Sikap Khalayak Terhadap Pemberitaan di Televisi

41 f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat. 4. Hiburan Aspek ini berkaitan dengan usaha untuk : a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu e. Penyaluran emosi

1.4.4 Sikap Khalayak Terhadap Pemberitaan di Televisi

Institusi media menyelenggarakan produksi, reproduksi, dan distribusi pengetahuan dalam pengertian serangkaian simbol yang mengandung acuan bermakna tentang pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan tersebut membuat kita mampu untuk memetik pelajaran dari pengalaman, membentuk persepsi kita terhadap pengalaman itu. Meskipun setiap individu memiliki dunia persepsi dan pengalaman yang unik, namun mereka memerlukan kadar persepsi yang sama terhadap realitas tertentu sebagai syarat kehidupan sosial yang baik. Dalam hal ini, media massa khususnya televisi dalam menciptakan persepsi mungkin lebih besar dari yang lain. Pembentukan tersebut diberikan dari hari ke hari secara 42 berkesinambungan serta dampaknya muncul secara lambat tanpa disadari Mcquail, 1996:51. Media massa khususnya televisi menyuguhkan pandangan tentang dunia yang merupakan alat bantu untuk mendapatkan suatu informasi. Disamping itu televisi memberikan inovasi tentang kemampuan pengamatan langsung di tempat kejadian. Namun dalam menyikapi suatu pemberitaan di televisi, masyarakat seringkali melihatnya dari segi objektivitas dan kualitas informasi. Objektivitas memang hanya mempunyai cakupan yang lebih kecil dibanding dengan prinsip lain yang telah disinggung, tetapi prinsip objektivitas memiliki fungsi yang tidak boleh dianggap remeh terutama dalam kaitannya dengan kualitas informasi Mcquail, 1996:129. Hubungan antara media dengan audiensnya tercipta karena kepentingan distribusi isi yang terbentuk atas harapan, minat, dan keinginan khalayak. Hubungan semacam ini bersifat timbal balik dan seimbang, tetapi dalam kenyataannya kontak yang berlangsung kebanyakan dikendalikan dan diarahkan oleh media karena khalayak terpisah-pisah. Hal ini menjadikan khalayak menjadi lebih tergantung pada media dan bukan yang mengendalikannya. Media massa dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga khalayak tidak mampu membendung informasi yang dilancarkannya. Khalayak dianggap pasif dan tidak mampu bereaksi apapun kecuali hanya menerima begitu saja semua pesan 43 yang disampaikan oleh media massa. Penggambaran kekuatan media yang begitu besar menyebabkan teori media massa ini kemudian dinamakan teori peluru atau bullet theory Littlejhon, 2002:95 Kini setelah apa yang diberikan dan diinformasikan oleh media - baik itu suatu berita maupun yang lain – tinggal bagaimana informasi tersebut tetap berada dalam pikiran di setiap khalayak bahkan bisa menganalisisnya. Di sinilah peran kemampuan pandangan sikap atau persepsi seseorang digunakan. Persepsi seseorang terhadap orang lain atau kejadian dan reaksi mereka terhadapa hal-hal itu berdasarkan pengalamandan pembelajaran masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menhadapi suatu kejadian akan membuat seseorang menafsirkan kejadian tersebut berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang mirip Mulyana, 2003:177.

1.5 Definisi Konseptual