisi psikologis ini. c. Imunit as sist em kekebalan masing-masing m encit . d. Daya regenerasi paru-paru masing-masing mencit .

H. Alat dan Bahan Penelitian