Tinjauan Pustaka PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN AKUNTANSI KARBON (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015)

sumber daya perusahaan. Oleh karena itu, “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder” Chariri dan Ghozali, 2007 dalam Fahrizqi, 2010. Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja stakeholder perusahaan bertanggungjawab Freeman, 2001 dalam Fahrizqi, 2010. Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain Chariri dan Ghozali, 2007. Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan berbagai kegiatan sosial yang akan memberikan berbagai manfaat kepada semua stakeholder. Adapun aktivitas sosial dalam hal ini adalah melakukan pengungkapan terhadap emisi karbon perusahaan sebagai wujud dari kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup dan sosial. Hubungan yang baik dengan stakeholder akan memberikan dampak baik bagi perusahaan dalam menjaga keberlanjutan perusahaan. 3 Teori Legitimasi Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang yang peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik. O’Donovan 2002 berpendapat legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup going concern. Legitimasi perusahaan dapat ditingkatkan melalui tanggung jawab sosial perusahaan CSR untuk mendapatkan nilai positif masyarakat demi meningkatkan reputasi perusahaan O’Donovan 2002 dalam Saraswati, 2012. Dengan demikian dapat diartikan bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan berorientasi dan berpihak pada masyarakat, maka dari itu operasi perusahaan harus selaras dengan harapan masyarakat agar memberikan suatu nilai tambah baik bagi perusahaan, masyarakat maupun pemerintah. 4 Teori Kepatuhan Compliance Theory Menurut Tyler dalam Saleh, 2004 terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan terhadap hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan insentif, tangible dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Seorang individu cenderung akan mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal normative commitment through morality berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi normative commitment through legitimacy berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku Saleh, 2004. Kepatuhan perusahaan dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan, dalam hal ini meliputi kepatuhan terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Wujud dari kepatuhan tersebut seperti tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dalam mengatasi limbahpencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas bisnis perusahaan. Sehingga akan terjadi pengurangan emisi karbon di udara.

B. Penelitian Terdahulu

Ki-Hoon Lee 2012 meneliti peran dan kegunaan eco-control terhadap kinerja karbon. Penelitian ini menemukan bahwa eco-control dapat mendorong keselarasan antara strategi pengelolaan karbon perusahaan dan pengukuran kinerja karbon dan menyediakan informasi kuantitatif bagi pengambil keputusan perusahaan. Pemetaan layak aliran karbon dalam produksi memberikan kesempatan penting untuk meningkatkan kinerja karbon dalamrantai pasokan. Matsumura 2012 telah melakukan penelitian tentang tingkat emisi karbon terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan model Heckman. Adapun hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa hubungan antara emisi karbon dan nilai perusahaan adalah negatif. Tran 2011 melakukan penelitian mengenai pelaporan wajib berdasarkan peraturan pemerintah, pelaporan sukarela CDP, dan pelaporan sukarela sustainability report terhadap keandalan pelaporan emisi Gas Rumah Kaca. Penelitian ini menghasilkan pelaporan wajib kurang dari CDP. Selain itu terdapat perbedaan pelaporan sukarela antara CDP maupun sustainability report, semakin banyak pengalaman maka pelaporan emisi akan menurun. Penelitian yang dilakukan oleh Solomon 2011 tentang wacana resiko dan kesempatan terhadap perubahan iklim menemukan bahwa perubahan iklim swasta didominasi oleh resiko dan manajemen resiko yang material. Selain itu, Solomon juga menemukan adanya peluang dalam pelaporan perubahan iklim sebagai investor institusi adalah semakin menyadari berbagai cara di mana perubahan iklim memberikan peluang materi bagi perusahaan asosiasi mereka untuk mengeksploitasi. Rankin 2011 meneliti dan menyelidiki pelaporan sukarela emisi gas rumah kaca dalam sistem pemerintahan pasar di Australia. Hasil penyelidikan Rankin yaitu perusahaan yang secara sukarela mengungkapkan GRK memiliki sistem pengendalian lingkungan tidak bersertifikat dan bersertifikat, kualitas tata kelola perusahaan tinggi dan melaporkan CDP secara terbuka, ukuran perusahaan, dan beroperasi di sektor energi, pertambangan dan industri. Tingkat pengungkapan terkait dengan keberadaan EMS bersertifikat, pelaporan publik untuk CDP, dan penggunaan GRI di sektor energi, pertambangan, industri, dan jasa sangat kredibel. Luo, et al 2013 menemukan bahwa kecenderungan pengungkapan emisi karbon yang dilakukan di negara berkembang tidak seluas seperti pada perusahaan di negara maju, leverage, growth opportunity, asset newsness berpengaruh negatif terhadap pengungkapan emisi karbon sedangkan profitability, carbon emission legal system berpengaruh positif terhadap propensity for carbon disclosure.

C. Hipotesis

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik yang memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang serta resiko atas penilaian tersebut. Shareholder dan investor memandang bahwa kinerja keuangan perusahaan yang baik adalah dengan adanya grafik peningkatan laba dan dividen di masa depan. Kinerja keuangan sangat penting untuk diukur atau dinilai, karena bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelum nya agar menghasilkan tindakan dan hasil yang diinginkan Sudaryanto, 2011. Perusahaan dengan kemampuan kinerja keuangan lebih baik, semakin besar kemungkinan untuk berusaha mengurangi emisi dari aktivitas perusahaan mereka. Kemampuan kinerja keuangan meliputi berbagai inisiatif perusahaan untuk berkontribusi dalam upaya penurunan emisi atau dalam hal ini emisi karbon seperti penggantian mesin-mesin yang lebih ramah lingkungan, ataupun tindakan lingkungan lainnya seperti aksi penanaman pohon untuk meningkatkan penyerapan CO 2 Pradini, 2013. Pengungkapan kinerja perusahaan merupakan good news bagi pelaku pasar dan stakeholder. Selain informasi keuangan, perusahaan perlu mengungkapkan berbagai non-keuangan seperti informasi kinerja