PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2009-2014)

(1)

THE INFLUENCE OF MANAJERIAL OWNERSHIP, INSTITUSIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE POLICY, PROFITABILITY AND FIRM SIZE

TO DIVIDEND POLICY

(Study on Manufacturing and Real Estate Companies Listed at BEI in 2009-2014)

Oleh:

TATA RIANA ELSY DAMAYANTI 20120410367

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

THE INFLUENCE OF MANAJERIAL OWNERSHIP, INSTITUSIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE POLICY, PROFITABILITY AND FIRM SIZE

TO DIVIDEND POLICY

(Study on Manufacturing and Real Estate Companies Listed at BEI in 2009-2014)

Oleh:

TATA RIANA ELSY DAMAYANTI 20120410367

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

iv Dengan ini saya,

Nama : Tata Riana Elsy Damayanti

Nomo rmahasiswa : 20120510367

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN” (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2009-2014)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 9 Mei 2016


(4)

v

“Bertawakalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah: 282)

“Berlelah – lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang. Jika engkau tak tahan lelahnya belajar, engkau akan menangung perihnya kebodohan”


(5)

vi Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, terima kasih untuk Allah SWT dan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan segala petunjuk kepada saya sehingga skripsi ini telah selesai pada waktunya. Skripsi ini akan saya persembahkan untuk-Nya dan Nabi Muhammad SAW.

Untuk kedua orang tuaku, Bambang Rudi Edi dan Rundiyah yang amat sangat saya cintai dan saya sayangi, terima kasih selalu ku ucapkan untuk kedua orang tuaku yang telah banyak memberikan dukungan dan semangatnya sepanjang hidupnya. Terima kasih banyak Ibuk Bapak .

Untuk kakak ku tersayang, Ruditya Destiana dan keponakan ku Mirza Ali Fardani terima kasih telah menghibur aku, terima kasih untuk segala keceriaannya. Untuk keluarga ku yang ada di Yogyakarta mbak Susi, Budhe, Conan dan Gayasi terima kasih telah menampung ketika hari libur.

Untuk Pak Imam Bintoro selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih untuk bersedia membimbing saya hingga skripsi saya ini telah selesai dan saya minta maaf atas segala kesalahan saya yang telah saya perbuat.

Untuk Ardian Kurniawan, Eka Yuni Wijiyati, Intan Hasanah, Nanang Eko Mulyono, Destya Hariana, Nilam Fuziah yang telah memberikan semangat, ilmu dan petuahnya, sehingga saya dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.


(6)

vii

Untuk Ratri Werdi Erdianty, Guniarti Indah Wardani, Allan Fazri dan Fathah Anjasmoro yang telah memberikan semangat juga, kita sama – sama berjuang untuk mendapatkan gelar S.E ini. Terima kasih untuk selalu menemaniku, menghiburku dan membuatku tersenyum.

Untuk teman dan sahabat seperjuangan ( Menur Ajeng R, Melisa, Rizki K Dewi, Femi Kurnia, Digna, Sukesih, Bondan Wicaksono, Wawan, Fian, Rudi, Biko, Badru, Rizki, Alvin, Farid, Syabu, Mahmud Yunus, Hilman, Indah Paramita, Nugraheni Pangestuti, Cynthia, Titin, Teteh, Yuyun, Yesika, Amran dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu). Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini dan sukses untuk kita semua.

Untuk dosen-dosen di Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas segala ilmunya yang telah diberikan.


(7)

x

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah menciptakan manusia dengan akal dan pikiran sehingga manusia mampu untuk berpikir bagaimana mengembangkan kualitas hidupnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Skripsi dengan judul “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL,

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG,

PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDENdapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, dengan ketulusan dan keikhlasannya memberikan waktu, saran, dan sumbangan pemikiran yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi berbagai kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi.Bapak M. Imam Bintoro, SE., M.Si., FIN selaku Dosen Pembimbing


(8)

xi

Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu tercinta. Penulis yakin tanpa doa, bimbingan dan dukungan dari kalian semua ini hanya semu belaka. Semoga usaha bapak dan ibu dalam mendidik penulis tidak pernah sia-sia dan menjadi barokah bagi keluarga.

4. Teman - teman yang selalu memberikan semangat, perhatian, pengertian, dan dukungan dalam penyelesaian karya tulis ini.

5. Teman-teman seperjuangan dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan informasi, bantuan, semangat dan kerjasamanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 9 Mei 2016


(9)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSTUJIAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... v

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. LANDASAN TEORI ... 7

1. Kebijakan Dividen ... 7

2. Teori Kebijakan Dividen ... 8

3. Teori Pendukung Kebijakan Dividen ... 9

4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 10

B. Pengaruh antar variabel ... 11

1. Pengaruh kepemilikan manajerial perusahaan terhadap kebijakan Dividen 13 2. Pengaruh kepemilikan Inst perusahaan terhadap Kebijakan Dividen ... 14

3. Pengaruh kebijakan hutang terhadap Kebijakan Dividen ... 14


(10)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Objek Penelitian ... 23

B. Jenis Data ... 23

C. Teknik pengambilan Sampel ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25

F. Uji Kualitas Data ... 26

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 31

B. Hasil Uji Kualitas Data ... 33

C. Hasil Linier Berganda ... 40

D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 43

E. Pembahasan (Interprestasi) ... 47

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 54

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 56

C. Keterbatasan Penelitian ... 56 DAFTAR PUSTAKA


(11)

xiv

4. 1 Proses Seleksi Sampel ... 32

4.2 Hasil Uji Descriptive Statistic ... 33

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 36

4.4 Hasil Multikolonearitas ... 37

4.5 Hasil Uji Autokolerasi. ... 38

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 39

4.7 Hasil Regresi Linier Berganda ... 41

4.7 Hasil Uji Nilai T ... 41

4.8 Hasil Uji F ... 46


(12)

xv


(13)

(14)

(15)

viii

dividen dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau indikator kondisi keuangan perusahaan, apakah perusahaan dalam kondisi yang profit ataupun sebaliknya. Kebijakan dividen sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : kepemilika manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilika manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 – 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpoise sampling dan diperoleh 20 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Selanjutnya, kepemelikan institusional tidak berpengaruh signifikan tetapi untuk ukuran perusahaan berpengaruh signifikan namun arahnya yang negatif terhadap kebijakan dividen.

Keyword : kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan.


(16)

ix

or indicator of company’s finance condition. Which is the company in profil condition or visa versa. Dividen policy it self can be influenced by several factors such as manajerial ownership, institusional ownership, leverage policy, profitability and firm size. The aim of this research is to exposes the influence of manajerial ownership, institusional ownership, leverage policy, profitability and firm siz toward manufacture company’s dividen policy where exist in stock exchange.

Population in this research is manufacture company in Indonesia’s stock exchange in 2009 - 2014. The sampelling technique which being used is purpoise sampling and achieved 20 companies. The data of analysis technique is to use double linier regretion test. The result of hypothesis showed that manajerial ownership, leverage policy and profibility, influenced significantly toward dividen policy. On the other hand, institusional ownership and firm size did not influence significantly toward dividen policy.


(17)

1 A. Latar Belakang

Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah menghasilkan laba maksimal dalam jangka panjang. Manajemen sebagai pengelola perusahaan, diharapkan mampu mencapai hal - hal tersebut sehingga dapat dapat memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham melalui keputusan – keputusan yang dibuatnya. Salah satu tujuan dari investor dalam berinvestasi adalah untuk memperoleh pendapatan (return) berupa dividend yield dan capital gain, (Yunita dan Erawati, 2014) tetapi tidak semua perusahaan itu membagikan dividen tergantung dari kebijakan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam perusahaan sebagai bentuk laba ditahan guna membiayai investasi dimasa yang akan datang. Penetapan dalam kebijakan dividen itu sangat penting karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dapat berupa cash dividend serta stock dividend. Cash dividen adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas, sedangkan stock dividend adalah dividen yang dibayar sebagai penambahan lembar saham pada pemegang saham ,Rizky (2012). Kebijakan dividen melibatkan pihak –


(18)

pihak yang memiliki kepentingan tetapi saling bertentangan, yang disebut sebagai agency cost.

Para manajer seringkali bertindak untuk memaksimumkan kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan kepentingan pemegang saham, dan manajer yang punya saham diperusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannya sendiri dengan kepentingannya sebagai pemegang saham (Devi dan Erawati, 2014). Agency cost juga dapat dikurangi dengan cara meningkatkan proporsi penggunaan hutang dalam pendanaan, karena hutang mewajibkan perusahaan untuk melunasi kewajibannya Dewi (2008).

Dalam mengawasi dan memonitor perilaku manager, pemegang saham harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan yang disebut agency cost. Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional merupakan salah satu mekanisme monitoring eksternal yang mampu mengawasi dan mendisiplinkan manajer agar selalu berusaha memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan kepemilikan isntitusional menyebabkan kinerja manager diawasi secara optimal. Sehingga kepemilikan institusional akan berpengaruh terhadap biaya keagenan dan perubahan dukungan terhadap manajemen dan pilihan kebijakan perusahaan, dalam hal ini kebijakan dividen Bukhori (2008).

Kebijakan dividen juga dipengaruhi oleh kebijakan hutang perusahaan. Besarnya tingkat hutang akan meningkatkan risiko


(19)

kebangkrutan perusahaan. Apabila beban hutang semakin tinggi maka akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan di dalam membagikan dividen kepada pemegang saham. Profitabilitas juga dapat mempengaruhi dalam kebijakan dividen. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Setiap perusahaan yang didirikan tentu saja diorientasikan untuk mendapatkan laba dengan tidak mengorbankan kepentingan pelanggan untuk mendapatkan kepuasan (Brigham dan Houston, 2011). Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemengang saham. ROA digunakan sebagai alat ukur profitabilitas karena dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.

Selain profitabilitas faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan

dividen adalah ukuran perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset, penjualan, tenaga kerja, dan kapitalisasi pasar. Perusahaan yang besar akan memberikan pembayaran dividen yang tinggi karena perusahaan besar lebih stabil dalam menghasilkan laba, serta lebih mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya daripada perusahaan kecil. Perusahaan kecil akan memberikan pembayaran dividen yang lebih rendah karena laba yang dihasilkan dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah aset perusahaan.


(20)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi (2008). Adapun replikasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penulis tetap menggunakan lima variabel yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Periode pengambilan data dalam penelitian Dewi (2008) adalah tahun 2002 – 2005 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan data dengan cakupan yang lebih lama dan terkini yaitu pada tahun 2009 – 2014. Obyek penelitian yang di gunakan dalam penelitian Dewi (2008) adalah semua perusahaan yang go public, sedangkan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian di karenakan perusahaan manufaktur membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk investasi pada perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka, salah satunya dengan investasi saham oleh para investor, sehingga dapat mempengaruhi nilai perusahaan Herawaty, (2008).

B. Batasan Masalah Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Dilakukan hanya pada perusahaan – perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)


(21)

3. Variabel dependen dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu kebijakan dividen.

4. Variabel independen yang digunakan yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusinal, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

3. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen ? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen ? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen.

2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.

3. Untuk menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen. 4. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 5. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan


(22)

E. Manfaat Penelitian 1. Bidang Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan baru mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terutama di bidang keuangan terhadap kebijakan dividen.

2. Bidang Praktik

a. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada para manajer mengenai pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat menghasilkan kebijakan dividen yang optimal.

b. Sebagai bahan pertimbangan untuk para investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi yaitu menentukan perusahaan mana yang akan memberikan return yang lebih besar terutama dari sisi dividen.


(23)

7

1. Kebijakan Dividen

Beberapa argumen mengenai kebijakan dividen menurut Hanafi, (2004:361) :

a. Kebijakan dividen tidak relevan

Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen tidak relevan. MM menunjukkan bahwa investor indifferent (sama saja) terhadap kebijakan dividen. MM mengajukan beberapa asumsi dalam analisis mereka :

1) Tidak ada biaya pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect).

2) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi, keuntungan, dan dividen dimasa mendatang. Pengharapan investor dikatakan homogeny.

3) Kebijakan investasi ditentukan terlebih dulu, kebijakan dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi.

b. Argumen yang mendukung relevansi dividen

Argumen ketidakrelevanan kebijakan dividen mengasumsikan pasar yang sempurna dan efisien. Jika pasar tidak sempurna, maka kebijakan dividen akan relevan. Argumen yang


(24)

menyatakan bahwa kebijakan dividen relevan berangkat dari asumsi ketidaksempurnaan pasar. Di satu sisi, argumen tersebut mengatakan bahwa perusahaan perlu membayar dividen yang tinggi, di sisi lain, argumen tersebut menyatakan sebaliknya, yaitu perusahaan perlu membayar dividen yang rendah Hanafi (2004).

1). Dividen dibayar tinggi (Bird in the Hand Theory)

Beberapa argumen yang mendukung pembayaran dividen yang tinggi Hanafi (2004) :

(a). Mengurangi ketidakpastian

Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini karena dividen diterima saat ini sedangkan capital gain diterima di masa mendatang sehingga ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan capital gain. Faktor ketidakpastian akan berkurang sehingga investor semacam itu akan mau membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.

