Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

xii Ber dasarkan uraian di at as, penelit i bermaksud ingin menget ahui apakah pepaya yang biasa dikonsumsi masyarakat dapat m emberikan efek prot eksi t erhadap kerusakan hist ologis alveolus paru akibat paparan asap rokok.

B. Perumusan Masalah

Apakah pemberian jus pepaya Carica papaya dapat m emberikan efek prot eksi t erhadap kerusakan hist ologis alveolus par u m encit yang dipapar asap rokok?

C. Tujuan Penelitian

Penelit ian eksperim ent al ini bert ujuan unt uk menget ahui ef ek pr ot eksi jus pepaya Carica papaya t erhadap ker usakan hist ologis alveolus paru mencit yang dipapar asap rokok.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis a. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat memberikan bukt i ilmiah mengenai ef ek prot eksi jus pepaya Carica papaya t erhadap kerusakan hist ologis alveolus paru mencit yang dipapar asap rokok. xiii b. Sebagai bahan pert imbangan unt uk dilakukan penelit ian lanjut t erhadap manusia mengenai manfaat pepaya Carica papaya sebagai pelindung paru dari efek asap rokok.

2. M anfaat aplikat if

a. Penelit ian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut t ent ang manf aat pepaya Carica papaya sebagai prot eksi t er hadap kerusakan hist ologis alveolus par u. b. Bahan pert imbangan masyarakat unt uk membudidayakan t anaman pepaya Carica papaya sebagai t anaman berkhasiat . xiv BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Asap rokok

Asap rokok dibent uk oleh asap ut ama m ain st ream sm oke dan asap samping side st ream smoke. Asap ut ama m erupakan asap t embakau yang dihirup langsung oleh perokok sedangkan asap samping m erupakan asap t embakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain at au perokok pasif Tandra, 2003. Kandungan bahan kimia pada asap rokok samping t ernyat a lebih t inggi dibanding asap rokok ut ama, ant ara lain karena t embakau t erbakar pada t emperat ur r endah ket ika rokok sedang t idak dihisap, pem bakaran m enjadi kurang lengkap sehingga m engeluarkan lebih banyak bahan kimia Rahmat ullah, 2007. xv Asap rokok mengandung berbagai zat yang diket ahui dapat m enyebabkan kanker, seper t i t ar, arsen, PAH, nit rosamin, kadmium, formaldehid, kromium, benzen, polonium, 1,3-But adin, dan akrolein. Tar diakui sebagai komponen paling dest rukt if dari kebiasaan m erokok, t erakumulasi di paru-paru perokok sepanjang w akt u dan m erusak paru-paru m elalui bermacam-macam pr oses biokimia dan mekanik Sukendro, 2007. Asap rokok juga m engandung berbagai zat yang t idak menyebabkan kanker t et api dapat mengganggu kesehat an t ubuh. Beber apa di ant aranya adalah hidrogen sianida, karbon monoksida, nit rogen oksida, amoniak, sulfur dioksida, t oluen, dan lain-lain Cancerresearchuk, 2006. Beberapa unsur yang t erdapat dalam asap rokok dapat diamat i pada t abel 1 berikut ini. Tabel 1. Senyaw a-Senyaw a yang Terkandung dalam Asap Rokok Senyaw a Efek I. Fase Part ikel a. Tar Karsinogen b. Hidrokarbon aromat ik polinuklear Karsinogen c. Nikot in St imulat or, depresor ganglion, kokarsinogen d. Fenol Kokarsinogen dan irit an xvi e. Kr esol Kokarsinogen dan irit an f. β -Naft ilamin Karsinogen g. N-Nit rosonomikot in Karsinogen h. Benzoapiren Karsinogen i. Logam r enik Karsinogen j. Indol Akselerat or t umor k. Karbazol Akselerat or t umor l. Kat ekol Kokarsinogen II. Fase Gas a. Karbonmonoksida Pengurangan t ransf er dan pemakaian O 2 b. Asam Hidrosianat Sit ot oksin dan irit an c. Aset aldehid Sit ot oksin dan irit an d. Akrolein Sit ot oksin dan irit an e. Amonia Sit ot oksin dan irit an f. Formaldehid Sit ot oksin dan irit an g. Oksida dari Nit rogen Sit ot oksin dan irit an h. Nit rosamin Karsinogen i. Hidrozin Karsinogen j. Vinil Klor ida Karsinogen Purnamasari, 2006. Asap rokok adalah aerosol het erogen yang dihasilkan dari pembakaran t idak sempur na daun t embakau yang t erdiri dari komponen gas, volat il, dan part ikel. xvii Sekit ar 95, sebagian komponen asap rokok m engandung komponen f ase gas. Set iap sat u hirupan asap rokok dikat akan mengandung 10 17 molekul React ive Oxygen Species ROS. ROS diproduksi secara endogen melalui pengakt ifan sel- sel inflamasi, sepert i neut rofil dan makr ofag. St ress oksidat if yang disebabkan oleh asap rokok akan menginduksi t erjadinya r espons inflamasi yang menyebabkan dest ruksi sept um alveolar paru Siant uri, 2003.

2. Pepaya Carica papaya

Pepaya m erupakan t anaman buah berupa herba yang ber asal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kaw asan sekit ar M eksiko dan Kost a Rika. Tanaman pepaya banyak dit anam orang, baik di daerah t ropis maupun sub t ropis, di daerah-daerah basah dan kering at au di daerah-daerah dat aran dan pegunungan. Dalam t aksonomi t umbuhan, pepaya diklasifikasikan sebagai berikut : Regnum : Plant ae Divisio : M agnoliophyt a Kelas : M agnoliopsida Ordo : Brassicales Familia : Caricaceae Genus : Carica xviii Spesies : Carica papaya Warint ek, 2006. Pepaya bangkok bukan t anaman asli Indonesia. Jenis pepaya ini didat angkan dari Thailand sekit ar t ahun 70-an. Pepaya bangkok diunggulkan karena ukurannya paling besar dibanding jenis pepaya lainnya. Selain ukuran, keunggulan lainnya ialah rasa dan ket ahanan buah. Daging buahnya berw arna jingga kemerahan, rasanya manis segar, dan t ekst ur nya keras sehingga t ahan dalam pengangkut an. Rongga buahnya kecil sehingga dagingnya t ebal. Per mukaan kulit buah kasar dan t idak rat a IPTEKnet , 2005. Pepaya yang masak berumur 8-10 bulan dan menunjukkan ¾ dar i bagian bu ah berw arna kekuning- kuningan sert a get ahnya encer dan berw arna bening Rukmana, 1995. Kandungan buah pepaya masak 100 gr adalah: kalori 46 kal; vit amin A 365 SI; vit amin B1 0,04 mg; vit amin C 78 mg; kalsium 23 mg; hidrat arang 12,2 gr; fosf or 12 mg; besi 1,7 mg; prot ein 0,5 mg; air 86,7 gr Kumalaningsih, 2007. Sedangkan m enurut Heinerman 2001, pepaya mat ang berukuran sedang mengandung nut risi sebagai berikut : 61 mg kalsium; 49 mg fosf or ; 0,9 mg besi; 9 mg sodium; 711 mg kalium; 5.320 I.U. vit amin A; 170 mg vit amin C; dan 31 m g magnesium. Tanaman pepaya m emang dikenal mult iguna karena hampir seluruh bagian t anaman mulai dari akar hingga daun bermanfaat bagi manusia. Tanaman pepaya dapat dimanfaat kan sebagai makanan, minuman, obat , bahan kecant ikan maupun sebagai pakan t ernak. Adapun penggunaan pepaya sebagai xix obat , unt uk pemakaian luar, caranya pepaya direbus kemudian airnya digunakan unt uk mencuci bagian yang sakit , at au get ah dioleskan pada bagian yang sakit . Sedangkan unt uk pemakaian dalam, digunakan 30-60 gr bahan segar yang direbus at au dihaluskan menjadi jus Wijayakusuma, 2005. Pepaya kaya akan vit amin C dan m erupakan sumber ant ioksidan yang baik. Begit u juga dengan kandungan karot en dan f lavonoid yang berf ungsi sebagai zat ant ikanker Wirakusumah, 1999. Unt uk perokok m emerlukan asupan vit amin C 120 mg per hari agar kebut uhan t ubuh t erpenuhi. Takaran t ersebut lebih t inggi dibandingkan orang yang bukan per okok Soenardi, 2005. Kandungan serat di dalamnya juga halus sehingga baik dikonsumsi oleh kalangan balit a sampai lanjut usia Kumalaningsih, 2007.

