41
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis ini dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model Cost-231 multi-wall pada bangunan swalayan yang
dimodelkan menghasilkan nilai attenuasi lintasan yang cukup besar. 2. Dalam suatu bangunan, semakin banyak jumlah sekat, maka cakupan daya
pancar suatu access point akan semakin kecil. Sebaliknya, cakupan daya pancar semakin besar jauh saat jarak antar sekat semakin besar.
3. Dalam merancang jaringan WLAN indoor, desain interior bangunan merupakan faktor yang juga perlu diperhatikan karena berpengaruh pada
cakupan daya terima sinyal. 4. Pada analisis ini, untuk bangunan dengan bangunan swalayan yang
dimodelkan mendapatkan jari-jari sel terbesar ketika jarak antar rak-nya adalah 2,3 meter, yaitu 18,527 meter.
5. Kebutuhan jumlah sel akan semakin besar ketika jarak antar rak semakin kecil. Penempatan sel sangat bergantung dengan profil bangunan yang akan
dirancang. 6. Di antara variasi jarak antar rak dari gedung swalayan yang dimodelkan, jarak
sebesar 2,3 meter mampu mengurangi kebutuhan access point hingga 17 buah.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan setelah melakukan analisis ini adalah analisis dikembangkan dengan perbandingan perhitungan path
lossindoormenggunakan model empiris indoorlain.
6
BAB II DASAR TEORI
2.1 Umum
Dalam mendesain sebuah sistem komunikasi wireless, diperlukan perencanaan yang baik demi terjaminnya kualitas sinyal yang nanti diterima. Empat faktor vital
yang perlu diperhatikan adalah daya pada pemancar, sensitivitas penerima, gain antena, serta rugi-rugi lintasan path loss seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.
Jarak serta jumlah dan jenis obstacle yang berada di antara pemancar dan penerima tentunya menjadi hal yang perlu diperhitungkan karena akan menjadi
penentu nilai path loss yang terjadi pada sistem komunikasi [1]. Hal ini disebabkan penghalang juga ikut menyumbangkan redaman terhadap sinyal yang
melaluinya. Perubahan besarnya nilai path loss terhadap kondisi lintasan akibat obstacle akan mengakibatkan perubahan jangkauan daya pancar lintasan sinyal.
Gambar 2.1 Komponen utama sistem komunikasi wireless [1]
Transmitter Transmit power
Receiver Receive Sensitivity
Path Loss
7 Rugi-rugi lintasan dB adalah besarnya daya pada pemancar dikurangi daya
pada penerima. Untuk menghitung besarnya rugi-rugi lintasan, dapat dilakukan dengan menggunakan pemodelan. Model yang digunakan untuk menghitung
propagasi outdoor dan propagasi indoor masing-masingnya adalah berbeda. Pada propagasi indoor, efek Doppler dapat diabaikan.
Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari penggunaan model dalam menghitung rugi-rugi lintasan, yaitu [2]:
1. Cepat dan fleksibel karenaparameter yang ingin dihitung dapat diubah-ubah sesuai keinginan.
2. Input yang dibutuhkan dapat seminimum mungkin dalam memodelkan propagasi. Hal ini dikarenakan perencanaan dapat dilakukan tanpa harus
datang ke lokasi langsung untuk menyediakan estimasi biaya jaringan, dapat dilakukan untuk perencanaan WLAN pada bangunan yang masih belum
selesai dibangun, dan sebagainya. 3. Dapat digunakan untuk membangun perangkat software easy-to-use yang
memungkinkan pengguna amatir juga dapat mendesain WLAN secara efisien. 4. Perencanaan WLAN menggunakan pemodelan propagasi dapat menemukan
solusi optimal yang hemat biaya dan performansi yang paling baik.
2.2 Konsep WLAN