4.2 Pembahasan
Dari hasil kromatografi lapis tipis, diketahui bahwa perbandingan pelarut yang baik untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari daun tumbuhan kaliandra
adalah n-heksana:etil asetat 60:40 vv yang menunjukkan pemisahan yang lebih baik dari noda yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan analisis KLT yang
menunjukkan adanya enam noda dengan jarak terpisah antar noda yang baik lampiran 3. Setelah pemisahan dengan kromatografi kolom kemudian dilakukan
analisis KLT dan didapatkan 5 fraksi, dimana fraksi yang dilanjutkan adalah fraksi yang keempat sebanyak 60,9 mg. Senyawa yang diperoleh kemudian diuji
kemurniannya dengan KLT dengan menggunakan pelarut Benzena:Aseton 60:40 vv dan n-heksana:etil asetat 60:40 vv menunjukkan satu noda pada senyawa
yang dihasilkan. Dari hasil interpretasi spektrum UV-Visible dengan pelarut metanol
Gambar 4.1 memberikan panjang gelombang λ maks 263 nm dan 368 nm, hal ini menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi sesuai dengan spektrum UV-Visible
dari senyawa pembanding flavonoid yaitu Flavonol. Dari hasil interpretasi Spektrum Inframerah FT-IR Gambar 4.2 dan
Spektrum
1
H-NMR dengan menggunakan pelarut aseton dalam standar TMS gambar 4.3 diperoleh :
Pergeseran kimia pada daerah δ= 4,0674-4101 ppm menunjukkan puncak doublet menunjukkan proton dari -OCH
3
. Hal ini didukung oleh spektrum inframerah pada bilangan gelombang 2852,72-2949,09 cm
-1
puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur –CH alifatis dan bilangan gelombang 1386,82
cm
-1
puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi tekuk –CH
3
dan juga didukung pada bilangan gelombang 1118,71 puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi
ulur dari C-O-C. Pergeseran kimia pada daerah δ= 6,6756-6,6836 ppm terdapat puncak
doublet menunjukkan proton-proton dari H-6 dan H-8 pada cincin A senyawa flavonoida disebabkan adanya substituen pada C-5 dan C-7 yang menyebabkan
pergeseran kimianya hampir sama. Hal ini didukung oleh spektrum IR pada bilangan gelombang 1550,84 cm
-1
dengan puncak sedang menunjukkan adanya
Universitas Sumatera Utara
vibrasi ikatan rangkap C=C pada sistem aromatik pada bilangan gelombang 914,26 cm
-1
dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur =CH Pergeseran kimia pada daerah δ= 7,2101-7,2246 ppm terdapat puncak
doublet menunjukkan adanya proton-proton pada posisi H-3’ dan H-5’ pada cincin B
dan pada pergeseran kimia pada daerah δ= 7,2556-7,2658 ppm dengan puncak doublet menunjukkan proton-proton pada posisi H-2’ dan H-6’ pada
cincin B. Hal ini didukung oleh spektrum inframerah pada bilangan gelombang 914,26 cm
-1
dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur =CH dan pada bilangan gelombang 1550,84 cm
-1
dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ikatan rangkap C=C pada sistem aromatik.
Berdasarkan analisis data dan interpretasi yang dilakukan pada spektrum UV-Visible, Spektrum Inframerah FT-IR, Spektrum
1
H-NMR disimpulkan bahwa besar kemungkinan pasta yang diisolasi dari daun tumbuhan kaliandra C.
calothrysus adalah senyawa flavonoida golongan flavonol. Meskipun demikian, penulis mengakui bahwa data hasil
1
H-NMR kurang murni karena adanya campuran dari senyawa hasil isolasi. Berikut ini merupakan
struktur flavonoida yang diduga merupakan senyawa hasil isolasi.
O
O OCH
3
OH H
3
CO
OH
1 2
3 4
5 6
7 8
1 2
3 4
5 6
A C
B
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN