METODE PENELITIAN 87 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN 210

x Tabel 4.32 Rangkuman Pola Jawaban Kinerja Siswa Soal Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 195 xiii DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1 Skor Terendah, Skor Tertinggi, Rata-Rata dan Deviasi Standar Pretes Pemecahan Masalah Matematika 116 Diagram 4.2 Skor Terendah, Skor Tertinggi, Rata-Rata dan Deviasi Standar Postes Pemecahan Masalah Matematika 120 Diagram 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 124 Diagram 4.4 Skor Terendah, Skor Tertinggi, Rata-Rata dan Deviasi Standar Pretes Representasi Matematika 126 Diagram 4.5 Skor Terendah, Skor Tertinggi, Rata-Rata dan Deviasi Standar Postes Representasi Matematika 130 Diagram 4.6 Hasil Postes Kemampuan Representasi Siswa 134 xi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Jawaban Siswa Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 7 Gambar 4.1 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 1 di Kelas Eksperimen 1 153 Gambar 4.2 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 1 di Kelas Eksperimen 2 154 Gambar 4.3 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 2 di Kelas Eksperimen 1 157 Gambar 4.4 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 2 di Kelas Eksperimen 2 158 Gambar 4.5 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 3 di Kelas Eksperimen 1 161 Gambar 4.6 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 3 di Kelas Eksperimen 2 162 Gambar 4.7 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 4 di Kelas Eksperimen 1 165 Gambar 4.8 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 4 di Kelas Eksperimen 2 166 Gambar 4.9 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 5 di Kelas Eksperimen 1 169 Gambar 4.10 Proses Penyelesaian Jawaban postes Pemecahan Masalah Siswa Nomor 5 di Kelas Eksperimen 2 170 Gambar 4.11 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 1 di Kelas Eksperimen 1 175 xii Gambar 4.12 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 1 di Kelas Eksperimen 2 176 Gambar 4.13 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 2 di Kelas Eksperimen 1 179 Gambar 4.14 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 2 di Kelas Eksperimen 2 179 Gambar 4.15 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 3 di Kelas Eksperimen 1 182 Gambar 4.16 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 3 di Kelas Eksperimen 2 183 Gambar 4.17 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 4 di Kelas Eksperimen 1 186 Gambar 4.18 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 4 di Kelas Eksperimen 2 186 Gambar 4.19 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 5 di Kelas Eksperimen 1 189 Gambar 4.20 Proses Penyelesaian Jawaban Postes Representasi Siswa Nomor 5 di Kelas Eksperimen 2 190 xiv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Aktivitas Siswa 226 Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Eksperimen 1 227 Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Eksperimen 1 237 Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Eksperimen 1 245 Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 Eksperimen 1 253 Lampiran 1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5 Eksperimen 1 261 Lampiran 1.6 Lembar Aktivitas Siswa 1 271 Lampiran 1.7 Lembar Aktivitas Siswa 2 275 Lampiran 1.8 Lembar Aktivitas Siswa 3 279 Lampiran 1.9 Lembar Aktivitas Siswa 4 282 Lampiran 1.10 Lembar Aktivitas Siswa 5 286 Lampiran 1.11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Eksperimen 2 289 Lampiran 1.12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Eksperimen 2 299 Lampiran 1.13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Eksperimen 2 307 Lampiran 1.14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 Eksperimen 2 316 Lampiran 1.15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5 