Teknik Pengumpulan Data Penelitian Analisis data

Ema Wijayanti, 2014 Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Prinsip dalam meneliti, adalah melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur berupa instrumen penelitian. Menurut Sugiyono 2010:92 “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti ”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis kepada responden penelitian mengenai manfaat hasil belajar fashion merchandising yang ditinjau dari kompetensi pemahaman mengenai merchandising, fashion trend, identitas produk, brand, dan marketing dalam fashion. Instrumen selengkapnya dapat dilihat dalam kisi-kisi instrumen serta butir soal instrumen yang dilampirkan.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan mengkaji masalah yang diteliti, membuat kisi-kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal, mengkonsultasikan butir-butir instrumen dengan menganalisis butir-butir soal tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan yang dipilih adalah dengan menggunakan angket. Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Pengecekan data Pengecekan data angket dilakukan setelah lembar jawaban angket diisi oleh responden. Pengecekan yang dilakukan berupa penghitungan ulang jumlah angket yang disebar, jumlah angket yang tidak terpakai, dan jumlah angket yang rusak. Selain pengecekan jumlah, pengecekan kelengkapan jawaban dan cara pengisianpun dilakukan. 2. Tabulasi data Ema Wijayanti, 2014 Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabulasi data dilakukan untuk mengolah dan mengetahui frekuensi tiap item option dalam tiap item sehingga terlihat jelas setiap frekuensi jawaban responden. Proses tabulasi data dilakukan dengan cara membuat tabel untuk jawaban instrumen penelitian. 3. Pengolahan data Pengolahan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendeskripsian atau penggambaran hasil dari data yang diperoleh dengan melakukan pengolahan data dalam bentuk presentase. Presentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang telah diberikan kepada para responden dikarenakan jumlah jawaban dari responden pada setiap itemnya akan berbeda-beda. Adapun rumus yang akan digunakan dalam menghitung presentase jawaban mengacu pada Anas Sudjiono 2003:43 sebagai berikut: f P = X 100 n Keterangan: p : angka presentase f : jumlah frekuensi yang dicari presentasenya n : Number of Cases jumlah frekuensibanyaknya individu 100 : bilangan tetap

G. Analisis data

Analisispenafsiran data dilakukan untuk memperoleh data seberapa banyak jumlah responden yang merasakan manfaat hasil belajar fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap pertanyaan yang diajukan. Data ditafsirkan dengan menggunakan kriteria berdasarkan batasan- batasan sebagai berikut ini: 100 : Seluruhnya 76-99 : Sebagian besar Ema Wijayanti, 2014 Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51-75 : Lebih dari setengahnya 50 : Setengahnya 26-49 : Kurang dari setengahnya 1-25 : Sebagian kecil : Tidak seorangpun Keterangan : Data yang ditafsirkan adalah data yang prosentasenya paling besar. Teknik pengolahan data dan penafsiran data untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bab IV Ema Wijayanti, 2014 Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dan saran yang dipaparkan berikut ini, disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai manfaat hasil belajar fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store pada peserta didik Program Studi Kriya Tekstil dan Mode angkatan 2011 Universitas Telkom Bandung.

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang dipaparkan sebagai berikut: 1. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari konsep dasar fashion merchandising menunjukkan bahwa pada umumnya lebih dari setengah responden menyatakan terdapat manfaat dari hasil belajar tersebut sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. Manfaat yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah manfaat pemahaman teori fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. 2. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari penguasaan job description fashion merchandiser menunjukkan bahwa pada umumnya lebih dari setengah responden menyatakan terdapat manfaat dari hasil belajar tersebut sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. Manfaat yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah manfaat kemampuan apparel merchandising dan kemampuan untuk melakukan merchandise planner sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. 3. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari penguasaan materi fashion merchandising mengenai fashion trend, fashion communication dan fashion marketing menunjukkan bahwa pada umumnya lebih dari setengah