Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010

(1)

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN

KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010 Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH NIM : 105104003468

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H./2010 M.


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Judul penelitian : GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL

UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN

KABUPATEN KARAWANG

Peneliti : MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH

Saya adalah santri/santriwati tingkat SMP/SMA yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang telah diminta dan bersedia untuk berperan sebagai responden dalam penelitian tersebut diatas. Peneliti telah menjelaskan tentang cara-cara penelitian yang akan dijalankan. Saya mengetahui tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren jihadul ukhro turi tempuran karawang.

Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi pada saya sangat kecil. Saya berhak untuk mengundurkan diri menjadi subjek penelitian ini tanpa ada sangsi atau kehilangan hak saya. Saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga identitasitas dan kerahasiaan saya.

Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut serta dalam penelitian.

Jihadul Ukhro, 2009

Informan Peneliti


(3)

PROGRESS REPORT BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah

NIM : 105104003468

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010

Dosen Pembimbing : 1. Jamaludin, S.Kep, M.Kep 2. Catur Rosidati, S.KM, M.KM

No Hari/Tanggal Kegiatan Dosen pembimbing 1. Jumat /17-04-2009 Judul disetujui Jamaludin, S.Kep, M.Kep 2. Kamis/30-04-2009 Refisi BAB I Jamaludin, S.Kep, M.Kep 3. Selasa/19-05-2009 Konsul BAB I-IV : Perbaiki definisi

oprasional

Jamaludin, S.Kep, M.Kep 4. Senin/1-06-2009 Refisi BAB I-IV: susun latar

belakang dari umum ke khusus, gambarkan personal higiene pesantrennya, perbaiki definisi oprasional

Catur Rosidati, S.KM, M.KM

5. Senin/8-06-2009 Refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki kuesioner

Jamaludin, S.Kep, M.Kep 6. Jumat/12-06-2009 Konsul BAB I-IV dan Kuesioner,

daftar pustaka

Catur Rosidati, S.KM, M.KM Jamaludin, S.Kep, M.Kep 7. Rabu/5-08-2009 Perbaiki BAB I-IV, perubahan

metode penelitian

Catur Rosidati, S.KM, M.KM 8. Jumat/7-08-2009 Konsul perubahan jenis penelitian

menjadi kualitatif

Jamaludin, S.Kep, M.Kep 9. Kamis/10-09-2009 Perbaiki BAB I, perbaiki BAB III,

BAB IV, lembar observasi dan


(4)

pedoman wawancara mendalam

10. Kamis/29-10-2009 ACC seminar proposal Catur Rosidati, S.KM, M.KM 11. Kamis/29-10-2009 Perilaku yang tidak bisa diobservasi

di tanyakan dalam wawancara mendalam, perbaiki ruang lingkup penelitian, BAB IV, dan pedoman wawancara, juga surat persetujuan sebagai subjek penelitian

Catur Rosidati, S.KM, M.KM

12. Rabu/4-11-2009 ACC seminar proposal Catur Rosidati, S.KM, M.KM 13. Senin/21-12-2009 Konsul kerangka konsep Jamaludin, S.Kep, M.Kep 14. Jumat/24-12-2009 Perbaiki lembar observasi Catur Rosidati, S.KM, M.KM 15. Kamis/7-01-2010 Sesuaikan tujuan, dengan kerangka

konsep, perbaiki BAB IV, perbaiki Pedoman FGD santri

Catur Rosidati, S.KM, M.KM

16. Senin/22-03-2010 BAB V di refisi, di buat per item kegiatan personal higien, benarkan matrik

Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM 17. Senin/29-03-2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat

pengantar ungkapan dengan ungkapannya, matrik dipisah antara kelompok laki-laki dan perempuan

Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM 18. Kamis/01-04-2009 BAB VI refisi buat per item kegiatan

personal higien

Catur Rosidati, S.KM, M.KM 19. Kamis/08-04-2009 Konsul BAB VI dan VII, ACC maju

sidang

Catur Rosidati, S.KM, M.KM 20. Senin/12-04-2009 Konsul BAB I-VII dan konsul

abstrak, ACC maju sidang

Jamaludin, S.Kep, M.Kep

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

1. Tanggal 19 mei 2009 konsul BAB I – BAB IV, perbaiki definisi oprasional (pa jamal)

2. Tanggal 1 juni 2009 refisi BAB I – IV diurutkan dari umum ke khusus, gambarkan keadaan personal higiene pesantrennya, perumusan masalah difokuskan, definisi oprasional dan kuesioner juga skala ukur harus sama referensinya, cari pengertian sikap dan sosio ekonomi yang lebih sesuai (bu catur)

3. Tanggal 8 juni 2009 refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki kuesioner (pa jamal)

4. Tanggal 12 juni 2009 konsul BAB I – BAB IV dan kuesioner (bu catur)

5. Tanggal 5 agustus 2009 perubahan judul, perbaiki latar belakang penelitian, BAB II, definisi oprasional, BAB IV, dan kuesioner penelitian, disarankan penelitian kualitatif (bu catur)

6. Tanggal 7 agustus 2009 konsul perubahan jenis penelitian dari kuantitatif ke kualitatif (pa jamal)

7. Tanggal 10 september 2009 perbaiki BAB I, perbaiki BAB III, BAB IV, lembar observasi dan pedoman wawancara mendalam (bu catur)

8. Tanggal 29 oktober 2009 ACC seminar proposal (pa jamal)

9. Tanggal 29 oktober 2009 perilaku yang tidak bisa diobservasi di tanyakan dalam wawancara mendalam, perbaiki ruang lingkup penelitian, BAB IV, dan pedoman wawancara, juga surat persetujuan sebagai subjek penelitian (bu catur)

10.Tanggal 4 november 2010 ACC seminar proposal (bu catur) 11.Tanggal 21 desember 2010 konsul kerangka konsep (pa jamal) 12.Tanggal 24 desember 2010 perbaiki lembar observasi (bu catur)

13.Tanggal 7 januari 2010 sesuaikan tujuan, dengan kerangka konsep, perbaiki BAB IV, perbaiki Pedoman FGD santri (bu catur)


(6)

14.Tanggal 22 maret 2010 BAB V di refisi, di buat per item kegiatan personal higien, benarkan matrik (pa jamal dan bu catur)

15.Tanggal 29 maret 2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat pengantar ungkapan dengan ungkapannya, matrik dipisah antara kelompok laki-laki dan perempuan (pa jamal dan bu catur)

16.Tanggal 1 april 2010 BAB VI refisi buat per item kegiatan personal higien

17.Tanggal 8 april 2010 konsul BAB VI dan VII, ACC maju sidang 18. Tanggal 12 april 2010 konsul abstrak, ACC maju sidang


(7)

1

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah

NIM : 105104003468

Mahasiswa progran : Ilmu Keperawatan

Tahun akademik : 2005

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul :

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI

PONDOK PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 9 April 2010


(8)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, 21 Mei 2010

Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK

PESANTREN JIHADUL UHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN

KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010 Xix + 101 halaman + 2 tabel + 14 lampiran

Abstrak. Personal higiene santri menjadi penting karena selain sebagai langkah awal terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren, personal higiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme dan mencegah seseorang terkena penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang tahun 2010, dengan menggunakan metode kualitatif, dan desain fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Informan dalam penelitian ini 26 orang, dengan 24 orang informan FGD yang terdiri dari 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri. Dan 2 orang informan wawancara mendalam yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, 1 orang pengurus. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi, menggosok gigi, merawat rambut, merawat mata, merawat hidung, merawat telinga, mencuci tangan, merawat kaki, dan merawat pakaian tergantung dari adanya bahan dan alat, serta biaya yang informan miliki. Begitu pula halnya dengan langkah-langkah, kebiasaan, dan frekuensi tergantung dari ada tidanya alat dan bahan untuk melakukan personal higiene. Teladan informan dalam melakukan personal higiene adalah orang tua, nenek, kakak, ustadzah, dan teman. Alternatif lain yang digunakan informan adalah dengan cara meminjam, meminta, tidak melakukan atau melakukan tapi tidak menggunakan alat dan bahan seperti biasanya, tetapi tidak mengurangi pemikiran dan perasaan informan terhadap manfaat personal higiene. Dengan demikian diperlukan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di pondok untuk mengubah kebiasaan yang masih kurang baik. Serta bekerjasama dengan para orang tua santri untuk memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan personal higiene santri.

Kata kunci : perilaku, personal higiene, Pondok Pesantren Daftar bacaan : 44 (1997-2010)


(9)

3

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES STUDY OF NURSING SCIENCES PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduated Thesis, 21 May 2010

Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468

THE DESCRIPTION OF PERSONAL HIGIENE STUDENT’S BEHAVIOR AT JIHADUL UKHRO TURI BOARDING SCHOOL, TEMPURAN, KARAWANG 2010

Xix + 101 pages + 2 tables + 14 appendixes ABSTRACT

Personal hygiene students is important because a first step to create a clean and healthy living behaviors in the boarding school and a good personal hygiene will minimize the entrance (portal of entry) of microorganisms and prevent a person from getting disease. This study aims to know the description of personal hygiene students behavior at Jihadul Ukhro Turi boarding school, Tempuran, Karawang in 2010, using qualitative methods, and design of phenomenology. Data collection is done by using in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), and observation. Informants in this study amounted to 26 people, with 24 informants FGD consisted of 2 group of men and 2 group of girls, and 2 informants in-depth interview consisted of 1 person manager of organization and 1 person ustadzah parenting. The research result showed that the description of personal hygiene students behavior about bathing, brushing teeth, hair care, eye care, care of nose, ear care, hand washing, foot care, and care of clothing, depending from materials and equipment and costs that the informant had. So it is with the steps, habits, and frequency depending from materials and equipment to perform personal hygiene. Informant model in conducting personal hygiene are parents, grandparents, older sibling or cousin, ustadzah, and friends. Another alternative is the use of informants by borrowing or asking for or do not do or do but do not use tools and materials as always, but this does not reduce the thoughts and feelings informant against the benefits of personal hygiene. Thus the necessary empowerment of all the potential in the cabin to change habits that are still not good. And working with parents and students to facilitate personal hygiene needs of students.

Key word : behavior, personal hygiene, Boarding School Reference : 44 (1997-2010)


(10)

Skripsi dengan judul

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL UKRO TURI KECAMATAN TEMPURAN

KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 21 Mei 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Jamaludin, S.Kep, M.Kep Catur Rosidati, S.KM, M.KM NIP : 19680522 200801 1 007 NIP : 19750210 200801 2 018


(11)

5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 21 Mei 2010

Penguji I

Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat NIP . 132 146 260

Pnguji II

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM NIP : 19790520 200901 1 012


(12)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 21 Mei 2010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And


(13)

7

Nama : Mujtahidah Intan Nuqsah

Tempat / tanggal lahir : Tasikmalaya, 10 maret 1985

Agama : Islam

Alamat : Kp. Turi Timur RT/RW. 03/02 Ds. Tanjungjaya Kec. Tempuran Kab. Karawang 41385

Telp : 085691885864

Email : nuqy_ijtahidi@yahoo.com

Riwayat Pendidikan : SDN Dayeuh Luhur 1 (1991 - 1997) SLTP Negeri 2 Tempuran (1997 - 2000)

KMI Gontor Putri 1 Mantingan, Ngawi, Jawa Timur (2000 - 2004)

MAS Alfalah 2 Nagreg, Bandung (2004 - 2005) PTN S1 Prodi Ilmu Keperawatan,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005 - sekarang)

Pengalaman Organisasi : Bendahara OSIS SLTPN 2 Tempuran Sie Kerohanian OSIS SLTPN 2 Tempuran Anggota PMR SLTPN 2 Tempuran

Sekertaris OPPM Rayon Santiniketan Gontor Putri 1 Bendahara GUDEP 1720 Gontor Putri 1


(14)

Supervisor of Public Speaking Gontor Putri 1 Panitia Perpulangan Santri Gontor Putri 1 Penguji Ujian Lisan Gontor Putri 1 Pengawas Ujian Tulis Gontor Putri 1

Pengabdian di Pondok Pesantren Annajah Bekasi - Sebagai Penggerak Bahasa

Pengawas ujian semester MTS Ponpes Annajah Bekasi Pengajar MTS Ponpes Annajah Bekasi

Pengabdian di Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang- Sebagai Pengasuhan

Pengajar Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang

Pengawas dan Penguji Ujian Semester SMP dan SMA- Salafiyah Jihadul Ukhro Turi Karawang

Panitia Singing Contest SMA seKab. Karawang Panitia Speech Contest SMP–SMA seKab. Karawang Anggota Irmafa Sie ILKAD

Panitia Ulang Tahun FKIK sie Humas

Seminar yang pernah diikuti : Seminar “Wound Care Update” 2008

Seminar Populer “Move your Body, Your Heart’s Healthy” 2008

Seminar Nasional Keperawatan “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” 2009


(15)

9

Semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak-Nya, seperti yang aku alami... itu semua adalah juga kehendak-Nya. Tiada seorangpun yang tahu di dunia ini akan apa yang terjadi di hari esok, kadang aku menjadi mahluk yang penuh dengan rencana, gagasan, keinginan, cita- cita, dan harapan yang melambung tinggi melebihi langit biru di angkasa, hingga... menembus batas kemampuan yang tak pernah kusadari.

Dan....ketika aku tersadar kaki ini tak bisa lagi melangkah jauh, tak sanggup lagi menopang semua rencana, gagasan, keinginan, cita-cita dan harapan... bahkan untuk besimpuh khusu menghadap-Nya sekalipun...

Seketika itu juga aku benar-benar merasa gedung rencana yang kubangun 3 tahun terakhir itu rutuh, gagasan itu hilang, keinginan itu sirna, cita-cita itu kandas, harapan itu hanya tinggal harapan. Aku benar-benar tersudut di pojok ruangan yang hampa tanpa oksigen rencana, gagasan, keinginan, cita-cita, dan harapan. Hingga yang ku ingat hanyalah beberapa kalimat dari apa aku dengar

“Selalu ada hikmah di balik semua kejadian yang menimpa manusia, walaupun pahit awalnya tapi apabila menerima dengan penuh rasa syukur dan ikhlas pasti manis akhirnya”

“Janganlah meminta ilmu yang banyak pada Allah tapi, mintalah ilmu yang bermanfaat pada Allah, karena ilmu yang banyak tapi tak bermanfaat tidaklah berarti”

“Allah menyebutkannya 2x berturut-turut di dalam Al-qur’an : Fainna ma’al ‘usri yusra, Inna ma’al ‘usri yusra (Al-insyirah : 5-6)”

“Allah pun berfirman dalam Al-quran : Innamaa amruhuu idzaa araada syaian anyaquula lahuu kun fayakuun (Yaasiin : 82)”

“Tinggalkanlah hal yang tak berguna dan beralihlah pada hal yang berguna” “Kamu harus selalu ingat bahwa baidhotu al-yaum khoiru min dajajatil ghodi” “ Belive that you can do it, than say to your self now I CAN DO IT”

Skripsi ini aku persembahkan untuk mamah papahku tercinta dan adik-adiku tersayang.


(16)

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang tidak pernah berhenti memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir zaman. Atas nikmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010”.

Dalam proses penelitian ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti jumpai namun, syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, keteguhan, ketegaran, kesungguhan, dan kerja keras disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tiada terkira kepada :

1. Bapak Prof. DR (hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H.Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN dan Irma Nurbaeti, Skep, M.Kep, Sp.Mat, selaku Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Jamaludin, S.Kep, M.Kep dan Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM, selaku Dosen pembimbing yang telah sabar, meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran selama membimbing peneliti.


(17)

11 atas bimbingan dan doanya selama ini.

5. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. 6. Ayahanda Sholahuddin Nur dan Ibunda N. Qoriah, yang tak henti-hentinya

memberikan dukungan baik moril, materil, spiritual, dan kekuatan serta iringan doa yang tak putus-putusnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu keperawatan di perguruan tinggi.

7. Ustadz dan Ustadzah pengasuhan serta Pengurus OSPM Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi

8. Adik-adiku tersayang Mujahidah Iffatin Nuqsah dan Muhammad Jalalun Nuqsah juga Mujaddid Silmi Nuqsah (almarhum) yang telah memberikan semangat dalam menyusun skripsi.

9. Sahabat – sahabat terbaiku (Fauziah, Lita, Herna, Neneng, Tika, Rosma, Nala, Atul, Risma, Fina, Tuti, Ciah, Ratu, Dewi, Zahro, Ais, Nandang, Didit (alm), Ihsan, Apep, Tegar) yang selalu memberi semangat, motivasi, dan tempat berkeluh kesah dalam menyelesaikan skripsi.

10.Teman-teman kosan RadLine (Nisa, Ifa, Pipit, Leha, Ka Hasni) thanks for you all

11.Teman-teman seperjuangan Ners’05 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Majulah kebarisan terdepan wahai perawat profesinal! Kembangkanlah ilmu keperawatan Indonesia!

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, akan tetapi tetap saja manusia tak kan luput dari salah dan Khilaf. Oleh karena itu penulis mengharapkan keritik saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya, karena salah satu amalan yang tidak akan putus sampai hari akhir adalah ‘Ilmu Yuntafa’u


(18)

Bihi yaitu Ilmu yang Bermanfaat.