Eksperimen 2 324 Lampiran 1.16 Lembar Aktivitas Siswa 1 Berbantuan Autograph 334 Lampiran 1.17Lembar Aktivitas Siswa 2 Berbantuan Autograph 339 Lampiran 1.18 Lembar Aktivitas Siswa 3 Berbantuan Autograph 344 Lampiran 1.19Lembar Aktivitas Siswa 4 Berbantuan Autograph 349 Lampiran 1.20 Lembar Aktivitas Siswa 5 Berbantuan Autograph 355 Lampiran 2 Instrumen Penelitian 360 Lampiran 2.1 Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah 361 Lampiran 2.2 Pretes Kemampuan Representasi 364 Lampiran 2.3 Postes Kemampuan Pemecahan Masalah 367 Lampiran 2.4 Postes Kemampuan Representasi 370 xv Lampiran 2.5 Kisi-Kisi Angket Motivasi 372 Lampiran 2.6 Angket Motivasi 373 Lampiran 2.7 Lembar Aktivitas Siswa 376 Lampiran 2.8 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 377 Lampiran 2.9 Lembar Validasi Lembar Aktivitas Siswa 379 Lampiran 2.10 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 381 Lampiran 2.11 Lembar Validasi Tes Kemampuan Representasi 383 Lampiran 2.12 Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa 385 Lampiran 3 Hasil Validasi dan Uji Coba 388 Lampiran 3.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 389 Lampiran 3.2 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa 390 Lampiran 3.3 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 391 Lampiran 3.4 Hasil Validasi Tes Kemampuan Representasi 392 Lampiran 3.5 Hasil Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa 393 Lampiran 3.6 Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 394 Lampiran 3.7 Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 395 Lampiran 3.8 Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Pretes Kemampuan Representasi Matematika 396 Lampiran 3.9 Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Postes Kemampuan Representasi Matematika 397 Lampiran 3.10 Uji Coba Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah 398 Lampiran 3.11 Uji Coba Postes Kemampuan Pemecahan Masalah 407 Lampiran 3.12 Uji Coba Pretes Kemampuan Representasi 419 Lampiran 3.13 Uji Coba Postes Kemampuan Representasi 428 Lampiran 4 Hasil Penelitian 440 Lampiran 4.1 Skor Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 1 441 xvi Lampiran 4.2 Skor Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 1 442 Lampiran 4.3 Skor Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 2 443 Lampiran 4.4 Skor Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 2 444 Lampiran 4.5 Skor Hasil Pretes Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 1 445 Lampiran 4.6 Skor Hasil Postes Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 1 446 Lampiran 4.7 Skor Hasil Pretes Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 2 447 Lampiran 4.8 Skor Hasil Postes Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 2 448 Lampiran 4.9 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Perbedaan SPSS 22 Kemampuan Pemecahan Masalah 449 Lampiran 4.10 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Perbedaan SPSS 22 Kemampuan Representasi 455 Lampiran 4.11 Skor hasil Angket Motivasi Sebelum Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 461 Lampiran 4.12 Skor hasil Angket Motivasi Sesudah Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 463 Lampiran 4.13 Skor hasil Angket Motivasi Sebelum Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 465 Lampiran 4.14 Skor hasil Angket Motivasi Sesudah Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 467 Lampiran 4.15 Skor Hasil Aktiviitas Siswa Kelas Eksperimen 1 469 Lampiran 4.16 Skor Hasil Aktiviitas Siswa Kelas Eksperimen 2 472 Lampiran 5 Dokumentasi dan Surat-Surat 475 Lampiran 5.1 Dokumentasi Penelitian 476 xvii Lampiran 5.2 SK Penetapan Dosen Pembimbing ........................................... 481 Lampiran 5.3 Surat Permohonan Melakukan Penelitian ................................ 482 Lampiran 5.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 483

