Penyimpanan Entres PENGARUH PERLAKUAN MASA PENYIMPANAN DAN BAHAN PEMBUNGKUS ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL BIBIT JERUK (Citrus sp.) SECARA OKULASI

commit to user Menurut Hartman dan Davis, Jr 1990 cit. Mansyah 1998 menyatakan bahwa mekanisme kompatibilitas harus dilihat berdasarkan sifat fisiologi, biokimia dan sistem anatomi secara bersamaan. Cadangan nutrisi batang bawah lebih menentukan keberhasilan okulasi atau penyambungan daripada nutrisi yang dikandung oleh entres. Okulasi dua tanaman yang serasi akan menghasilkan tanaman yang kuat dan berumur panjang. Tingkat keberhasilan okulasi dapat mencapai 100 apabila pemeliharaan atau perawatan selama okulasi dan setelah pemangkasan batang bawah sangat diperhatikan. Selain perawatan atau pemeliharaan, keberhasilan okulasi juga dipengaruhi oleh keserasian batang atas dan bawah, umur, kemampuan mata tempel untuk pecah dan tumbuh, iklim, dan keterampilan teknis okulator itu sendiri Suryana, 2000.

C. Penyimpanan Entres

Dalam pelaksanaan okulasi seringkali mengalami kendala, yaitu bila mata tempel entres diambil dari tempat yang cukup jauh. Padahal keberhasilan okulasi salah satu faktor yang mempengaruhi adalah keadaan dari mata tempel saat akan ditempel. Mata tempel yang digunakan dalam okulasi harus dalam keadaan segar, tetapi di lapangan sering terjadi penundaan bahan entres yang sudah diambil. Entres tidak segera diokulasikan karena terhambat waktu dan jarak dengan lokasi pembibitan. Penundaan ini dapat diatasi dengan menyimpan entres dalam media pembungkus agar kelembaban dan kesegaran entres dapat terjaga dengan baik Abdurahman et al ., 2007. Cabang entres harus dalam kondisi segar saat disambungkan atau ditempelkan di batang bawah. Oleh karena itu, setelah dipotong harus segera disambungkan atau ditempelkan di batang bawah yang telah disiapkan. Jika entres didatangkan dari lokasi yang berjauhan dengan lokasi batang bawah, diperlukan perlakukan khusus agar entres tetap segar. Potong entres sepanjang 20-30 cm, lalu rompes seluruh daunnya untuk mengurangi terjadinya penguapan yang dapat menyebabkan entres kehilangan air sehingga menjadi keriput dan layu. Jika lokasi pengambilan entres sangat jauh, sebaiknya bungkusan entres dilapisi dengan commit to user pelepah pisang. Pelepah pisang mengandung banyak air dan rongga-rongga udara sehingga dapat menghambat masuknya panas dari luar ke bagian dalam entres. Jika diinapkan, letakkan entres di dalam ruang ber-AC tetapi jangan menyimpannya di dalam lemari pendingin karena dapat menyebabkan mata tunas entres mati. Kemudian entres dimasukkan ke dalam koper atau tas pakaian dan diletakkan di bagian paling atas agar tidak rusak atau patah tertindih pakaian dan barang-barang berat lainnya Redaksi Agromedia, 2007 cit. Ardiant, 2009. Menurut Sukarmin et al. 2010 pengambilan entres dari jarak jauh dapat dilakukan dengan cara membungkus entres dengan kertas koran yang dilembabkan kemudian baru dibungkus dengan plastik dan diikat dengan tali baru dimasukkan ke dalam kardus. Cara pengemasan ini dimaksudkan agar kelembaban entres tetap terjaga. Entres yang layu atau kurang segar dikarenakan kadar airnya berkurang akibat penguapan selama penyimpanan. Entres yang kurang segar ini sangat mempengaruhi proses pertautan antara batang atas dan batang bawah sehingga dapat mempengaruhi persentase keberhasilan okulasi. Untuk itu perlu diperhatikan kriteria entres yang baik yaitu tidak terlalu tuamuda, kondisi entres tidak flushing pupus, bentuk bulat tidak pipih, dorman dan sehat. Penyimpanan entres dalam penelitian ini menggunakan irisan temulawak. Temulawak Curcuma xanthorhiza Roxb merupakan salah satu tanaman obat yang potensial. Penggunaan temulawak sebagai bahan pembungkus entres dalam penyimpanan karena temulawak mengandung zat kurkumin yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Bau khas dari temulawak ini tidak disukai oleh hama, sehingga dapat digunakan sebagai penyimpan entres. Bagian yang berkhasiat dari temulawak adalah rimpangnya yang mengandung berbagai komponen kimia di antaranya zat kuning kurkumin, protein, pati dan minyak atsiri. Pati, salah satu komponen terbesar temulawak sering disebut sebagai pati yang mudah dicerna sehingga disarankan digunakan sebagai makanan bayi. Minyak atsirinya mengandung senyawa phelandren, kamfer, borneol, sineal, xanthorhizol. Kandungan xanthorizol dan kurkumin ini yang menyebabkan temulawak sangat berkhasiat Taryono cit . Hadipoentyanti et al. , 2007. commit to user 11 III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian