Terapi ARV Landasan Teori

DNA terhambat. Selain itu NRTI juga menghentikan pemanjangan DNA. b Analog nukleotida NtRTI Mekanisme kerja NtRTI pada penghambatan replikasi HIV sama dengan NRTI tetapi hanya memerlukan 2 tahapan proses fosforilasi. c Protease inhibitor Bekerjanya tidak melalui tahapan fosforilasi intraseluler tetapi berikatan langsung dengan reseptor pada RT dan tidak berkompetisi dengan nukleotida natural. Aktivitas antiviral terhadap HIV-2 tidak kuat. 3 Protease inhibitor Protease Inhibitor berikatan secara reversible dengan enzim protease yang mengkatalisa pembentukan protein yang dibutuhkan untuk proses akhir pematangan virus. Akibatnya virus yang terbentuk tidak masuk dan tidak mampu menginfeksi sel lain. PI adalah ARV yang potensial. c Jenis obat-obatan ARV Berdasarkan cara kerjanya ARV dibedakan dalam beberapa golongan yaitu golongan NRTI, NNRTI, dan PI yang termasuk dalam golongan NRTI adalah: Abacavir, Didanosin, Lamivudin, Stavudin, Tenolovir, Zalcibatin, Zidotudin sementara yang termasuk golongan NNRTI adalah: Efavirenz, Neviparin dan yang termasuk golongan PI adalah: Loponavir, Ritonavir, Nelfinavir, Saquinavir. 3. Konsep Dasar Kepatuhan a. Pengertian kepatuhan Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah ditetapkan Susan. B, 2002. Sackett 1976 mendefinisikan kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan Neil Nevin, 2002. Kepatuhan terhadap pengobatan didefinisikan sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh tenaga medis mengenai penyakit dan pengobatannya. Tingkat kepatuhan setiap pasien biasanya digambarkan sebagai presentase jumlah obat yang diminum setiap hariya dan waktu minum dalam jangka waktu tertentu Osterberg dan Terrence, 2005. Kepatuhan didefinisikan sebagai kesetiaan, ketaatan atau loyalitas. Kepatuhan yang dimaksud disini adalah ketaatan dalam pengobatan ARV pada pasien HIV. Namun kepatuhan individu berdasarkan rasa terpaksa atau ketidaksepahaman dapat disusul dengan kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas kesehatan yang menganjurkan perubahan Sarwono, 2009. Berdasarkan pengertian tentang kepatuhan dapat disimpulkan kepatuhan dalam pengobatan yaitu sejauh mana perilaku pasien menggunakan obat yang diminum setiap harinya dan waktu minum dalam jangka waktu tertentu sesuai ketentuan yang diberikan oleh tenaga medis. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Menurut Grean 1980 faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain: 1 Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, pendidikan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai. 2 Faktor pendukung mencakup tersedianya sarana dan fasilitas kesehatan dan juga lingkungan. 3 Faktor pendorong mencakup sikap petugas kesehatan, perilaku petugas kesehatan, perilaku masyarakat. Kepatuhan pasien terhadap pengobatanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi Osterberg dan Terrence, 2005; Delamater, 2006; Kocurek, 2009: 1 Faktor demografi Faktor demografi, seperti suku, status sosio-ekonomi yang rendah dan tingkat pendidikan yang rendah dikaitkan dengan kepatuhan yang rendah terhadap regimen pengobatan. 2 Faktor psikologi Faktor psikologi juga dikaitkan dengan kepatuhan terhadap regimen pengobatan. Kepercayaan terhadap pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan. Sedangkan faktor psikologi, seperti depresi, cemas, dan gangguan makan yang dialami pasien dikaitkan dengan ketidakpatuhan. 3 Faktor sosial Hubungan antara anggota keluarga dan masyarakat juga berperan penting dalam pengobatan ARV. Dukungan sosial dapat menurunkan rasa depresi atau stres penderita. 4 Faktor yang berhubungan dengan penyakit dan medikasi Penyakit kronik yang diderita pasien, regimen obat yang kompleks, dan efek samping obat yang terjadi pada pasien dapat meningkatkan ketidakpatuhan pada pasien. 5 Faktor yang berhubungan dengan tenaga kesehatan Komunikasi yang rendah dan kurangnya waktu yang dimiliki tenaga kesehatan, seperti dokter menyebabkan penyampaian informasi menjadi kurang sehingga pasien tidak cukup mengerti dan paham akan pentingnya pengobatan. Keterbatasan tenaga kesehatan, seperti Apoteker waktu dan keahlian yang dimiliki Apoteker juga berpengaruh terhadap pemahaman pasien mengenai pengguanaan obat sehingga cenderung meningkatkan ketidakpatuhan pasien. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1 Pemahaman tentang instruksi. Tak seorangpun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham mengenai instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Splemen 1967 menemukan bahwa lebih dari 60 yang diwawancarai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan pada mereka. 2 Kualitas interaksi, antara professional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien. 3 Isolasi sosial dan keluarga. Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan serta dapat menentukan tentang program pengobatan yang mereka terima. Part 1976 telah memperhatikan peran keluarga dalam pengembangan kebiasaan kesehatan dan pengajaran terhadap anak-anak mereka. 