3. Strukt ur Histologis Paru

a. Paru-paru Paru-paru t erdiri at as sepasang or gan yang m enempat i rongga dada, dibat asi ot ot , rusuk, dan diafragma. Per mukaan luar paru-paru diliput i oleh selaput t ipis yang t erdiri at as m embran ser osa, disebut pleur a Tauf iqqurohman, 1998. Paru-paru ber t ekst ur seper t i spons dan t ert ut up epit elium sehingga per mukaan t ot alnya jauh lebih besar daripada permukaan luar par u-paru it u sendiri Eroschenko, 2003. b. Bronkus Int rapulmonal xx Bronkus int rapulmonal biasanya dikenali dari adanya beberapa lempeng t ulang raw an yang let aknya berdekat an. Epit elnya adalah epit el bert ingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet . Sel goblet adalah sel penghasil lendir, berbent uk mirip piala. Sisa dindingnya t erdiri dari lamina propria t ipis, selapis t ipis ot ot polos, submukosa dengan kelenjar br onkial, lempeng t ulang raw an hialin, dan advent isia Eroschenko, 2003. c. Bronkiolus Bronkiolus m er upakan segmen saluran konduksi yang t erdapat di dalam lobulus paru. Bronkiolus t idak m empunyai t ulang raw an maupun kelenjar dalam mukosanya t et api r ongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung m empunyai epit elium berbent uk kubus bersilia. Selain silia, bronkiolus juga menghasilkan mukus yang berfungsi sebagai pember sih udara Tauf iqqurohman, 1998. Epit elnya adalah epit el bert ingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet kadang-kadang. M ukosanya berlipat dan ot ot polos yang mengelilingi lumennya relat if banyak Eroschenko, 2003. d. Bronkiolus Terminalis Bronkiolus t er minalis merupakan bagian konduksi saluran napas t erkecil yang m enampakkan mukosa berombak dengan epit el silindris bersilia dan sudah t idak dijumpai lagi sel goblet . Lamina propr ia t ipis, selapis ot ot polos yang berkembang baik, dan masih ada advent isia. Pada bronkiolus t erminalis t erdapat sel kuboid t anpa silia, yang disebut sel clar a. Fungsi sel ini adalah mensekr esi surf akt an Eroschenko, 2003. xxi e. Bronkiolus Respirat orius Bifurkasi bronkiolus t erminalis menghasilkan bronkiolus respirat orius berupa t abung pendek. Br onkiolus ini merupakan per alihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru Bloom dan Faw cet t , 2002. M ukosa bronkiolus respirat orius st rukt urnya sama dengan bronkiolus bagian t erminal. Hanya di sini t erdapat muara beberapa alveoli Taufiqqurohman, 1998. f. Dukt us Alveolaris Bagian t er minal set iap bronkiolus respirat orius bercabang menjadi beberapa dukt us alveolaris. Dinding dukt us alveolaris biasanya dibent uk oleh sederet an alveoli yang saling bersebelahan Eroschenko, 2003. g. Alveolus Jumlah alveolus mencapai 300 jut a buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan m encapai 100 kali lebih luas daripada luas permukaan t ubuh Syamsur i, 2000. Alveoli dilapisi selapis sel alveolar gepeng dan sangat t ipis pneumosit t ipe I. Sel ini let aknya rapat pada endot el pelapis kapiler dan membent uk saw ar udara-darah unt uk respirasi. Selain it u, alveoli juga m engandung sel alveolar besar pneumosit t ipe II. Sel ini menghasilkan produk kaya fosfolipid, yang disebut surf akt an. Surfakt an menut upi permukaan sel alveolar, membasahinya, dan menurunkan t egangan per mukaan alveolar. M akrofag alveolar t erdapat di dalam jaringan ikat sept a int eralveolar dan di dalam alveoli. Di dalam sept a xxii int eralveolar juga t erdapat banyak kapiler darah, art er i dan vena pulm onalis, dukt us limfat ik, dan saraf Eroschenko, 2003.

