lx perasaan, nada dan suasana, dan amanat. Keempat unsur tersebut akan
membantu untuk mengetahui pokok-pokok masalah yang akan diungkapkan oleh pengarang.
a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Tema mempunyai sifat
lugas. Dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru sifat ini diterangkan melalui beberapa contoh. Lugas juga mempunyai makna tidak mengada-
ada. Sifat lugas tersebut dituliskan Wiji Thukul melalui kata-kata yang diilhami oleh pengalaman nyata dan pengalaman sehari-hari.
Kelugasannya juga dapat dilihat dari mudahnya para pembaca memahami setiap kata demi kata yang ada pada puisi Aku Ingin Jadi
Peluru. Seperti yang diungkapkan oleh Bandung Mawardi. Bahwa, yang menarik dari Wiji Thukul itu adalah kelugasan. Bagaimana ia berani untuk
mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak merasa ketakutan. Apakah dengan kata atau dengan bahasa yang dipakai akan dihajar dengan kekuasaan,
akan dihajar oleh polisi, atau akan dimarahi oleh institusi entah ekonomi atau politik. Di lihat dari beberapa puisinya, Wiji Thukul tampak
menginginkan puisinya dapat dijadikan bahan perenungan oleh siapapun yang membacanya. Wiji Thukul cenderung menuliskan pengalaman
sehari-hari yang sangat dekat dan melekat dengan kehidupan nyata. Seperti contoh puisi yang menggambarkan tentang jurang pemisah antara
penguasa dengan rakyat yaitu puisi yang berjudul Bunga dan Tembok.
b. Perasaan atau feeling
Sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar
belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Puisi tanpa
lxi perasaan bagaikan laut tanpa ikan, suasana menjadi kering. Hal tersebut
ditampakkan Wiji Thukul dalam karya-karyanya.
c. Nada dan Suasana
Nada dan suasana merupakan sikap tertentu yang dimunculkan oleh pengarang. Menurut Herman J. Waluyo 2003: 37 puisi juga
mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Ada puisi yang bernada sinis, protes,
menggurui, memberontak, main-main, serius, patriotik, belas kasih, takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik,
filosofis, khusyuk,, dan sebagainya.
d. Amanat