4 Keyakinan, sikap dan kepribadian, hubungan antara professional kesehatan dan pasien, keluarga dan teman, keyakinan tentang kesehatan dan kepribadian seseorang berperan dalam menentukan respon pasien terhadap anjuran pengobatan. Derajat ketidakpatuhan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Kompleksitas prosedur pengobatan b. Derajat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan. c. Lamanya waktu dimana pasien harus mematuhi nasehat dokter. d. Apakah penyakit tersebut benar menyakitkan. e. Keparahan penyakit dipersepsikan oleh pasien, bukan profesionalisme kesehatan. Dinicola dan dimatteo 1984, mengusulkan lima titik rencana untuk mengatasi ketidakpatuhan adalah : 1 Satu syarat untuk semua rencana menumbuhkan kepatuhan adalah mengembangan tujuan kepatuhan 2 Perilaku sehat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, oleh karena itu perlu dikembangkan strategi yang bukan hanya untuk mengubah perilaku, tetapi untuk mempertahankan perubahan tersebut. 3 Pengontrolan perilaku seringkali tidak cukup untuk mengubah perilaku itu sendiri, faktor kognitif juga berperan penting terhadap perubahan perilaku. 4 Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis 5 Dukungan dari profesional kesehatan merupakan dukungan lain yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan Berdasarkan beberapa teori tersebut dapat ditarik kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan meliputi pemahaman interaksi yang baik oleh pasien, hubungan interaksi yang baik antara pasien dan konselor, dukungan sosial dan keyakinan dari orangtua maupun teman dan juga petugas kesehatan. d. Metode Pengukuran Tingkat Kepatuhan Tingkat kepatuhan terhadap pengobatan dapat diukur melalui dua metode, yaitu Osterberg dan Terrence, 2005 : 1 Metode langsung Pengukuran kepatuhan melalui metode langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengukur viral load dalam darah atau urin, mengukur atau mendeteksi petanda biologi di dalam. Metode ini umumnya mahal, memberatkan tenaga kesehatan dan rentan terhadap penolakan pasien. 2 Metode tidak langsung Pengukuran kepatuhan melalui metode tidak langsung dapat dilakukan dengan bertanya pada pasien tentang penggunaan obat, menggunakan kuesioner, menilai respon klinik pasien, menghitung jumlah pil obat dan menghitung tingkat pengambilan kembali resep obat. Tingkat kepatuhan terhadap pengobatan dapat diukur melalui Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan cara menghitung sisa obat sesuai dosis obat yang diberikan pada waktu tertentu, Kepatuhan tinggi adalah : jumlah kombinasi obat ARV kurang dari 0-3 dosis yang tidak diminum dalam periode 30 hari ≥ 95. Kepatuhan sedang adalah jumlah kombinasi obat ARV antara 3-12 dosis yang tidak diminum dalam periode 30 hari 80-95. Kepatuhan rendah, adalah jumlah kombinasi obat ARV lebih dari 12 dosis yang tidak diminum dalam periode 30 hari 80 Depkes, 2007. Berdasarkan pengertian tingkat kepatuhan tersebut maka untuk mengetahui kepatuhan peneliti akan melakukan observasi jumlah sisa obat dan pemeriksaan CD4. e. Metode Meningkatkan Kepatuhan Osterberg dan Terrence, 2005 1 Pemberian edukasi kepada pasien, anggota keluarga atau keduanya mengenai penyakit dan pengobatannya. Edukasi dapat diberikan secara individu maupun kelompok, dan dapat diberikan melalui tulisan, telepon, email atau datang kerumah. 2 Mengefektifkan jadwal diit, olahraga, dan pendosisan obat melalui penyederhanakan regimen dosis harian, menggunakan kotak pil untuk mengatur jadwal dosis harian, dan menyertakan anggota keluarga berpartisipasi dalam mengingatkan pasien diit, olahraga dan meminum obat. 3 Meningkatkan komunikasi antara pasien dan petugas kesehatan

4. Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya. Supaya patuh, pasien dilibatkan dalam memutuskan apakah minum atau tidak Nursalam, 2007. Kepatuhan dalam pengobatan menjadi masalah dalam pengobatan ARV hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: hubungan yang kurang serasi antar pasien HIV dan petugas kesehatan, jumlah pil yang harus diminum, depresi, tingkat pendidikan, kurangnya pemahaman pasien tentang obat-obat yang akan ditelan dan toksisitas obat dan pasien terlalu sakit untuk menelan obat Depkes, 2007. Kepatuhan adalah hal yang sangat penting dalam hal hidup sehat, sehingga butuh pemahaman yang baik terhadap proses perubahan dan apa yang akan dialaminya untuk mengubah perilaku. Dukungan dari pribadi pasien sendiri dan juga petugas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan pasien menjalani pengobatan.

5. Teori Motivasi

a. Penegertian

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, terutama dalam berperilaku. Dari beberpa macam definisi motivasi, ada tiga hal penting dalam pengertian motivasi, yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan muncul karena seseorang merasakan sesuatu yang kurang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi. Memotivasi adalah proses manajemen untuk memengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak Stoner dan Freeman, 1995:134. Menurut bentuknya, motivasi terdiri atas: