3. Confidentiality Kerahasiaan
Informasi yang telah diperoleh dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Penelitihanyamenyajikaninformasiterutamadilaporkanpadahasilriset.
Peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam kuesioner penelitian dan hanya memberikan
nomor urut responden. SMS reminderdilaksanakan pada kelompok intervensi dandilakukan atas kesepakatan peneliti dan responden.
4. Beneficiency manfaat
SMS Remindersangat bermanfaat untuk meningkatkan kepatuhan ODHA.
5. Non maleficiency tidak merugikan
SMS Reminder berpedoman pada prinsip minimum risk rendah resiko sehingga secara minimal menimbulkan masalah pada responden.
6. Privacy and Dignity
Selama penelitian peneliti menjaga privasi responden serta menjaga harga diri responden. Peneliti juga menghargai data yang diberikan responden dengan tidak memaksa untuk
memberikan informasi sesuai keinginan peneliti dan informasi tersebut hanya digunakan dalam konteks penelitian.
7. Protection from Discomfort and Harm
Responden diusahakan bebas dari rasa tidak nyaman dengan cara memberikan kesempatan pada responden untuk untuk mengutarakan perasaannya.
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, data univariat serta bivariat.
1. Gambaran umum tempat penelitian
Penelitian tentang pengaruh SMS Reminder terhadap perubahan perilaku kepatuhan pengobatan ARV pada pasien HIV-AIDS ini dilakukan di ruang VCT Puskesmas Timika
Kabupatem Mimika Papua yang dilakukan dari bulan April- Juni 2016. Wilayah kerja Puskesmas Timika meliputi 2 distrik, 6 kampung dengan luas wilayah 42.000 km2 dengan
jumlah penduduk 205. 440 jiwa. Jumlah total pasien yang berobat ke VCT Puskesmas Timika sebanyak 46 orang.
Untuk mengukurkepatuhan pengobatan pasien dalam terapi ARV, rencana awalnya adalah dengan mengukur CD4 dan menghitung jumlah obat yang diminum oleh pasien
sebelum dan sesudah intervensi. Peneliti kesulitan dalam memperoleh regimen CD4 dikarenakan regimen habis dan peneliti harus menunggu regimennya untuk waktu yang
tidak ditentukan, sehingga peneliti hanya menghitung jumlah obat sebelum dan sesudah intervensi. Untuk mengurangi bias dalam penelitian ini, obat yang diprogramkan untuk
sebulan diatur sedemikian rupa agar pasiennya kembali kontrol setiap 2 dua minggu supaya bisa tetap dipantau minum obatnya. Sebagian pasien kembali kontrol 2-3 hari
sebelum obatnya habis sehingga peneliti tidak bisa memantau sisa obatnya diminum atau tidak. Upaya yang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan setempat untuk meningkatkan