Jakarta, 10 April 2010

Penulis

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1


(19)

13

C. Pertanyaan Penelitian ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Perilaku Kesehatan ... 14

1. Pengertian Perilaku ... 14

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 20

B. Definisi Personal Higiene ... 21

C. Menjaga Kesehatan Melalui Kebersihan ... 23

1. Menjaga Kebersihan Badan ... 23

2. Menjaga Kebersihan Pakaian ... 35

D. Santri ... 36

E. Pondok Pesantren ... 38

F. Tinjauan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 39

BAB III KERANGKA KONSEP ... 41

A. Kerangka Konsep ... 41

B. Definisi Istilah ... 42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 43


(20)

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 43

C. Informan Penelitian ... 43

D. Etika Penelitian ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Instrumen Penelitian ... 50

G. Validasi Data ... 51

H. Analisa Data ... 52

BAB V HASIL PENELITIAN ... 53

A. Gambaran Umum Penelitian ... 53

B. Karakteristik Informan ... 53

C. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri ... 56

1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi .. 56

2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Menggosok gigi ... 59

3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Rambut ... 62

4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Mata ... 64

5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Hidung ... 65

6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Telinga ... 65


(21)

15

7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Mencuci Tangan ... 66

8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Kaki ... 69

9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Merawatan Pakaian ... 72

BAB VI PEMBAHASAN ... 77

A.Keterbatasan Penelitian ... 77

B. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri ... 77

1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi .. 77

2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Menggosok gigi ... 80

3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Rambut ... 81

4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Mata ... 84

5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Hidung ... 84

6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Telinga ... 85

7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mencuci Tangan ... 85

8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Kaki ... 88


(22)

9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai

Merawatan Pakaian ... 89

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 92 A. Kesimpulan ... 92 B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA... 97 LAMPIRAN


(23)

17

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren

Jihadul Ukhro Turi Kec. Tempuran Kab. Karawang ... 44

4.2 Validasi Data ... 51


(24)

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organisation

EMIS : Educational Management Information System

DKI : Daerah Khusus Ibu kota

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik indonesia

Dinkes : Dinas Kesehatan

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Kec : Kecamatan

Kab : Kabupaten

MCK : Mandi Cuci Kakus

THT : Telinga Hidung Tenggorokan

SMP : Sekolah Menengah Pertama


(25)

19 Ponpes : Pondok Pesantren

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran

1. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Sekolah Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Surat Keterangan dari Pondok Modern Jihadul Ukhro Turi

4. Lembar Persetujuan Responden

5. Lembar Check List

6. Pedoman Pertanyaan FGD (Focus Group Discussion) Informan Santri

7. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Pengurus Organisasi Santri

8. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Ustadz/Ustadzah Pengasuh Pondok Pesantren


(26)

9. Matriks pemikiran dan perasaan (pengetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap)

10.Matriks sumber-sumber daya (frekuensi, alat dan bahan, alternatif lain, biaya)

11.Matriks orang penting sebagai referensi (teladan)

12.Matriks sosial budaya (langkah-langkah dan kebiasaan)

13.Kesimpulan matriks


(27)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental bagi setiap penduduk. Seperti tercantum dalam konstitusi organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1, bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan sangat penting bagi kehidupan kita sehingga kesehatan harus dijaga dan dilindungi dari berbagai ancaman penyakit serta masalah kesehatan lainnya (Depkes RI,2007). Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, untuk itu perlu diperjuangkan oleh berbagai pihak. (Depkes RI, 2007). Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang kesehatan No 23 tahun 1992 adalah tercapainya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI,1999 dalam Mariance, 2004).

Kesehatan pada umumnya dan kebersihan pribadi pada khususnya merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama pada masa perkembangan. Pribadi yang utuh adalah pribadi yang didasari kesehatan yang baik. Menanamkan kebiasaaan sehat dimasa muda memberikan dampak yang positif di hari tua, dimana kesehatan di hari tua adalah merupakan hasil dari


(28)

pemeliharaan kesehatan dimasa muda. Kesehatan individu adalah kesehatan yang bersifat individual dengan tujuan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku (inovasi) (Dinkes DKI jakarta, 2002 dalam Lipriyana, 2003)

Kesehatan merupakan kenikmatan dan karunia Allah SWT yang sangat berharga tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan materi apapun. Meskipun kesehatan bukanlah segalanya tetapi segala sesuatu akan kurang berarti tanpa kesehatan. Misalnya, dalam kondisi sehat para santri dapat belajar dengan baik dan para guru pun dapat mengajar dengan baik. Kesehatan tidak diperoleh dengan sendirinya namun, perlu diupayakan, baik dalam bentuk upaya memelihara kesehatan maupun melalui pengobatan bagi yang sedang sakit (Hario,2005).

Upaya pemerintah untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tercantum dalam slogan “kebersihan pangkal kesehatan”. Hal ini tidak dapat lagi dipungkiri kebenarannya, Herryanto, 2004 juga menyatakan bahwa budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga sekaligus memelihara kebersihan pribadi maupun lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik sebesar 38,7%. DI Yogyakarta menduduki urutan pertama dari lima propinsi dengan pencapaian di atas


(29)

3

angka nasional yaitu (58,2%). Sedangkan Papua menduduki urutan pertama dari lima propinsi dengan pencapaian angka nasional Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) rendah yaitu (24,4%) (Riskesdas, 2007).

Sedangkan prevalensi PHBS tingkat nasional dari 10 kabupaten/kota yang terendah adalah Raja Ampat (0%), dan Supiori (0%). Dan dari 10 kabupaten/kota dengan prevalensi perilaku hidup bersih dan sehat tertinggi adalah Klungkung (100%), dan Bandung (100%). (Depkes RI, 2007)

Data perilaku higiene dengan prevalensi nasional pada tingkat provinsi untuk penduduk yang berperilaku benar dalam buang air besar adalah 71,1% tetapi yang berperilaku benar dalam mencuci tangan hanya 23,2%. Persentase data tersebut tidak jauh berbeda dengan cakupan data rata-rata rekapitulasi indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kabupaten Karawang tatanan rumah tangga tahun 2008 yang masih sangat rendah yaitu sebesar 0,30%, sedangkan persentase untuk wilayah Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang tergolong buruk yairu sebesar 0,07% dan dari 30 kecamatan di kabupaten Karawang, kecamatan Tempuran menduduki urutan ke-26 berdasarkan persentasi rumah tangga sehat. (Dinkes, Kab. Karawang, 2008).

