Keluarga Wijaya PROFIL INFORMAN

65

3.1.1. Keluarga Wijaya

Keluarga Wijaya memiliki rumah sederhana yang terletak di dusun Banjardowo desa Banjarjo. Dalam keluarga tersebut terdapat empat penghuni dalam rumah, yakni Wijaya sebagai kepala keluarga, Sari sebagai istri, Senja sebagai anak dari Wijaya yang masih balita, dan Murtini sebagai orang tua ibu dari Wijaya. Namun saat ini istri Wijaya tidak ada dirumah sebab sedang bekerja di Surabaya. Rumah Wijaya memiliki dua kamar tidur yang digunakan untuk Wijaya dan anak istrinya serta kamar untuk ibu dari Wijaya. Rumahnya memiliki ruang tamu luas, dan ruang santai yang terdapat televisi yang bersebelahan dengan ruang tamu. Televisi yang dimiliki juga sudah termasuk modern. Di depan rumahnya terdapat sebuah warung kelontong yang tidak terlalu besar untuk berjualan kebutuhan rumah tangga. Keluarga Wijaya memiliki dua buah sepeda motor yang biasa digunakan untuk keperluan bisnisnya dan kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan keluarga Wijaya termasuk keluarga yang berkecukupan. Aktifitas bapak Wijaya yaitu sebagai pengusaha jamur merang. Dibelakang rumahnya terdapat pekarangan yang dikhususkan untuk membudiyakan jamur merang. Omset dari usahanya tersebut lumayan menguntungkan, dalam seminggu jamur-jamur tersebut dapat panen tiga kali yang menghasilkan uang dua puluh lima 66 ribu hingga limah puluh ribu rupiah per kilo. Menurut bapak Wijaya membudidayakan jamur merang sangat mudah, yakni hanya menyiramkan air saja setiap pagi dan sore serta menambahkan serbuk kayu sehari sekali. Beliau dapat pengetahuan tentang pembudidayaan jamur ini berasal dari belajar kepada orang yang sudah lebih dulu terjun dalam usaha tersebut dan megikuti penyuluhan- penyuluhan mengenai usaha budidaya jamur merang. Sedangkan istrinya Sari, bekerja di sebuah rumah sakit di Surabaya sehingga mengharuskan untuk tinggal disana dan pulang kerumah setiap dua minggu sekali. Aktifitas Murtini sebagai orang tua dari Wijaya dan nenek dari Senja, tentu saja adalah sehari-hari mengurus cucunya yang masih balita sekaligus menjaga warung kelontong yang ada di depan rumah. Bapak Wijaya saat ini berusia 37 tahun. Beliau merupakan lulusan STM 1 Padangan. Setelah lulus beliau bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta namun akibat krisis ekonomi melanda, beliau terkena PHK. Kemudian beliau pulang kampung dan mulai merintis usaha hingga seperti sekarang. Sedangkan Murtini saat ini berusia 68 tahun merupakan istri dari mantan pegawai dinas kesehatan Kabupaten Bojonegoro yang kini telah tiada. Sebagai istri dari mantan pegawai dinas kesehatan, Murtini setiap bulannya berhak mendapatkan tunjangan pensiunan dari suaminya. Seringkali uang yang didapat untuk membantu usaha warung kelontong yang ada di depan rumah. Murtini juga sering dimintai 67 bantuan untuk memasak oleh para tetangga karena beliau ahli dalam meramu dan meracik makanan.

3.1.2. Kebiasaan menonton televisi keluarga Wijaya