Pengertian Pengemudi Kendaraan Umum

commit to user 28 Penentuan kesalahan ditentukan bahwa meskipun pelaku dapat membayangkan akibat yang mungkin terjadi karena perbuatan itu akan tetapi ia tidak melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya akibat, jadi kematian tersebut diakibatkan karena kekurangan penghati-hatian Teguh Prasetya, 2001 : 59. Unsur-unsur dalam Pasal 359 KUHP yaitu : 1 Unsur Subyektif : karena kealpaannya. 2 Unsur Obyektif : karena menyebabkan orang mati. Alpa dapat juga berarti sembrono atau teledor dan dapat berarti atau dikatakan seseorang berbuat dengan kurang hati-hati atau kurang menduga- duga, apabila kealpaan yang terjadi mengenai kecelakaan lalu lintas dijalan raya yang berhubungan dengan perbuatan yang dilakukan karena kealpaan Pasal 359 KUHP tersebut misalnya: seseorang telah mengemudikan mobil secara sembrono atau kurang hati-hati sehingga menabrak pejalan kaki sampai mati, maka dalam hal ini harus diselidiki masalah-masalah yang meliputi : 1 Kondisi mobil : rem, stir, dan sebagainya. 2 Kondisi kesehatan bagi pengemudi : sehat, sakit, ngantuk, mabuk. 3 Kecepatan mobil saat terjadi kecelakaan. Kecepatan tersebut dapat untuk mengetahui apakah si pembuat dapat dikatakan alpa atau kurang hati-hati mengemudikan mobilnya dilihat dari apakah ia melakukan penduga-duga sebegaimana diharuskan oleh hukum dan apakah ia melakukan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum.