Pondok pesantren yang ada di Indonesia berjumlah 14.798, dengan jumlah santri sebanyak 3.464.334 orang (Educational Management Information System / EMIS, Depag, 2004/2005 dalam Depkes RI, 2007).


(30)

Sedangkan pemerintah baru membangun 200 poskestren tahun 2006 yang seluruhnya terletak di provinsi jawa timur. Pada tahun 2007 pembangunan poskesten diperluas ke 23 provinsi dengan jumlah 400 poskestren (Depkes RI,2008). Jumlah ini tentu belum sesuai dengan kebutuhan akses pelayanan kesehatan pesantren.

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam dengan sistem boarding school (pendidikan bersama), sehingga membentuk komunitas tersendiri yang anggotanya terdiri dari para santri, para guru/ustadz dan keluarga pengasuh pesantren. Mengingat banyaknya santri, tentu tidak mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya kesehatan. Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat menular kepada para anggota masyarakat pesantren.oleh karena itu setiap anggota komunitas pesantren perlu mengetehui dan memahami masalah kesehatan, baik untuk memelihara kesehatan dirinya secara individual maupun kesehatan bersama (Hario, 2005).

Personal higiene adalah perawatan diri dimana induvidu

mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi nilai serta keterampilan (Mosby,1994 dalam Sari, 2006). Dalam dunia keperawatan, personal higiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Personal higiene termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang spesifik. Personal higiene menjadi penting karena personal higiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada


(31)

5

dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal higiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terkena penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti halnya kulit (Sudarto, 1996 dalam Sari, 2006).

Prevalensi penyakit kulit di pondok pesantren pada umumnya masih tinggi terutama pada anak-anak usia sekolah, salah satu penyakit yang paling banyak diderita pedikulosis kapitis. Usaha pencegahan, pemberantasan dan pengoobatan masih jarang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga mengakibatkan angka kejadian pedikulosis kapitis masih tinggi. Kejadian ini sebagian besar karena tertular dan reinfeksi, karena banyak masyarakat terutama anak-anak usia sekolah yang masih berperilaku kurang sehat.(Wijayanti, 2008)

Menurut Sungkar, 1995 dalam jurnal Badri, 2007 bahwa di suatu pesantren yang padat penghuninya dan hygienenya buruk prevalensi penderita scabies dapat mencapai 78,7%. Tetapi pada kelompok higiennya baik prevalensinya hanya 3,8%. Sanitasi lingkungan yang buruk di pondok pesantren merupakan faktor dominan yang berperan dalam penularan dan prevalensi penyakit scabies para santri.

Hasil penelitian Handajani 2007 memperlihatkan bahwa presentasi responden yang terkena scabies ada 62,9%, mempunyai kebiasaan mandi 2


(32)

kali sehari atau lebih 78,6%, mempunyai kebiasaan memakai sabun mandi untuk dipergunakan sendiri 60%, mempunyai kebiasaan memakai handuk untuk dipakai sendiri 54,3%, mempunyai kebiasaan berganti pakaian dengan pakaian sendiri 55,7%, mempunyai kebiasaan mencuci pakaian bersama pakaian temannya 61,4%, mempunyai kebiasaan tidur bersama temannya yang menderita scabies 60,0%, mempunyai kebiasaan memakai selimut bersama-sama temannya yang menderita scabies 54,3%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Potter & Perry,2005 bahwa tidak ada dua orang yang melakukan perawatan kebersihan dengan cara yang sama, dan setiap individu dapat melakukan higiene perseorangan yang unik sesuai dengan kondisi, keadaan dan kebutuhannya.

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang yaitu mewajibkan santrinya tinggal di asrama yang telah disediakan di areal Pondok Pesantren tersebut. Dengan jumlah 60 santri yang melaksanakan seluruh aktivitas kehidupannya di lingkungan pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang, maka kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar, hidup bersih dan sehat cukup banyak. Disisi lain, pondok pesantren merupakan swadaya masyarakat yang sangat tergantung dari kemampuan dan dukungan finansial yang ada, khususnya dalam penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan.


(33)

7

pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, kebanyakan santri bila mandi tidak memakai handuk namun, menggunakan kain untuk mengeringkan badannya, sebagian Santri mandi bersama-sama 2-3 orang dalam satu kamar mandi sambil bersenda gurau dan ada juga yang menceburkan diri ke dalam bak mandi namun airnya masih tetap digunakan untuk mandi bersama-sama, saling meminjam dan memakai pakaian temannya, bila tidur para santri bersama-sama dalam satu ruangan ukuran 4x11 meter untuk 15-25 orang , kebanyakan santri menderita pedikulosis kapitis (kutuan), diare, tifus, dan batuk pilek.

Hasil wawancara studi pendahuluan yang di dapatkan dari beberapa santri yang sedang duduk santai menikmati waktu istirahat mereka menyebutkan bahwa, mereka tidak dapat melakukan tindakan personal higiene secara optimal hanya sepengetahuannya, semampunya saja, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pribadi santri. Santri lain juga mengatakan peraturan untuk melaksanakan personal higiene sebenarnya sudah ada dan sudah di informasikan dan disosialisasikan oleh pengurus dan guru/ustadz dan ustadzah. Namun ada beberapa kendala yang mempengaruhi perilaku personal higiene santri sehingga dia tidak dapat melakukan personal higiene, diantara kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan santri, status sosio ekonomi santri, kurangnya kesadaran dari warga pondok sendiri, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang santri dalam melakukan personal higiene. Jarangnya perilaku personal higiene santri dilakukan,


(34)

walaupun telah mendapatkan informasi tentang perilaku personal higiene dapat di sebabkan oleh faktor yang berasal dari luar maupun faktor yang berasal dari dalam diri santri pribadi.