(b). Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham

Menurut agency theory, konflik bisa terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan agar tujuan pemegang


(25)

saham (maksimisasi kemakmuran pemegang saham) dapat tercapai. Namun manajer bisa mempunyai agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan pemegang saham. Manajer bisa saja menahan labanya untuk diinvestasikan kembali pada proyek yang dapat meningkatkan keuntungan, investasi aset, dan lain sebagainya. Konteks semacam itu pembayaran dividen yang tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh investor karena akan mengurangi potensi konflik antara manajer dengan pemegang saham.

(c). Efek pajak

Dividen mempunyai pajak efektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih pembayaran dividen yang tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah.

2). Dividen dibayar rendah

Argumen yang mendasari dividen dibayar rendah Hanafi (2004) yaitu :

(a). Efek pajak

Di Negara tertentu, seperti di Amerika Serikat, pajak untuk capital gain lebih rendah dibandingkan


(26)

dengan pajak untuk dividen. Disamping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir, dengan kata lain pajak efektif atas capital gain dapat ditunda sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima. Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah karena akan menghemat pajak.

(b). Biaya emisi (flotation costs)

Jika perusahaan membayarkan dividen dan kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham eksternal akan lebih besar dibandingkan biaya modal internal karena adanya biaya emisi, biaya transaksi dan biaya underpricing saham. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih baik membayarkan dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

Faktor-faktor praktis yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen Hanafi, Mamduh M (2004:375) :

a). Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Perusahaan akan lebih baik


(27)

jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif.

b). Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit (Wirjolukito et al dalam Suharli, 2007).

c). Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Posisi likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham (Bangun dan Stefanus, 2012).

d). Stabilitas Pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa mendatang


(28)

membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi.

e). Pembatasan-pembatasan

Kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi pembayaran dividendalam situasi tertentu. Sebagai contoh, perusahaan harus menjaga tingkat modal tertentu, rasio likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar. Pada situasi normal, pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk, dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan. 2. Teori Keagenan

Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan managemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik diantaranya, (Tarjo dan Hartono dalam Dewi, 2008). Hal tersebut sering terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah kos bagi perusahaan dan menurunkan keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham. Akibat dari perbedaan itulah maka terjadi konflik yang disebut dengan agency conflict. Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunisi manajer maka pemegang saham harus bersedia


(29)

mengeluarkan kos pengawasan tersebut., kos tersebut disebut kos keagenan (agency cost). Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mengurangi agency cost antara lain dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dengan menggunkan kebijakan hutang dan dengan mengaktifkan pengawasan melalui investor – investor institusional, Dewi (2008)

3. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen. Adanya konflik keagenan yang terjadi diantara pihak principal (shareholders) dengan pihak agen (manajer) menyebabkan adanya biaya keagenan (agency cost). Karena konflik keagenan ini manajer akan cenderung melakukan tindakan yang menguntungkan bagi dirinya, disisi lain pemegang saham ingin mendapatkan pengambilan yang sebesar – besarnya. Dengan kepemilikan manjerial pada suatu perusahaan maka akan mengurangi konflik keagenan, (Putri dan Natsir, 2006). Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Hatta dalam Dewi, 2008)

4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pihak institusional, seperti reksa dana, bank, dana pensiun dan perusahaan asuransi. Monitoring terhadap perusahaan tidak hanya terbatas dilakukan oleh pihak dari dalam perusahaan, namun dilakukan


(30)

dari pihak ekternal perusahaan terutama investor institutional, Fuad (2006). Institusi merupakan pembuat keputusan professional yang mampu menilai kinerja perusahaan dan memonitor manajemen, Bukhori (2008). Sehingga tingkat kepemilikan institusional berpengaruh mengurangi biaya keagenan dan perubahan dukungan terhadap manajemen dan pilihan kebijakan perusahaan. peneletian (Bathala et al dalam Fuad, 2006) menemukan bahwa kepemilikan institusional dapat berperan sebagai subtitusi dari kepemilkan manajerial dan laverage dalam mengendelikan biaya agensi.

5. Kebijakan Hutang

Pada umumnya semakin besar suatu peusahaan, semakin bersar pula penggunaan hutang dalam membiayai kekurangan pendanaan dalam operasional perusahaannya. Suad, (2008 : 331) menjelaskan bahwa bunga dari hutang bisa digunakan untuk mengurangi pajak yang ada, sehingga dengan kata lain penggunaan hutang dapat bermanfaat bagi pemilik perusahaan. Penggunaan hutang untuk membiayai operasional perusahaan ini harus dengan kehati- hatian, karena apabila penggunaan hutang terlalu besar maka akan berdampak pada kesulitan keuangan (Brigham dan Houston, 2011 : 164). Menurut (Kieso et al dalam Resky, 2009) kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai


(31)

aktivitas operasional perusahaan, Sanjaya (2009). Rasio Leverage yang cukup tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk, karena tingkat permodalan perusahaan tergantung pada pihak luar perusahaan (kreditur) semakin besar.

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri Sartono (1998:130) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit (Wirjolukito et al, dalam Suharli, 2007). Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan, sehingga profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Ukuran profitabilitas dapat berupa laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik.

7. Ukuran perusahan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size dan nilai saham. Semakin besar total aktiva penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Brigham dan Houston (2011) dalam penelitian Wati (2014)


(32)

B. Temuan Terdahulu

1. Dewi (2008), melakukan studi mengenai Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitablitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen diperoleh hasil bahwa Pengaruh Kepemilkan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang berpengaruh negatif dan Profitablitas, Ukuran Perusahaan berpengaruh positif.

2. Idawati (2012), melaukan studi mengenai Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur di BEI diperoleh hasil Profitabiltas dan Ukuran Perusahaan berpengaru positif terhadap Kebijakan Dividen. 3. Lopolusi (2013), melakukan studi mengenai Analisi Faktor – faktor

yang mempengaruhi Kebijakan Dividen sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh hasil Profitablitas berpengaruh positif dan ukuran Perusahaan berpengaruh negatif. 4. Mulyono (2009), melakukan studi mengenai Pengaruh Debt to Equity

Ratio, Insider Ownership, Size dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen di peroleh hasil Size berpengaruh negatif. 5. Anggi, (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh struktur kepemilikan, leverage dan return on asset terhadap kebijakan dividen yang mengemukakan bahwa struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan saham publik dan ROA memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen sedangkan kepemilikan institusional dan leverage memiliki pengaruh negatif terhadap kebijkan dividen


(33)

C. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Dividen Menurut (Rozeff dalam Junius, 2014) kepemilikan manajerial yaitu ukuran prosentase saham yang dimiliki perusahaan yang sekaligus menjadi pengelola perusahaan yaitu direksi, manajemen, komisaris, ataupun setiap pihak yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan perusahaan. Penambahan saham perusahaan oleh pihak manajemen, akan dapat menyelaraskan keinginan antara pihak manajemen dengan pihak pemegang saham termasuk di dalamnya kebijakan pembayaran dividen. Pada tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer mengalokasikan laba pada laba yang ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal. Pada tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, manajer melakukan pembagian dividen yang besar untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja perusahaan pada masa yang akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan investor. Hasil penelitian dari (Akmalia dan Hindasah, 2010) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen yang berarti bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham rendah. Penetapan dividen yang rendah


(34)

disebabkan manajer memiliki harapan investasi di masa mendatang yang dibiayai dari sumber internal.