4. Pertahanan Saluran Pernapasan

Keadaan ist imew a di dalam paru-paru adalah 200m 2 perm ukaan epit el yang t erpapar di lingkungan sehingga membut uhkan m ekanisme pert ahanan yang ef ekt if unt uk melindungi individu dari subst ansi asing yang masuk t er masuk mikroorganism e pat ogen. Udara di alam bebas t idak suci hama sert a mengandung par t ikel-part ikel debu, t oksin, gas beracun, logam berat , dan sebagainya. Oleh kar ena udara t ersebut harus dihisap oleh paru-paru unt uk t et ap bersih maka har us t ersedia perangkat pert ahanan t ubuh di dalam sist em respirasi Garn, 2006. Seluruh saluran napas dipert ahankan agar t et ap lem bab oleh selapis mukus yang m elapisi seluruh per mukaan. M ukus ini disekresikan sebagian oleh sel goblet dalam epit el saluran napas dan sebagian lagi oleh kelenjar submukosa yang kecil. Selain it u mukus juga berfungsi unt uk menangkap part ikel-part ikel dari udar a inspirasi dan menahannya agar t idak t erus ke alveoli. M ukus bersifat ant isept ik m elalui kandungan lisozim dan IgA. Seluruh saluran napas juga dilapisi epit el bersilia yang menyebabkan mukus m engalir lambat sehingga memudahkan penjerat an part ikel unt uk dapat dikeluarkan t ubuh. Walaupun begit u, part ikel kecil masih dapat masuk ke dalam alveoli dan di alveoli sendiri t erdapat alveolar makrofag yang dengan cepat memfagosit xxiii part ikel. Alveolar makrofag m erupakan pert ahanan paling akhir dan paling pent ing. Dalam bekerja, alveolar makrofag migrasi ke BALT Bronchus Associat ed Lymphat ic Tissue unt uk produksi sekret ori IgA. IgA yang dibebaskan ke perm ukaan mukosa bersama-sama dengan IgE dan IgG dapat digunakan dalam pert ahanan hum oral. Secara r ef lek, paru-paru dengan bant uan ot ot -ot ot diafragma, perut , dan dada mampu m enghasilkan bat uk yang berfungsi unt uk mengur angi beban paru- paru yang m er adang dan m enghindar i masuknya l ebih banyak agen noksius. Reflek bersin sangat mirip dengan r eflek bat uk kecuali bahw a reflek ini berlangsung pada saluran hidung, bukan pada saluran napas bagian baw ah Wahiduddin, 2006.

5. Hubungan Asap Rokok dengan M ekanisme Pertahanan Paru

St ress oksidat if yang diakibat kan asap rokok berkait an dengan peningkat an sekuest rasi neut rofil di mikrovaskuler pulmonal sert a ekspr esi gen-gen proinflamasi. Selain it u juga memodifikasi fungsi ant ielast ase pada salur an napas yang seharusnya bekerja menghambat elast ase neut rofil menjadi t idak berfungsi sehingga t erjadi kerusakan pada int erst it ial alveolus M arw an, 2005. Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup unt uk memainkan peranan besar t erjadinya kerusakan saluran napas. Oksidan asap t embakau menghabiskan ant ioksidan int raseluler dalam sel paru melalui mekanism e yang dikait kan t erhadap st ress oksidat if Arief, 2002. Selanjut nya st r ess oksidat if xxiv menyebabkan peroksidasi lipid yang akan menimbulkan kerusakan sel dan inflamasi. Proses inflamasi akan mengakt ifkan sel alveolar makrofag, akt ivasi sel t ersebut akan m enyebabkan dilepaskannya fakt or kemot at ik neut rofil, seper t i int er leukin 8 dan leukot rien B4. Fakt or-fakt or t ersebut akan m erangsang neut rof il m elepaskan prot ease yang akan m erusak jaringan ikat parenkim paru sehingga t imbul kerusakan dinding al veolar dan hiper sekresi mukus. Sel T CD8 + juga t erlibat dalam proses inflamasi ini Sari, 2001. M erokok m enyebabkan meningkat nya jumlah sirkulasi fagosit dan fagosit yang muncul dapat m enst imulasi t imbulnya sist em React ive Oxygen Species ROS. Peningkat an jumlah fagosit yang t erakt ivasi dapat m enambah st r ess oksidat if lebih besar daripada st ress oksidat if akibat m erokok it u sendiri. Kejadian yang pent ing adalah jejas pada jaringan merupakan peningkat an adhesi perlekat an fagosit pada dinding kapiler, yang sebelumnya didahului oleh perlekat an fagosit ke dalam jaringan dan merupakan pusat proses imun dan inflamasi t erut ama jejas pada jaringan yang berhubungan dengan ROS. Asap rokok menyebabkan peningkat an ROS dan RNS yang mengandung komponen kimia yang t oksik, mengakt ivasi fagosit yang akhirnya menyebabkan berbagai penyakit Purnamasari, 2006. Kebiasaan m erokok akan m erusak m ekanisme pert ahanan paru yang disebut muccocilliary clearance . Bulu-bulu get ar dan bahan lain di paru t idak mudah membuang infeksi yang sudah masuk kar ena bulu get ar dan alat lain di paru rusak akibat asap rokok. Selain it u, asap rokok meningkat kan t ahanan jalan napas airw ay resist ance dan menyebabkan mudah bocornya pembuluh darah xxv di paru, t erjadi kenaikan per meabilit as endot el kapiler sehingga menyebabkan prot ein plasma keluar bersama cairan dan t er t imbun di jaringan sert a menyebabkan edema. Asap rokok juga diket ahui dapat m enurunkan r espons t erhadap ant igen sehingga jika ada benda asing m asuk ke paru t idak l ekas dikenali dan dilaw an Adit ama, 2003.

6. Interaksi Antioksidan dalam Pepaya dan Asap Rokok

Hubungan ant ioksidan dengan asap r okok dinilai dari adanya st r ess oksidat if, kerusakan DNA, dan fungsi endot el. Biomarker dari st ress oksidat if t erdiri dari ant ibodi LDL t eroksidasi, kuant it as malondialdehid M DA, dan t hiobarbit uric react ive subst ances TBARS. Asap rokok m enyebabkan peningkat an ant ibodi LDL t eroksidasi, M DA, dan TBARS sehingga t erjadi peningkat an st r ess oksidat if dan ket idakseimbangan proses imun. Asap rokok juga menyebabkan fungsi endot el m enjadi abnor mal dan t erjadi peningkat an adhesi leukosit ke endot el Kelly, 2002. Pepaya mengandung elem en-elem en ant ioksidan yang dapat m enangkal radikal bebas. Elem en t ersebut berupa vit amin C, bet a karot en, asam f olat , dan kalsium. Juga kandungan serat t erlarut , t erut ama pekt in, yang t inggi membuat nya makin ampuh m enyapu racun radikal bebas Cyberhealt h, 2001. Vit amin C selain sebagai ant ioksidan juga m emiliki kemampuan m enjaga fungsi kolagen, imunomodulat or, dan akt ivit as ant ikarsinogenik. Sebagai ant ioksidan, vit amin C ber peran sebagai penghancur singlet oxygen O 2 - , radical peroxyl xxvi scavenger , dan menghambat peroksidasi lipid. Asupan vit amin C dapat mengurangi ant ibodi LDL t eroksidasi, kerusakan DNA, kadar serum peroksidasi lipid, serum malondialdehid M DA, dan m ent ransf er elekt ron ke dalam t okoferol t er oksidasi Winarsi, 2007.

C. Hipotesis