Di rumah anak beradaptasi teknik dan pendekatan higiene dengan keluarganya. Ketika datang ke pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran dan menjadi santri, ia dituntut untuk mandiri dan dapat beradaptasi dengan teknik dan pendekatan higiene perorangan yang dilakukan bersama dengan santri lainnya di lingkungan pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran. Berbagai macam watak, karakteristik, kondisi, keadaan, dan kebutuhan dapat melatar belakangi sekaligus memberi warna tersendiri bagi pondok pesantren untuk dapat mewujudkan perilaku personal hygiene di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran. Karena praktik higiene sama dengan peningkatan kesehatan (Potter & Perry 2005).

Berdasarkan observasi di lapangan dan uraian di atas menunjukan bahwa para santri belum memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan, dan belum memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku personal higiene yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga santri tidak menyadari terjadinya penularan penyakit diantara santri, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai gambaran perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang


(35)

9

B. Perumusan Masalah

Banyaknya santri yang tinggal di asrama pondok pesantren, tentu tidak mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya kesehatan. Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat menular kepada para anggota masyarakat pesantren. oleh karena itu setiap anggota komunitas pesantren perlu memelihara kesehatan baik secara individual maupun bersama.

Hasil observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, para santri diwajibkan tinggal di asrama yang telah disediakan di areal pondok pesantren, kebanyakan santri berprilaku mandi tidak memakai handuk, mandi bersama dalam satu kamar mandi, saling meminjam dan memakai pakaian temannya, tidur dalam hunian yang padat, kebanyakan santri mempunyai kutu rambut, diare, tifus, dan batuk pilek.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa masih banyak santri yang tidak peduli dengan kebersihan badan dan kebersihan


(36)

pakaian mereka masing-masing. Hal ini disebabkan santri kurang menyadari pentingnya melakukan higiene perseorangan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang sehingga dapat mengurangi penyakit yang timbul akibat tidak melakukan higiene perorangan dengan baik.

C. Pertanyaan Penelitian

Berangkat dari permasalahan utama tersebut, maka penulis dapat merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran bahan dan alat yang digunakan untuk personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

2. Bagaimana gambaran langkah-langkah personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

3. Bagaimana gambaran kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

4. Bagaimana gambaran pemikiran dan perasaan tentang personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

5. Bagaimana gambaran alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan untuk personal higien Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran


(37)

11

Karawang?

6. Bagaimana gambaran frekuensi personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

7. Bagaimana gambaran tentang teladan dalam perilaku personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

8. Bagaimana gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku personal higiene santri mengenai:

a) Bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang


(38)

Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

c) Kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

d) Alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan untuk personal higien di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang

e) Pemikiran dan perasaan tentang personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

f) Frekuensi personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

g) Teladan dalam perilaku personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

h) Gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

a. penerapan ilmu dan teori yang pernah diperoleh dari perkuliahan

b. memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari penelitian yang di lakukan


(39)

13

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam usaha untuk meningkatkan perilaku personal higiene santri di pondok pesantren

3. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan komunitas dan keperawatan dasar di pondok pesantren mengenai perilaku personal higiene santri

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010, dan merupakan penelitian kualitatif. Metode


(40)

pengambilan data primer berupa wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara mendalam, Focus Group Discusion menggunakan pedoman pertanyaan FGD, dan observasi.

Subjek dalam penelitian ini adalah informan santri laki-laki dan santri perempuan yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi, pengurus organisasi santri, ustadz/ustadzah pengasuhan.


(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Perilaku kesehatan

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo 2007). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum : 1974 dalam Notoatmodjo, 2007).

Menurut Skiner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut skiner membedakan adanya dua respons, yaitu :

a. responden respons atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatip tetap. Responden respon ini juga mencakup perilaku emosional.

b. Operant respons atau instrumental respons yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau


(42)

15

perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons.

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)

b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior)

c. Perilaku kesehatan lingkungan

Perilaku dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Determinan perilaku dibedakan menjadi 2 yakni : (Notoatmodjo, 2007)

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.


(43)

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Menurut Notoatmodjo, 2007 praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan suatu kebiasaan

d. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa


(44)

17

jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Sedangkan menurut Guilbert, 1987 dalam Marfu’ah, 2008 perilaku terdiri dari lima kategori atau tahapan yaitu :

a. Peniruan : dimana tindakan yang diamati akan mulai ditiru,

b. Penggunaan : tindakan dilakukan sesuai instruksi dan sudah mulai memiliki keterampilan

c. Ketelitian : mampu melakukan perbaikan

d. Penyambungan : adanya kesesuaian perilaku dengan situasi yang ada

e. Naturalisasi : perilaku diterapkan secara langgeng.

Menurut tim kerja WHO (1984), menyebutkan bahwa ada 4 alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, yaitu :

a. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling)

Hasil pemikiran dan perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal untuk bertindak atau berprilaku. Notoatmodjo 2007 menyebutkan bahwa pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek.


(45)

1) Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas adalah adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena api dan terasa panas.

2) Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang memperoleh kepercayaan itu dari keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

3) Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orng lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak


(46)

19

atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai (value).

b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau peribadi yang dipercayai (personal reference)

Perilaku seseorang tergantung dari perilaku acuan (reference) terlebih lagi perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting baginya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung dicontoh. Misalnya seseorang yang diangap penting dalam penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren, ustadz/ustadzah, pengurus organisasi pesantren/kaka kelas, orang tua santri.

c. Sumber-sumber daya (resources)

Sumber daya merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku masyarakat. Sumber daya di sini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya yang berhubungan dengan perilaku positif maupun negatif seseorang atau kelompok. Sumber daya dalam penelitian ini mencakup alat dan bahan yang digunakan, alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan, frekuensi melakukan personal higien, dan biaya yang diberikan orang tua per bulan.