H1 :kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pihak institusional, seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain, Marlene (2012). Semakin tinggi kepemilikan saham oleh instisional maka semakin rendah kebijakan dividen. Ismiyanti dan Hanafi (2003) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Penelitian Crutchley et al di dukung oleh Putri dan Nasir (2006) menyebutkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat control ekstenal terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi kos keagenan dan perusahaan akan cenderung memberikan deviden yang rendah.

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Pengaruh Kebijakan Hutang terdadap Kebijakan Dividen

Utang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Namun, penggunaan utang yang terlalu besar akan


(35)

mengurangi laba bersih perusahaan karena akan menimbulkan beban bunga yang besar pula. Menurut (Ismiyanti dan Hanafi ,2003) menyimpulkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen yang mana sebagian besar keuntungan akan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Penelitian (Jansen et al, 1992) di dukung oleh Megginson (1997) serta Chen dan Stainer (1999) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang mempengaruhi kebijakan dividen secara negatif.. Gupta (2010) menyimpulkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, hal ini di sebabkan karena semakin tinggi proporsi utang atau semakin meningkatnya utang yang digunakan dalam struktur modal maka semakin besar pula kewajibannya. Selain itu dengan adanya peningkatan utang maka akan meningkatkan biaya bunga atas utang tersebut. Sehingga peningkatan utang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban untuk membayar bunga dan utang tersebut akan lebih di prioritaskan daripada membayar dividen. Hasil sesuai dengan teori agency cost, karena Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi hutang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan pendanaan dari aliran kas


(36)

internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas internal yang sbelumnya dapat digunakan pembayaran dividen untuk membiayai investasi. Penelitian sebelumnya juga berpendapat menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen semakin tinggi leverage keuangan maka semakin tinggi pula resiko financial yang harus ditanggung oleh perusahaaan Arilaha (2009), Kristianawati (2013) dan Dewi (2008)

H3 : kebijakan hutang brpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar dividen yang dibagikan kepada investor, Sartono (1998:130). Profitabilitas memiliki hubungan yang positif dengan kebijakan dividen (Suharli dan Oktorina, 2005). Profitabilitas memiliki korelasi positif dengan kebijakan dividen Suharli (2007).. Dividen adalah sebagian dari keuntungan bersih perusahaan, berarti dividen akan di bagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh laba. Dapat dikatakan bahwa keuntungan perusahaan akan sangat mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran dividen. Hasil ini sesuai dengan teori Bird In-The-Hand yang menyimpulkan bahwa investor akan senang dengan pendapatan


(37)

pasti berupa dividen daripada berupa capital gain. Meningkatnya profitabilitas akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membeyarkan dividen kepada pemegang sahamnya.

H4 : profitabiltas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen

5. Pengaruh ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, size dan nilai saham, (Brigham dan Houston, 2011). Penelitian Vogt (1994) juga didukung oleh (Chrutchley dan Hansen, 1989) serta (Chang dan Ree, 1990) yang menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang lebih besar daripada perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki asset besar lebih mudah memasuki pasar modal, sedangkan perusahaan yang memiliki asset sdikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba di alokasikan pada laba ditahan untuk menambah aset perusahaan.

H5 : ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen


(38)

D. Model Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

H1 B.

H2

C. H3

D.

H4 E.

H5

Sumber Dewi (2008)

Gambar 1. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen

Kepemilikan Manajerial (MOWN)

Kepemilikan Institusional (INST)

Kebijakan Hutang (DER)

Profitabilitas (ROA) Ukuran Perusahaan

(Size)

Kebijakan Dividen (DPR)


(39)

23

pada tahun 2009 – 2014.

B. Teknik sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling yaitu teknik samping yang menggunakan kriteria- kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sampel adalah

a. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2014 ;

b. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2009 sampai dengan 2014;

c. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang akan diteliti.

C. Jenis Data

Data yang digunakan adalah dengan menggunakan data sekunder peride 2009 – 2014 yang di peroleh dari Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan yang dapat diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), yahoo finance, website BEI

www.idx.co.id, serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian ini.


(40)

D. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen – dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Definisi Operasional 1. Variabel Dependen

Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menunjukkan proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini diproksi dengan rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio).

Keterangan :

DPS = Deviden perlembar saham EPS = Laba perlembar saham 2. Variabel Independen

a). Kepemilikan Manajerial (MOWN)

Kepemilikan manajerial dapat diperoleh dengan cara menghitung jumlah saham yang dimiliki oleh direksi dan

DPR =


(41)

manajer dibagi dengan jumlah saham yang beredar Nuringsih, 2005 dalam Dewi, 2008).

b). Kepemilikan Instituional (INST)

Kepemilikan Instituional dapat diperoleh dari jumlah saham institusional dan kepemilikan blockholder dibagi dengan jumlah keseluruhan saham yang beredar (Ismiyanti dan Hanafi 2003).

c). Kebijakan Hutang (DER)

DER digunakan untuk mengukur tingkat leverage (pengguna utang)terhadap total ekuitasyang dimiliki oleh perusahaan. DER dapat dipakai sebagai proksi rasio leverage. Robert Ang (1997) menyatakan bawa DER dapat dihitung dengan rumus :

d). Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan Return on Asset yang diperoleh dengan cara laba bersih yang diperoleh perusahaan di bagi dengan total asset


(42)

yang dimiliki oleh perusahaan (Nuringsih 2005 dalam Dewi, 2008).

ROA

=

d). Ukuran Perusahaan (Size)

Pada penelitian ini ukuran perusahaan didasarkan pada total asset perusahaan. Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah log natural dari total assets. Size dapat dirumuskan sebagai berikut (Chrutchley dan Hansen, 1989).