3. Tinjauan Tentang Pengemudi Kendaraan Umum

a. Pengertian Pengemudi Kendaraan Umum

Pengemudi adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas jalannya kendaraan dijalan umum dengan segala akibat hukum yang ditimbulkannya bila commit to user 29 terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas atas diri penumpangnya maupun terhadap pihak yang berada diluar kendaraan yang dikemudikan yang menjadi korban akibat kelaleannya. Pengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang Nomor 22 Tahun 2009 yaitu orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi. Sedangkan didalam yang lama sebelum diperbaharui menjadi Undang- Undang Nomor 22 tahun 2009 tidak dijelaskan tentang definisi tetapi hal tersebut dapat dijelaskan bahwa pengemudi kendaraan umum adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor, dan kendaraan tersebut disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Disini pengemudi sebagai pekerjaan atau profesinya didalam hukum pidana orang tersebut masuk dalam pengertian “menjalankan pekerjaanya” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 361 KUHP yang merumuskan yaitu “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan”. Pengemudi kendaraan bermotor di jalan diwajibkan memiliki surat izin mengemudi. Hal ini dijelaskan dalan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN didalam pasal 77 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan”. commit to user 30 Surat izin mengemudi untuk pengemudi kendaraan bermotor ini terdiri dari 2 dua jenis Pasal 77 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM , yaitu : 1 Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Perseorangan 2 Surat Izin Mengemudi Kendaraan Umum Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi ini calon pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan keterampilan yang diberikan Pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah masing-masing yang dilaksanakan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan criteria yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Kepala Kepolisian Negera Republik Indonesia. Sedangkan untuk pengemudi Kendaraan Umum untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi, ccalon pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan pengemudi kendaraan umum. Pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan bagi pengemudi keendaraan umum ini hanya dapat diikuti apabila sebelumnya pengemudi sudah memiliki Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan. Dalam praktek sehari-harinya pengemudi kendaraan umum ini mengemudikan kendaraan seperti bus umum, truk umum, angkutan umum dan lainnya yang intinya meminta jasa kepada para pengguna yang berupa imbalan sejumlah uang. Karena sifat pekerjaan yang seperti itu, maka pengemudi kendaraan umum memiliki resiko yang lebih tinggi apa bila menjadi penyebab dari terjadinya kecelakaan lalu lintas, hal ini disebabkan karena beberapa factor, yaitu sebagai berikut : 1 Dikejar setoran atau memenuhi target setoran; 2 Jadwal keberangkatan antara kendaaraan umum lainnya terlalu dekat sehingga terjadi kejar-kejaran; 3 Berebut dalam mencari penumpang dan lain-lain. commit to user 31 Surat Izin Mengemudi berdasarkan Pasal 77 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN JALAN dibagi menjadi dua jenis yaitu Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan dan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum. Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan digolongkan menjadi 5 golongan antara lain : 1 Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 tiga ribu lima ratus kilogram ; 2 Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 tiga ribu lima ratus kilogram; 3 Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 seribu kilogram 4 Surat Izin Mengemudi C berlaku untuk mengemudikan Sepeda Motor; 5 Surat Izin Mengemudi D berlaku untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat. Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan setiap orang harus memenuhi persyaratan usia, administrative, kesehatan, dan lulus ujian. Hal ini didasarkan pada Pasal 81 ayat 1 Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM yang selanjutnya dijelaskan didalam Pasal 81 ayat 2 , 3 , 4 , 5 . Syarat usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat 1 ditentukan paling rendah sebagai berikut : commit to user 32 1 Usia 17 tujuh belas tahun untuk Surat Izin Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Surat Izin Mengemudi D; 2 Usia 20 dua puluh tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I; 3 Usia 21 dua puluh satu tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II Syarat administrative sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat 1 meliputi : 1 Identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk 2 Pengisian formulir permohonan 3 Rumusan sidik jari Syarat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat 1 meliputi : 1 Sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter 2 Sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis Sedangkan syarat lulus ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat 1 meliputi : 1 Ujian teori 2 Ujian praktik 3 Ujian ketrampilan melalui simulator Selain persyaratan yang telah disebut dalam Pasal 81 ayat 2 , 3 , 4 , dan 5 juga terdapat syarat yang lain yang tertuang dalam ayat 6 yaitu dalam hal pengajuan permohonan : 1 Surat Izin Mengemudi B I harus memiliki Surat Izin Mengemudi A sekurang-kurangnya 12 dua belas bulan 2 Surat Izin Mengemudi B II harus memiliki Surat Izin Mengemudi B I sekurang-kurangnya 12 dua belas bulan. Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor umum digolongkan menjadi 3 golongan antara lain : commit to user 33 1 Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 tiga ribu lima ratus kilogram ; 2 Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 tiga ribu lima ratus kilogram; 3 Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 seribu kilogram. Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum setiap orang yang mengajukan permohonan harus memenuhi persyaratan usia dan persyaratan khusus. Persyaratan usia ini dijelaskan dalam Pasal 83 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM, ditentukan paling rendah sebagai berikut : 1 Usia 20 dua puluh tahun untuk Surat Izin Mengemudi A umum; 2 Usia 22 dua puluh dua tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I umum 3 Usia 23 dua puluh tiga tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II umum Persyaratan khusus dijelaskan dalam Pasal 83 ayat 3 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, sebagai berikut : 1 Lulus ujian teori yang meliputi pengetahuan mengenai : a Pelayanan angkutan umum; b Fasilitas umum dan fasilitas social; c Pengujian Kendaraan Bermotor; commit to user 34 d Tata cara mengangkut orang danatau barang e Tempat penting di wilayah domisili f Jenis barang berbahaya g Pengoperasian peralatan keamanan 2 Lulus ujian praktik, yang meliputi : a Menaikkan dan menurunkan penumpang danatau barang di terminal dan di tempat tertentu lainnya b Tata cara mengangkut orang danatau barang c Mengisi surat muatan d Etika pengemudi kendaraan bermotor umum e Pengoperasian peralatan keamanan commit to user 35

B. Kerangka Pemikiran

1. Bagan Kerangka Pemikiran

Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Matinya Orang Lain Yang Dilakukan Oleh Pengemudi Kendaraan Umum Pasal 310 ayat 1, 2, 3, 4 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Penyidik penyidikan Proses Penyidikan Kendala-Kendala Yang dihadapi Penyidik

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA KEALPAAN YANG MENYEBABKAN MATINYA ORANG LAIN

0 3 1

PENDAHULUAN Peran Reserse Dalam Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus di Polres Ngawi).

1 8 16

PERAN RESERSE DALAM PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK Peran Reserse Dalam Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus di Polres Ngawi).

0 3 16

SKRIPSI PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA Proses Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Matinya Korban Dengan Pelaku Pengemudi Angkutan Umum.

0 0 12

PENDAHULUAN Proses Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Matinya Korban Dengan Pelaku Pengemudi Angkutan Umum.

0 1 9

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN YANG Proses Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Matinya Korban Dengan Pelaku Pengemudi Angkutan Umum.

0 0 19

SKRIPSI PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEALPAAN YANG MENYEBABKAN Penyelesaian Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Kecelakaan Lalu-Lintas Dan Matinya Orang Lain Yang Dilakukan Pengemudi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 14

PENDAHULUAN Penyelesaian Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Kecelakaan Lalu-Lintas Dan Matinya Orang Lain Yang Dilakukan Pengemudi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 14

NASKAH PUBLIKASI Penyelesaian Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Kecelakaan Lalu-Lintas Dan Matinya Orang Lain Yang Dilakukan Pengemudi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 20

PELAKSANAAN PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ORANG YANG BELUM DEWASA (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polda Sumbar).

0 0 9