22 10. Menentukan jumlah dan posisi access point pada bangunan swalayan yang
dimodelkan sehingga tidak terdapat area blankspot.
3.2 Model Bangunan Swalayan
Pada analisis ini, bangunan yang digunakan adalah swalayan yang dimodelkan. Gedung swalayan ini dianggap adalah gedung yang akan segera
dibangun dan direncanakan menyediakan fasilitas WiFi guna memudahkan komunikasi antar pekerja di dalamnya.
Model dirancang identik dengan interior swalayan yang modelnya sudah dirancang sebelumnya dari situs 3dwarehouse.sketchup.comdan diubah ke dalam
bentuk dua dimensi. Selanjutnya, akan diperhatikan pengaruh interior swalayan berupa material sekatdinding serta jumlahnya terhadap rugi-rugi lintasan
propagasi radio dari pemancar dengan menerapkan salah satu model perhitungan path loss indoor.
Bangunan swalayan ini berukuran 125 x 81 meter persegi dengan bentuk bangunan persegi panjang. Tinggi bangunannya diasumsikan adalah 5 meter.
Desain interior swalayan terdiri dari sejumlah sekatdinding dengan material berbeda. Penerapan model dilakukan dengan mengamati pengaruh jumlah serta
material yang menghalangi propagasi sinyal radio terhadap kebutuhan access point untuk mencakup keseluruhan area bangunan swalayan tersebut.
Sekatdinding yang tingginya lebih dari 2 meter pada bangunan swalayan dianggap dapat menghalangi propagasi sinyal radio dari dari pemancar ke user
yang ada dalam bangunan. Model interior bangunan swalayan ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
23
Gambar 3.2 Denah interior model bangunan swalayan
3.3 Perancangan jaringan WLAN
Dalam merancang suatu jaringan WLAN, perlu dilakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melakukan instalasinya. Persiapan berupa informasi-informasi
semacam profil bangunan, kebutuhan data, aplikasi yang akan digunakan, nantinya akan berguna untuk menentukan pilihan tipe perangkat maupun access
point yang digunakan. Setelah itu, survei lokasi juga perlu dilakukan [4]. 81 m
125 m
24
3.3.1 Kebutuhan Awal
Gedung swalayan ini dianggap adalah gedung akan segera dibangun dan direncanakan untuk menyediakan fasilitas WiFi guna memudahkan komunikasi
antar pekerja di dalamnya. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh fasilitas WiFi tersebut adalah:
1. Mencakup seluruh bangunan gedung swalayan. 2. Mempunyai bit rate yang mampu melakukan back up data 10-50 Mbps.
Oleh karena itu, digunakan peralatan standar IEEE 802,11n40MHz. Pada perancangan ini, spesifikasi access point-nya diambil dari datasheetHP MSM-
802,11n access point.
3.3.2 Asumsi-asumsi
Dalam perancangan fasilitas WiFi untuk analisis Tugas Akhir ini, dilakukan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Fasilitas WiFi akan digunakan untuk melakukan komunikasi dari dan ke
kantor sentral serta untuk komunikasi antar pekerja di dalam bangunan swalayan itu sendiri. Komunikasi ini dimaksudkan untuk efisiensi biaya,
waktu, serta memberi kemudahan dalam melakukan organisir maupun pemeriksaan ketersediaan stok barang di mana pun pekerja itu berada.
Oleh sebab itu, cakupan sinyal WiFi harus mampu mencakup seluruh gedung.
2. Gedung swalayan dimodelkan memiliki luas 125 x 81 meter persegi
dengan susunan interior yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. 3.
Aplikasi dari jaringan yang dirancang ini akan digunakan oleh pegawai dengan menggunakan perangkat yang dianggap sudah compatible dengan
standar IEEE access point. 4.
Jarak-jarak d yang digunakan adalah perkiraan yang didasarkan pada jarak di gambar denah bangunan swalayan.
5. Spesifikasi dari access point yang digunakan pada perancangan terlampir
pada Lampiran 1. 6.
Gain antena pemancar adalah 2 dB yang hampir sama pada semua jenis access point.
25 7.
Spesifikasi penerima yang digunakan pada perancangan terlampir pada Lampiran 2.
Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan penerapan model perhitungan path loss untuk menghitung cakupan daya terima sinyal pada perancangan jaringan
WLAN dari gedung swalayan yang dimodelkan. Model perhitungan path loss yang digunakan adalah model Cost-231 multi-wall.
Jaringan Wireless LAN yang dirancang ini dimaksudkan untuk menjamin komunikasi dari swalayan ke kantor pusat maupun antar pekerja di dalam
bangunan swalayan dapat terus tersedia. Selain itu, perancangan jaringan ini juga dimaksudkan agar swalayan dapat lebih siap jika sewaktu-waktu teknologi RFID
akan diterapkan dalam sistemnya.
3.4 Parameter Path Loss Indoor