Size = Log Total Assets

F. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Pengolahan data dibantu dengan Program SPSS. Teknik tersebut di pergunakan untuk mengetahui keterkaitan anatara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan, sedangakan variabel terikat yaitu kebijakan dividen.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:

DPR = a + B1 MOWN + B2 INST + B3 DER + B4 ROA + B5 SIZE + e


(43)

Dalam persamaan diatas :

DPR = kebijakan dividen

a = konstanta,

B1, B2, B3, B4, B5 = koefisien regresi

MOWN = kepemilikan manajerial INST = kepemilikan Institusional

DER = kebijakan hutang

ROA = profitabilitas,

SIZE = ukuran perusahaan

e = error term yang merupakan variabel lain di luar model penelitian.

G. Pengujian Hipotesis

Pengujian dalam penelitian ini yaitu menggunakan : 1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu di lakukan uji asumsi klasik untuk menguji pemenuhan syarat regresi. Uji asumsi klasik menurut Gujarati (2003) secara umum yaitu

a. Normalitas, untuk mendeteksi apakah nilai residual setiap model regresi berdistribusi normal dengan menggunakan uji Kolmogrof – Smirnov yang mana nilai Z-nya tidak signifikan ;


(44)

b. Heteroskedastisitas, untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan scatter plot antara lain nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residulnya (SRESID). Apabila pada scatter plot trsebut tidak membentuk pola – pola tertentu yang beraturan atau titi – titik menyebar secara merata, maka diperkirakan tidak terjadi heteeteroskedastisitas ;

c. Multikolonieritas, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value 0,1 dan variance inflation factors (VIP) ≤ 10 (Hair et al, 2006)

d. Autokorelasi, untuk mendeteksi tidak adanya autokorelasi dapat dilihat dari pengujian two – tailed menghasilkan nilai Dw – statistic yang berada pada rentang du hingga 4 – du (nilai DW – kritik).

2. Uji t-statistik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara parsial atau individu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (dependen). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Ho dan Ha

1). Jika Ho : β1 = β2 = ………. = 0, berarti tidak ada ng signifikan antara variabel dependen dan independennya secara parsial.


(45)

2). Jika Ho : β1 ≠ β2 ≠ ……….. ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independennya secara parsial.

b. Menentukan taraf signifikansi

Taraf signifikansi yang ditetapkan adalah sebesar 0,05 atau 5% karena pada penelitian ini merupakan penelitian sosial. c. Kesimpulan

1). Jika P Value < 0,05 (α), Ho ditolak maka variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2). Jika P Value ≥ 0,05 (α), Ho diterima maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

3. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel – variabel independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Jika nilai p- value (signifikansi) < alpha maka Ha diterima. Sebaliknya jika nilai p-value (signifikansi) > alpha maka Ha ditolak.

4. Koefesien Determinasi (R2)

Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang

penting dalam regresi karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Nilai koefesien


(46)

determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari

variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefesien determinasi sama dengan no (R2 = 0), artinya variasi

dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan

oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1 maka semua titik pengamatan


(47)

31

Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2009-2014.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal dan juga dari laporan ringkasan kinerja perusahaan tercatat yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2014 ;

b. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2009 sampai dengan 2014;

c. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang akan diteliti.


(48)

Dari kriteria tersebut, maka dapat dibuat ke dalam suatu tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel Proses Seleksi Sampel

Keterangan

Jumlah

2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah perusahaan manufaktur

yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan 2014

101 101 101 101 101 101

Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan dan data yang lengkap untuk penelitian

(4) (4) (4) (4) (4) (4)

Jumlah perusahaan yang tidak membagikan dividen pada tahun 2009 sampai dengan 2014

(45) (38) (35) (31) (29) (50)

Perusahaan yang tidak memiliki kepemelikan manajerial dan institusional

(29) (33) (35) (39) (47) (51)

Data outlier (1) (1) (1)


(49)

Penelitian ini menggunakan lima variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Deskriptif variabel atas data yang dilakukan selama 6 tahun penelitian 2009 - 2014, terdiri dari 88 data. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), yahoo finance, website BEI www.idx.co.id, serta dari berbagai sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian ini.

B. Hasil Uji Kualitas Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif data dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian. Statistik deskritip dapat dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varians, nilai maksimum dan minimum serta range. Berikut adalah ringkasan hasil analisis deskriptif dari variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan disajikan dalam tabel 4.2


(50)

Table 4.2

Table 4.2 Deskriptif Statistik Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Wown 88 .00002 .25682 .0337140 .06364736 Inst 88 .01964 .95654 .6175290 .22735363 Der 88 .07980 2.64131 .6791015 .56457910 Roa 88 .00092 53.42614 .9881150 5.68697518 Size

88 .78273 12.23872 .0714512

39 2.17811088 Dpr 88 .03916 4.40943 .7243960 .87441637

Valid N

(listwise) 88

Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diatas dijelaskan N atau jumlah data pengamatan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2014 yang valid adalah 88 perusahaan. Rasio Kebijakan Dividen yang ditunjukkan oleh proksi Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu dividen per lembar saham dibagi laba per lembar saham. Berdasarkan Tabel 4.2, hasil Uji Statistik Deskriptif menunjukkan besarnya nilai minimum 0.03916 dan maksimum sebesar 4.40943. Nilai standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0.87441637 lebih besar dari nilai rata – rata dari DPR yakni sebesar 0.7243960.

Variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan MOWN yaitu jumlah saham yang dimiliki oleh direksi dan manajer dibagi dengan


(51)

jumlah saham yang beredar. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya MOWN dari 88 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum 0.01964 dan maksimum sebesar 0.25682, nilai rata – rata sebesar 0.0337140 dengan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0.06364736.

Variabel kepemilikan institusional yang diproksikan dengan INST yaitu jumlah saham yang institusional dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya INST dari 88 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum 0.01964 dan maksimum sebesar 0.95654, nilai rata – rata sebesar 0.6175290 dengan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0.22735363.

Variabel kebijakan hutang yang diproksikan dengan DER yaitu total hutang dibagi dengan total ekuitas. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya DER dari 88 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum 0.07980 dan maksimum sebesar 2.64131, nilai rata – rata sebesar 0.6791015 dengan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0.56457910

Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya ROA dari 88 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum 0.00092 dan maksimum sebesar 53.42614, nilai rata – rata sebesar 0.9881150 dengan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 5.68697518.


(52)

Variabel Ukuran Perusahaan yang diproksikan dengan Size yang merupakan log natural dari Total Asset. Berdasarkan Tabel 4.2., hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya Size dari 88 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum sebesar 0.78273 dan maksimum sebesar 12.23872, nilai rata – rata sebesar 0.071451239 dengan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 2.17811088.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam analisis regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan model regresi yang baik. Model regresi yang diperoleh harus berdistribusi normal dan terbebas dari gejala autokorelasi, multikolineritas, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data residual dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Uji K-S untuk menguji normalitas data residual, apabila nilai signifikasi uji K-S lebih besar dari 0,05 (α = 5%) berarti data berdistribusi normal (Ghozali,2011). Hasil uji K-S tampak seperti dalam tabel berikut :


(53)

Tabel 4.3

Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 88

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .32729264 Most Extreme Differences Absolute .067

Positive .045

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .630

Asymp. Sig. (2-tailed) .822

a. Test distribution is Normal.

Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0 Lampiran 10

Berdasarkan tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Sminov diketahui total data 88 dengan besar signifikasinya sebesar 0.822 lebih besar dari α (0.05). Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi noramlitas.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009) dalam Rahmawati dkk (2011) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas/independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pedoman suatu model regresi yang


(54)

bebas multiko adalah mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,10 dan mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10.

Hasil uji multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 dapat dilihat melalui tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel independen

Collinearity

Statistics Keterangan

Tolerance VIF

MOWN .853 1.172 Tidak Ada Multikolonearitas INST .987 1.014 Tidak Ada Multikolonearitas DER .818 1.222 Tidak Ada Multikolonearitas ROA .891 1.122 Tidak Ada Multikolonearitas SIZE .858 1.166 Tidak Ada Multikolonearitas Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0

Lampiran 11

Hasil tabel 4.4 hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan SPSS 16.0, terlihat bahwa kelima variabel independen yaitu MOWN< INST, DER, ROA dan SIZE menunjukkan nilai tolerance kelima variabel lebih dari 0,1 dan nilai VIF keempat variabel bebas tidak ada yang memiliki nilai lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi mutikolonearitas didalam model regresi, sehingga model dapat digunakan untuk memprediksi kebijakan dividen.


(55)

c. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi antara residual (kesalahan penganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi Ghozali, (2011). Hasil uji autokolerasi dengan menggunakan Durbin-Watson (DW test). Nilai Durbin Watson yang berada diantara du dan 4- du/dl < d < 4-du menunjukkan model yang tidak terkena masalah autokolerasi

Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Uji

Autokorelasi dU DW – test 4 – Du Keterangan Durbin Watson

1.774 1.966 2.226 Tidak terdapat masalah autokorelasi a. Predictors: (Constant), size, roa, inst, der, mown

b. Dependent Variable: dpr Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0 Lampiran 12

Berdasarkan pada tabel hasil uji autokorelasi dengan Watson dapat dilihat data sebanyak 88 sampel dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1.966. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) 88 dan jumlah variabel 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson du = 1.774.


(56)

Dari nilai Durbin-Watson yang didapat sebesar 2.226 maka dapat disimpulkan bahwa DU < DW < (4-DU) dengan nilai dU < DW < 4-dU = 1.774 < 1.966 < 2.226. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokolerasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data mempunyai varian yang sama atau data mempunyai varian yang tidak sama. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji glejser yang digunakan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Hetesoskedastisitas

Variabel bebas Nilai Sig. Keterangan

MOWN .266 Tidak terjadi heteroskedastisitas INST .369 Tidak terjadi heteroskedastisitas DER .500 Tidak terjadi heteroskedastisitas ROA .057 Tidak terjadi heteroskedastisitas SIZE .477 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0

Lampiran 13

Berdasarkan tabel 4.6 dari hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser diketahui bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel dependen.


(57)

Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi > alpha (α) 0,05 maka regresi ini tidak mengandung heteroskedastisitas.

C. Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali (2012) analisis regresi berganda tujuannya untuk mengestimasi atau memprediksi rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, ukuran profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2014. Rangkuman hasil perhitungan regresi berganda dengan program SPSS 21 disajikan pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .484 .162 2.991 .004

MOWN -.096 .035 -.250 -2.741 .008

INST .068 .121 .047 .558 .578

DER -.203 .111 -.170 -1.824 .072

ROA .111 .059 .167 1.872 .065


(58)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .484 .162 2.991 .004

MOWN -.096 .035 -.250 -2.741 .008

INST .068 .121 .047 .558 .578

DER -.203 .111 -.170 -1.824 .072

ROA .111 .059 .167 1.872 .065

SIZE -1.275 .177 -.658 -7.216 .000

a. Dependent Variable: DPR

Sumber : data diperoleh dengan SPSS 16.0

Lampiran 14 dan 15

Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk sebuah persamaan sebagai berikut:

DPR = 0.484 - 0.096MOWN + 0.068INST - 0.203DER + 0.111ROA – 1.275 SIZE

Keterangan :

DPR = Kebijakan Dividen MOWN = kepemilikan manajerial INST = kepemilikan institusional DER = kebijakan hutang

ROA = profitabilitas SIZE = Ukuran Perusahaan


(59)

Dari Persamaan linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dari hasil regresi persamaan linier berganda di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar 0.484.

b. Variabel kepemilkan manajerial (MOWN) memiliki koefisien regresi sebesar -0.096. Nilai keofisien regresi negatif menunjukkan kepemilkan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen..

c. Variabel kepemilkan institusional (INST) memiliki koefisien regresi sebesar 0.068 Nilai keofisien regresi positif menunjukkan kepemilkan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

d. Variabel kebijakan hutang (DER) memiliki koefisien regresi sebesar -0.203. Nilai keofisien regresi negatif menunjukkan kepemilkan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen..

e. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki koefisien regresi sebesar 0.111. Nilai keofisien regresi positif menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen..

f. Variabel Ukuran Perusahan (Size) memiliki koefisien regresi sebesar -1.275. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa size berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

D. UJI HIPOTESIS 1. Uji T


(60)

Uji t bertujuan untuk menguji masing- masing variabel independen (MOWN, INST, DER, ROA dan SIZE) secara individu apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Dividend Payout Ratio) atau tidak, atau uji t digunakan untuk mengetahui tingginya derajat satu variabel X terhadap variabel Y jika variabel X yang lain dianggap konstan.

Hasil pengujian uji t menggunakan data setelah transformasi karena pada uji asumsi klasik ada pengujian yang tidak lolos yaitu pada uji heteroskedastisitas maka pengujian dapat diteruskan dengan transformasi data. Hasil uji t setelah data di transformasi dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel 4.7

a. Pengujian hipotesis 1

H1 = kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7, memiliki nilai t-hitung sebesar -2.741 dengan koefisien negatif dan signifikansi sebesar 0.008 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan (α = 0,05). Dengan demikian penelitian mendukung hipotesis pertama, yang menyatakan kepemilikan manajerial (MOWN) berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR).


(61)

b. Pengujian hipotesis 2

H2 = kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung 0.558 dan signifikansi 0.578 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan (α = 0,05). Dengan demikian penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua yang menyatakan likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijkan dividen.

c. Pengujian hipotesis 3

H3 = kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung -1.824 dan signifikansi 0.072 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan (α = 0,1). Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yang menyatakan kebijakan hutang (DER) berpengaruh terhadap kebijkan dividen (DPR).

d. Pengujian hipotesis 4

H4 = profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijkan dividen.


(62)

Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung 1.872 dan signifikansi 0.065 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan (α = 0,1). Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis keempat yang menyatakan profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap kebijkan dividen (DPR).

e. Pengujian hipotesis 5

H5 = ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan hasil pengujian 4.7, memiliki t hitung -7.216 dan signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan (α = 0,05). Dengan demikian penelitian ini tidak mendukung hipotesis kelima yang menyatakan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap kebijkan dividen (DPR).

2. Uji F

Uji nilai F pada dasarnya untuk menunjukan apakah semua variabel independen dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Pengujian hipotesis uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Hasil uji nilai F dapat dilihat pada tabel berikut :


(63)

Table 4.8

Table 4.8 hasil Uji Anova ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.640 5 1.328 11.685 .000a

Residual 9.319 82 .114

Total 15.960 87

a. Predictors: (Constant), SIZE, INST, ROA, MOWN, DER b. Dependent Variable: DPR

Sumber : data diolah dengan SPSS 16.0 Lampiran 16

Hasil tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa model persamaan ini memiliki nilai F hitung sebesar 11.685 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α= 0,05 atau 5%, maka menunjukan bahwa kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen.

3. Uji Koefisien Determinasi (Uji )

Koefisien determinasi ( ) berfungsi untuk mengukur seberapa besar perubahan atau variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh


(64)

perubahan atau variabel independen. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .645a .416 .380 .33712343

a. Predictors: (Constant), SIZE, INST, ROA, MOWN, DER b. Dependent Variable: DPR

Sumber : data diolah dengan SPSS 16.0 Lampiran 17

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 diperoleh nilai adjusted (R2)

adalah sebesar 0.380. Hal ini bearti bahwa sebesar 38 % variabel dependen

atau Dividend Payout Ratio (DPR) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu kepemilikan manajerial (MOWN), kepemilikan institusional (INST), kebijakan hutang (DER), profitabilits (ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 62% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR).

E. Pembahasan (Interprestasi)

Penelitian ini menguji variabel independen, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusioal, kebijakan hutang, profitabiltas dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependennya yaitu kebijakan dividen. Berikut ini penjelasan pengaruh dari masing – masing variabl independen terhadap variabel dependennya :


(65)

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen Hipotesis pertama menguji pengaruh kepemilikan manajerial (MOWN) terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang peneliti ajukan, dimana kepemilikan manajerial (MOWN) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (DPR).

Hasil tersebut mencerminkan antara pengaruh yang signifikan antara variabel kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen. Pengaruh yang terjadi adalah pengaruh negatif artinya pada tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer mengalokasikan laba pada laba yang ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingka sumber dana eksternal. Pada tingkat kepemilikan manajerial yang rendah, manajer melakukan pembagian dividen yang besar untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja perusahaan pada masa yang akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan investor.Penelitian ini didukung oleh Dewi (2008), (Putri dan Natsir, 2006)


(66)

Hipotesis kedua menguji pengaruh kepemilikan institusional (INST) terhadap kebijakan dividen. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan insitusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang peneliti ajukan, dimana kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini disebabkan karena pihak institusional tidak mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerlah yang berhak dalam mengambil keputusan kebijakan dividen, walaupun dengan jumlah pihak instutusional yang banyak. Dikarenakan, pihak institusional disini hanya sebagai pengawas (controlling), jadi sebanyak apapun pihak institusional mereka tidak bisa mengambil keputusan karena mereka hanya sebagai pengawas.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Resky D.V., dkk, 2014) dan (Bukhori, 2008) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

3. Pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen

Hipotesis ketiga menguji pengaruh antara leverage (DER) terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil analisis menunjukkan bahwa leverage (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil tersebut sesuai dengan


(67)

hipotesis yang peneliti ajukan, dimana leverage (DER) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (DPR).

Kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to equity ratio memiliki hubungan yang negatif dengan kebijakan dividen, artinya semakin tinggi tingkat hutang perusahaan maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividennya.Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividennya, dikarenakan sebagian besar keuntungan akan dialokasikan pada cadangan dana untuk pelunasan hutang. Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang besar maka perusahaan akan lebih berkonsentrasi pada pelunasan kewajibannya dibanding membagikan dividen agar dapat mencegah kebangkrutan karena tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada pihak kreditur.

Hasil ini sesuai dengan teori agency cost, apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka perusahaan berusaha untuk mengurangi hutangnya. Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan membiayai investasinya dengan sumber dana internal sehingga pemegang saham akan merelakan dividennya untuk membiayai investasinya Dewi (2008).


(68)

Hasil penelitian ini juga terdukung oleh penelitian yang telah dilakukan Arilaha (2009), Saerang (2014), (Bangun dan Hardiman, 2012) bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, semakin tinggi tingkat hutang perusahaan maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividennya.

4. Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen.

Hipotesis keempat menguji pengaruh profitabiltas (ROA) terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang peneliti ajukan, dimana profitabiltas (ROA) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (DPR).

Hasil tersebut mencerminkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel profitabilitas dan kebijakan dividen. Pengaruh yang terjadi adalah pengaruh positif, artinya apabila ROA meningkat maka Dividend Payout Ratio (DPR) juga meningkat. Tingkat profitabilitas perusahaan akan berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi akan cenderung membagikan labanya dalam bentuk dividen.

Teori pendukung dari hasil yang ada, bahwa dividen adalah sebagian dari keuntungan bersih perusahaan, berarti dividen


(69)

akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh laba. Dapat dikatakan bahwa keuntungan perusahaan akan sangat mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran dividen. Hasil ini sesuai dengan (Bird In the Hand Theory) yang menyimpulkan bahwa investor akan senang dengan pendapatan pasti berupa dividen daripada pendapatan yang belum pasti seperti capital gain. Meningkatnya profitabilitas akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya.Hasil penelitian yang sama dikemukakan oleh Suharli (2007), Dewi (2008) serta (Bangun dan Hardeman, 2012) menyatakan bahwa variabel profitabilitas dinyatakan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen

5. Ukuran perusahaan berbengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan maka dividen yang dibagikan yang akan semakin kecil, begitu pula sebliknya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar cenderung menginvestasikan kembali pendapatan yang dimilikinya untuk mengembangkan perusahaan daripada membagikan dividennya. Jika perusahaan melakukan investasi,


(70)

maka asset yang dimiliki akan besar sehingga membuat perusahaan tersebut memiliki ukuran yang semakin besar pula. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi (2013) dan didukung oleh Mulyono (2009).


(71)

55

BAB V

SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 – 2014.

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen dengan alat yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolenieritas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heterokedasitas. Dari hasil ini penelitian yang dilakukan pada 88 sampel selama periode 2009 sampai dengan 2014, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan variabel kepemilikan manajerial (MOWN) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi kepemilikan manajerial maka semakin rendah dividen yang dibagikan. Hal ini disebabkan dividen adalah manajer mengalokasikan


(72)

laba pada laba yang ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional (INST)

bepengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin besar dividen yang dibagikan. Hal ini di sebabkan dividen yang tinggi merupakan kompensasi bagi investor institusional atas peran pengawasnya. Kepemilikan institusional tidak signifikan dimungkinkan karena kepemilikan institusonal masih jadi pengawas.

3. Hasil penelitian menunjukkan variabel leverage (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi tingkat hutang perusahaan maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividennya. Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividennya, dikarenakan sebagian besar keuntungan akan dialokasikan pada cadangan dana untuk pelunasan hutang. Hal ini sesuai dengan teori agency cost, perusahaan dengan hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi hutang.

4. Hasil penelitian menunjukkan variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar dividen yang dibagikan. Hal ini disebabkan dividen adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan. Laba peusahaan tersebut dapat ditahan sebagai laba ditahan dan dapat dibagikan


(73)

sebagai dividen. Sehingga peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi investor. Hasil ini sesuai dengan teori Bird In-The-Hand yang menyimpulkan bahwa investor akan senang dengan pendapatan pasti berupa dividen daripada berupa capital gain. Meningkatnya profitabilitas akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membeyarkan dividen kepada pemegang sahamnya.

5. Hasil penelitian menunjukkan Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan maka dividen yang dibagikan yang akan semakin kecil, begitu pula sebliknya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar cenderung menginvestasikan kembali pendapatan yang dimilikinya untuk mengembangkan perusahaan daripada membagikan dividennya.


(74)

B. Saran

1. Penelitian selanjutnya perlu menambah jenis perusahaan tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja, akan tetapi dapat menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Memperpanjang periode penelitian dengan sampel yang lebih luas agar sampel lebih akurat bila menggunakan data tahunan yang lebih lama. 3. Menambah variabel independen lain yang mempengaruhi kebijakan

dividen.

4. Mengganti proksi pada variabel

C. Keterbatasan Penelitian

1. Jenis perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan manufaktur periode 2009-2014.

2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 5 variabel yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Sehingga ada kemungkinan bahwa ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham namun tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Data sampel perusahaan hanya didasarkan pada data keuangan tahunan periode 2009 sampai 2014,diharapkan dapat lebih akurat bila menggunakan data tahunan yang lebih lama.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, Alien dan Hindasah. 2010. Analisis Persamaan simultan dan Insider Ownership Utang dan Kebijakan Dividen beserta faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Manajemen Bisnis. Universitas

Muhammadiyah Yogyakrta.

Anggie dan Muid. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan , Leverage dan ROA terhadap Kebijkan Dividen ( Studi Empiris Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI)

Arilaha, Muhammad A., 2009. :Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Diividen”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vo1.3, No. 1 hal. 78-87

Bangun, Nurain dan Stefanus Hardiman. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang

Bathala et al. determinants of Divident Policy. The Romanian Economic Jurnal. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston 2011. Dasar-dasar manajemen

Keuangan. Buku 2 Edisi 11. Jakarta Salemba Empat, Jakarta

Bukori, Iskandar, 2008, Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan Bertumbuh, kebijakan Hutang, Profit dan Tingkat Resiko terhadap Kebijakan Dividen, Utilitas, Vol. XVI No.2, Juli 2008.

Chang R.P., dan S.G. Rhee.,1990,”Texas and Dividends: The Impact of personal Taxes on Corporate Dividend Policy and Capitol Structure Decisions,” Financial Management, Summer, 21-31.

Crutchley, C, and Hansen, R. 1989. A Test of the Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividends, Financial Management, Winter. Vol. 18, No. 4 pp.36 – 46, vol. 27 No. 2 pp. 247 263

Demsetz, H, and K Lehn. 1985. The Structure of Corporate Ownership : Causes and Consequences. Journal Political Economy Vol. 9. pp. 1155-1177. Devi dan Erawati. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajrial, Leverage dan Ukuran

Perusahaan pada Kebijakan dividen Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709 – 716

Dewi, Christyanty Sisca. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10 No. 1, April 2008 tahun 47 – 58


(1)

Lampiran 12: Hasil Pengujian Autokolerasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .546a .298 .256 .30534619 1.966

a. Predictors: (Constant), size, roa, inst, der, mown b. Dependent Variable: dpr


(2)

Lampiran 13 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .068 .092 .731 .467

MOWN -.023 .020 -.129 -1.121 .266 .853 1.172

INST -.062 .069 -.096 -.903 .369 .987 1.014

DER -.043 .064 -.079 -.678 .500 .818 1.222

ROA -.065 .034 -.217 -1.929 .057 .891 1.122

SIZE .072 .101 .082 .714 .477 .858 1.166


(3)

Lampiran 14 : Hasil Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .484 .162 2.991 .004

MOWN -.096 .035 -.250 -2.741 .008 .853 1.172

INST .068 .121 .047 .558 .578 .987 1.014

DER -.203 .111 -.170 -1.824 .072 .818 1.222

ROA .111 .059 .167 1.872 .065 .891 1.122

SIZE -1.275 .177 -.658 -7.216 .000 .858 1.166


(4)

Lampiran 15 : Hasil Pengujian Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constan

t) .484 .162 2.991 .004

MOWN -.096 .035 -.250 -2.741 .008 .853 1.172

INST .068 .121 .047 .558 .578 .987 1.014

DER -.203 .111 -.170 -1.824 .072 .818 1.222

ROA .111 .059 .167 1.872 .065 .891 1.122

SIZE -1.275 .177 -.658 -7.216 .000 .858 1.166


(5)

Lapiran 16 : Hasil Pengujian Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.640 5 1.328 11.685 .000a

Residual 9.319 82 .114

Total 15.960 87

a. Predictors: (Constant), SIZE, INST, ROA, MOWN, DER b. Dependent Variable: DPR


(6)

Lampiran 17 : Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .645a .416 .380 .33712343 1.327

a. Predictors: (Constant), SIZE, INST, ROA, MOWN, DER b. Dependent Variable: DPR


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

0 3 20

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Ukuran perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empir

1 11 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Ukuran perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empir

0 4 20

PENDAHULUAN Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014.

0 3 10

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 3 30

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI.

0 0 127

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 26