(47)

Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat disebut kebudayaan. Perilaku normal merupakan salah satu aspek kebudayaan dan kebudayaan ini mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dalam penelitian ini kebudayaan dapat terlihat pada keyakinan dan kebiasaan informan yang diperoleh dari keluarga atau kerabatnya bahwa tidaklah menjadi suatu masalah jika berjalan tanpa alas kaki dan sebagainya.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2007 perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

a. faktor-faktor predisposisi (disposing factors)

yaitu faktor-faktor yang mempermudah dan mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.

b. faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya posyandu, puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan air,


(48)

21

tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya.

c. faktor-faktor penguat (reinforcing factors)

adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berprilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.

B.Definisi Personal Higiene

Higiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Personal higiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal berarti perorangan dan higiene berarti sehat. Kebersihan diri perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara kesehatannya (Pradjawanto, 2009)

hygiene is the science of health and its maintance. Personal hygiene is the self-care by which people attend to such functions as bathing, toileting, general body hygiene, and grooming. Hygiene is a highly personal matter determined by individual values and practices. Hygiene involve care of the skin, hair, nails, teet, oral and nasal cavities, eyes ears, and perineal and, genital area. It serves a number of purposes(Kozier at all, 1998)”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diartikan bahwa higiene adalah mengenai ilmu kesehatan dan perawatannya sedangkan personal hygiene adalah perawatan diri yang mana orang memperhatikan pada fungsinya seperti mandi, kecantikan, kebersihan umum diri, perawatan. Higiene adalah suatu masalah


(49)

yang sangat individu yang ditentukan oleh nilai dan praktek individu. Higiene mencakup perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga hidung dan mulut, mata telinga, dan perineal dan daerah genital, itulah jumlah pelayanan yang dimaksud.

Sedangkan personal hygiene Sue Hinchliff 1999 mengartikan sebagai higiene perorangan yang mencakup semua aktifitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh; meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, dan gusi disamping membersihkan daerah genital. Depkes RI tahun 1997 menyebutkan bahwa higiene perorangan itu meliputi cuci tangan dengan menggunakan sabun, cuci muka, mandi, membersihkan kuku, pakaian, handuk, seprei dan selimut.

Diagram group dengan alih bahasa susilo purwoko tahun 1999, dalam bukunya menuliskan bahwa daerah tubuh yang perlu diperhatikan khusus untuk kebersihan diri adalah:

1. Rambut, keramasilah rambut secara teratur, apabila dilingkungan sekitar terjadi epidemi kutu rambut

2. Telinga, bersihkan telinga tiap hari dengan lap atau handuk lembab

3. Hidung, jika terdapat ingus di hidung buang ke saputangan atau tisu

4. Gigi, sesering mungkin untuk membersihkan gigi, idealnya setiap selesai makan, dan gunakan obat kumur antiseptik jika menderita infeksi mulut atau tenggorokan. Tutup mulut dan hidung dengan


(50)

23

saputangan yang bersih.

5. Mandi, usahakan mandi (di bawah pancuran, berendam, atau dengan gayung) tiap hari, dan khususkan bagian ketiak, sela paha, dan tapak kaki.

6. Tangan, cucilah tangan sehabis buang air dan sebelum menyiapkan makanan

7. Genital, kenakan pakaian dalam yang bersih setiap hari.

8. Kaki, ganti kaus kaki setiap hari, dan keringkan kaki sehingga tidak selalu basah karena keringat.

C.Menjaga kesehatan melalui kebersihan 1. Menjaga kebersihan badan

a. Perawatan kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa (Syaifuddin, 2006).

Karakteristik kulit normal menurut Potter & Perry (2005): 1) Kulit halus dan kering. 2) Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi. 3) Kulit terasa hangat ketika dipalpasi. 4) Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada permukaan kulit. Kulit lembut dan fleksibel. 5) Ada


(51)

turgor yang baik (elastis dan tetap), dengan kulit yang secara umum halus dan lembut. 6) Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh dengan rentang dari coklat tua ke merah muda ke merah muda terang.

Beberapa masalah kulit misalnya, menjadi pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan, atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit. Misalnya, karena stres, ketakutan, atau dalam keadaan marah. (Syaifuddin, 2006).

Kulit yang sehat akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk itu, kulit harus selalu dipelihara kebersihannya. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi (Ananto, 2006). Untuk menjaga kebersihan kulit, mandi sebaiknya dilakukan minimal dua kali dalam sehari (Depkes RI, 1997), Yaitu pagi hari sebelum memulai aktivitas dan di sore atau malam hari setelah melakukaan aktivitas seharian (Mariance, 2004).

Ada lima tujuan mandi yang di sebutkan oleh Perry dan Potter, 2005 yaitu:

1) Membersihkan kulit. Pembersihan mengurangi keringat, beberapa bakteria, sebum, dan sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.


(52)

25

2) Stimulasi sirkulasi. Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstremitas.

3) Peningkatan citra-diri. Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan.

4) Pengurangan bau badan. Sekresi keringat yang berlebihan kelenjar apokrin berlokalisasi di area aksila dan pubik menyebabkan bau badan yang tidak menyenangkan. Mandi dan penggunaan antiperspiran meminimalkan bau. Diagram group 1999 menambahkan bahwa dengan mengenakan pakaian yang longgar yang dibuat hanya dari serat alami juga dapat mengurangi bau. Sedangkan untuk bau ketiak dapat dicegah dengan mencuci secara teratur dan dengan menggunakan suatu deodorant ketiak.

5) Peningkatan rentang gerak. Gerakan ekstremitas selama mandi mempertahankan fungsi sendi.

Semakin sering seseorang mandi maka semakin banyak pula usahanya mencegah penyakit yang ditularkan melalui sentuhan kulit (Depkes RI,1979 dalam Mariance, 2004).

b. Perawatan kaki dan kuku

Kaki dan kuku seringkali mendapatkan perawatan khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Masalah dihasikan


(53)

karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional.

Kuku yang kotor dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat di tularkan kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya. Ciri- ciri kuku yang sehat adalah: kuku tumbuh dengan baik, kuat, bersih, dan halus. (Ananto, 2006).