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan teknologi tidak terlepas dari perkembangan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang sangat menentukan dalam mempersiapkan SDM yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong dan memaksimalkan potensi siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan, karenanya perlu pembaharuan dalam upaya meningkatan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kemajuan peradaban suatu bangsa karena pendidikan merupakan suatu upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi Trianto, 2011 : 4. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 bab I pasal 1 dan ayat 1 yaitu: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” LNRI 2010:2 Berdasarkan undang-undang di atas orientasi pendidikan yang perlu diperhatikan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus mempunyai tujuan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan siswa menuju pada apa yang ingin dicapai. Suasana belajar dan sarana prasrana pembelajaran harus di konsep sehingga tujuan proses pembelajaran tercapai, 1 beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang dilakukan mampu mengembangkan potensi anak didik, pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan intelektual serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan, sehingga diharapkan mampu mempersiapkan SDM berkualitas, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang mampu memecahkan masalah, berfikir kritis dan logis, dan mampu mempresentasikan gagasan dan sistematis dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Salah satu bagian dari pendidikan yang mempunyai peran penting adalah pendidikan matematika. Sumbangan matematika terhadap perkembangan pendidikan dan teknologi cukup besar, seperti Aljabar untuk komputer, Numerik untuk teknik. BSNP 2006:145 menyatakan : “Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini ”. Dalam kehidupan sehari-hari matematika sangat dibutuhkan karena digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti di tempat bekerja meskipun penggunaannya tidak terkait langsung dengan matematika yang dipelajari di sekolah. Misalkan memeriksa jumlah uang yang akan dibayarkan untuk gaji karyawan jelas memerlukan kemampuan matematika. Membaca tabel dan informasi yang tersaji dalam tabel dan grafik perlu pemahaman matematika secara baik. Matematika merupakan bidang studi yang wajib dipelajari oleh semua siswa SD, SMP, SMA, bahkan sampai semua program studi di Perguruan Tinggi. Berdasarkan BSNP 2006:145 “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Dengan demikian, jelaslah mengapa matematika menjadi pelajaran wajib bagi setiap orang. Bahkan dapat pula dikatakan bahwa matematika merupakan induk segala ilmu pengetahuan, baik eksakta maupun non eksakta. Oleh karena besarnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, maka tidak mengherankan bila matematika selalu menjadi perhatian dan mendapat sorotan dari berbagai pihak, bahkan rendahnya prestasi matematika siswa telah menjadi masalah nasional yang perlu mendapat pemecahan yang segera. Namun pada kenyataanya, hasil belajar masih rendah. Hal ini dapat dilihat pendidikan di Indonesia masih rendah ditunjukkan standar kelulusan minimal UN masih rendah 2004 = 3,25 dan tahun 2013 = 5,50. Hasil studi internasional oleh Programme for International Student Assessment PISA, tahun 2003 untuk matematika Indonesia berada diperingkat ke-38 dari 40 negara, tahun 2006 Indonesia berada diperingkat ke-50 dari 57 negara dan tahun 2009 Indonesia berada diperingkat ke-61 dari 65 negara. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Indonesia berada signifikan di bawah rata-rata internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pendidikan Indonesia secara nasional masih memprihatinkan. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan hal yang sama, yakni dari hasil seleksi assesmentest SMA N 1 Medan TP. 20122013 terhadap siswa kelas XI menunjukkan hasil belajar yang masih rendah terutama matematika memperoleh nilai terendah dari tiga mata pelajaran yang lainnya yaitu IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dimana diperoleh nilai rata-rata matematika 3,49, IPA 3,72, Bahasa Inggris 4,63 dan Bahasa Indonesia 5, 15. Proses pembelajaran seyogianya dilaksanakan sejalan dengan tujuan mata pelajaran matematika sebagaimana tercantum dalam BSNP 2006:146 yaitu: 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajarai matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah ”. Berdasarkan tujuan mata pelajaran matematika yang dituangkan dalam kurikulum 2006 sangat jelas bahwa pembelajaran matematika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah terutama yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan lima standar proses dari NCTM 2000:67 , yaitu “kemampuan pemecahan masalah problems solving, kemampauan komunikasi commnucatiaon, kemampuan koneksi connection, kemampuan penalaran reasoning, dan kemampuan representasi representation ”. Dapat diketahui bahwa salah satu yang menjadi standar proses adalah pemecahan masalah, yang dipandang sebagai sarana siswa mengembangkan ide- ide matematika. Terdapat banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam matematika. Di antaranya pendapat Dahar 1989:138 menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggambungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya, dan tidak sebagai keterampilan generik. Pengertian diatas mengandung makna seseorang telah mampu menyelesaikan suatu masalah, maka seseorang itu telah memiliki kemampuan yang baru. Dengan terlatihnya seseorang memecahkan masalah, ia akan memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah yaitu melakukan penelusuran melalui penemuan, sehingga ia mudah memahami matematika. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu fokus dalam pembelajaran matematika yang perlu dikuasai dan dilatihkan serta dibiasakan kepada siswa sedini mungkin. Pemecahan masalah bukan sekedar keterampilan untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang akan dibawa pada masalah-masalah keseharian siswa atau situasi-situasi pembuatan keputusan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah membantu seseorang secara baik dalam hidupnya Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah memegang peran penting dan perlu ditingkatkan di dalam pembelajaran. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Dari hasil survey peneliti berupa tes diagnostic kepada siswa SMA N 1 Medan kelas XI MIA 12 menunjukkan bahwa 80 dari jumlah siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalah.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP NEGERI 3 TEBING TINGGI.

0 2 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DI SMK KABUPATEN LANGKAT.

2 7 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DI MAN 1 MEDAN.

2 10 43

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BERBANTUAN AUTOGRAPH.

0 2 34

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN PAIKEM.

0 3 58

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN BERBANTUAN SOFWARE AUTOGRAPH.

0 2 39

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN METAKOGNISI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

4 15 40

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 5 59

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGAJARAN LANGSUNG.

0 1 28

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 2 16