Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
3
perusahaan. Pihak tersebut adalah seseorang yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang
mempunyai peranan penting yaitu mengendalikan kebijakan keuangan perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham Megginson, 2007.
Perusahaan yang meningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan. Dengan adanya kepemilikan
manajerial maka akan mensejajarkan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manajer tidak akan bertindak opportunistik dan
akan berhati-hati dalam membuat keputusan penting perusahaan, karena manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil
dengan benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah. Penelitian tentang kepemilikan manajerial yang dilakukan oleh Bhakti 2012
menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, sedangkan menurut Handayani dan Indahningrum 2009
menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi pada akhir tahun yang diukur dalam presentase
Erni 2005. Investor institusional tersebut seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain.
Adanya kepemilikan institusional dalam perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen yang
menyebabkan penggunaan hutang untuk pendanaan menurun dan mengurangi
4
biaya agensi. Penelitian tentang kepemilikan institusional yang dilakukan oleh Bhakti 2012 menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap kebijakan hutang, sedangkan menurut Rahayuningsih dan Surya 2012 bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan
hutang. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang menyangkut masalah
pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Kebijakan dividen dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dalam bentuk tunai atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Pembayaran dividen merupakan salah
satu upaya dalam mengurangi biaya keagenan dan mempengaruhi kebijakan hutang karena pembayaran dividen yang besar menyebabkan laba ditahan akan
kecil, akibatnya perusahaan harus memenuhi kebutuhan operasionalnya menggunakan alternatif sumber pendanaan yang relevan misalnya dengan
hutang. Penelitian tentang kebijakan dividen yang dilakukan oleh Nengsi 2011 menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan
hutang, sedangkan menurut Rahayuningsih dan Surya 2012 kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba selama periode tertentu. Profitabilitas mempengaruhi
kebijakan hutang karena dalam kondisi profitabilitas tinggi perusahaan akan cenderung mengandalkan sumber dana internal dan sebaliknya pada kondisi
profitabilitas rendah perusahaan akan mengandalkan sumber dana external
5
yaitu hutang. Hal ini disebabkan perusahaan menahan sebagian besar keuntungannya pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber dana internal
dan relatif mengurangi penggunaan hutang. Penelitian tentang profitabilitas yang dilakukan oleh Beny 2013 mengatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan hutang, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Saifi, Sudjana dan Sheisarvian 2015 bahwa profitabilitas
berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Alasan peneliti memilih perusahaan properti dan real estate karena
perusahaan tersebut memiliki prospek yang cerah dimasa yang akan datang berkaitan dengan potensi jumlah penduduk yang bertambah besar. Perusahaan
properti dan real estate merupakan indikator aktivitas kegiatan ekonomi secara umum. Menurut Wuryandani, Hermanto, dan Prasetya 2005 menyatakan
bahwa meningkatnya aktivitas disektor properti dan real estate dapat dijadikan petunjuk mulai membaiknya atau bangkitnya kegiatan ekonomi. Disatu sisi,
industri properti dan real estate menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi, karena kegiatan industri properti dan real estate akan mendorong naiknya
berbagai kegiatan disektor lain yang terkait, karena setiap sektor membutuhkan produk properti sebagai salah satu faktor produksi dan sarana kegiatan yang
dilakukan perusahaan. Ekspansi bisnis properti dan real estate dari tahun pascakrisis global 2003-2008 terus meningkat. Peningkatan ini terutama
digerakkan oleh banyaknya pembangunan berbagai proyek seperti perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan mall dan trade center, gedung perkantoran dan
lain sebagainya.
6
Secara empiris, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan telah sering diteliti oleh beberapa pihak. Namun
dalam penelitian tersebut peneliti masih menemukan ketidak-konsistenan dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang perlu ditindak lanjuti dan diulas
kembali oleh peneliti. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Sheisarvian, Sudjana, Saifi 2015 yang berjudul Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan perusahaan properti dan real estate sebagai objeknya dan penelitian dimulai dari tahun 2010-2014.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang
Studi Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2010-
2014”. B.
Batasan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membatasai hanya menggunakan 4 jenis variabel yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan
deviden, dan profitabilitas. Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan properti dan real estate pada periode tahun 2010-2014.
7