Menurut Diagram group, 1999 menjelaskan bahwa masalah pada kaki dapat mempengaruhi banyak sekali bagian lain dari tubuh, dengan menyebabkan nyeri tungkai, nyeri punggung, postur yang buruk dan keletihan. masalah kaki yang lain dapat semata-mata disebabkan oleh higiene kaki yang buruk atau kekurangan perawatan umum. Potter & Perry (2005) dalam bukunya juga menuliskan bahwa jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku klien.

Perawatan kaki dengan pedikur akan meremajakan kaki dan membantu mencegah banyak masalah kaki yang umum, Diagram group, 1999 menjelaskan langkah-langkah perawatan kaki:

1) Rendam dan latihlah kaki untuk merangsang peredaran darah dan juga membantu menyembuhkan kaki yang penat.


(54)

27

2) Gosoklah setiap kalus atau bagian kulit yang mengeras dengan batu apung basah yang diolesi sabun. Jangan coba untuk mengupas atau memotong kulit itu.

3) Cuci dan keringkan kaki baik-baik dengan sebuah handuk terutama sela-sela jari untuk mencegah infeksi jamur, juga untuk membuang kotoran dan keringat.

4) Bedaki tipis-tipis dengan bubuk talk; sedikit bubuk akan mencegah kaki berkeringat, tetapi terlalu banyak justru akan memperbanyak masalah

5) Potong kuku kaki lurus rata; janganlah mengupayakan untuk membentuk kuku, atau memotong habis pinggirnya, karena ini akan mendorong tumbuh kedalam.

6) Gunakan postur tubuh yang benar sehingga tidak mengenakan ketegangan yang tidak perlu pada kaki

7) Periksalah pada spesialis kaki bila merasa nyeri pada salah satu atau kedua kaki

8) Kenakan sepatu yang pas dan nyaman, dalam hal panjang, lebar, dan kedalamannya

9) Ukur baik-baik kaki anda setiap kali memerlukan sepatu


(55)

cm di depan ibu jari kaki

11)Kenakan kaus kaki yang bersih tiap hari

12)Rentangkan kaus kaki setelah dicuci untuk mencegah pengerutan

13)Periksalah sepatu adakah dinding bagian dalam yang kasar jika sering menderita kaki lepuh atau kalus (kapal)

c. Higiene mulut

Mulut, termasuk lidah dan gigi merupakan bagian dari alat pencernaan makanan. Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena gigi terdapat di rongga mulut (Ananto, 2006). Gigi berfungsi untuk mengunyah atau mastikasi. Gigi nomal terdiri dari tiga bagian; kepala, leher dan akar. Membran periodontal berada pada margin gusi, sekitar gigi, menahan kuat ditempat. Gigi yang sehat tampak putih, halus, bercahaya, dan berjajar rapi (Potter & Perry, 2005).

Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir (Potter & Perry). Hal ini selaras dengan pendapat Ananto (2006) bahwa dengan membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya tertinggal diantara gigi atau pada gusi gigi. Perry & Potter (2005) menjelaskan menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi


(56)

29

ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Higiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.

Higiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Perawatan mulut harus dilakukan teratur dan setiap hari. Setiap orang harus memeriksa gigi paling tidak setiap 6 bulan.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar gigi tetap terawat diantaranya adalah mengurangi gula dan pati dalam diit, mengkonsumsi buah yang renyah dan sayuran mentah, membersihkan gigi setelah makan, melakukan teknik penyikatan gigi yang benar, menggunakan alat-alat bantu seperti benang gigi, sikat antar-gigi dan pemijat gusi, pergi ke dokter gigi secara teratur, segera pergi ke dokter gigi jika ada tanda-tanda gingivitis atau kerusakan gigi, (Diagram group, 1999)

d. Perawatan rambut

Helai rambut adalah struktur yang tiada berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredaran nutrisi ke folikel. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak kusut, untuk


(57)

kulit kepala harus bebas dari lesi.

Menurut Ana Fitria (2007), rambut umumnya bertambah panjang ¼ inci dalam sebulan. Semakin bertambah usia semakin lambat pula pertumbuhan rambut. Makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada rambut. Diantara makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan rambut adalah sayuran dan makanan yang mengandung vitamin A, C, dan B kompleks.

Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi dan kondisi rambut dapat mempengaruhi higiene yang dibutuhkan seseorang. Agar pertumbuhan rambut tidak terhambat maka, pastikan untuk tidur yang cukup, karena darah dialirkan ke kulit selama tidur dan akan membantu memasok nutrien pada kantung rambut.(Diagram group, 1999).

Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tetapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak beraturan dapat melukai kulit kepala. Purnomo ananto 2006, menyebutkan 3 bulan atau 6 bulan sekali rambut anak perempuan sebaiknya dipotong, sedang untuk anak laki-laki memangkas rambutnya


(58)

31

bisa 1-2 bulan sekali atau menurut keadaan.

Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada hal-hal tebal atau tipisnya rambut, lingkungan atau tempat berada seseorang, seseorang yang sering memakai minyak rambut harus pula sering mencuci rambutnya (Ananto, 2006)

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar rambut tetap terawat: (1) Keramas secara teratur; untuk rambut berlemak disarankan setiap 1-3 hari sekali,tetapi jika rambut kering lebih baik 4-6 hari sekali, (2) Gunakan sampo lembut yang tidak banyak mengandung detergen, sehingga minyak alami dari rambut tetap dipertahankan. (3) Gunakan kondisioner setelah keramas jika rambut cenderung kering atau jika secara teratur mengecat dan memutihkannya. (4) Tepuk-tepuk rambut untuk mengeringkannya dengan handuk lembut dan bukan dengan menggosoknya. (5) Makanlah diit yang berimbang, dengan banyak vitamin untuk menjaga agar rambut sehat. (6) Bersihkan benar-benar sikat rambut dan sisir; yang ideal adalah mencucinya setiap hari. (7) Guntinglah rambut secara teratur, terlepas dari apakah rambut itu panjang atau pendek, sehingga bentuk yang baik akan tetap terpelihara dan ujung yang belah dapat dikurangi. (8) Kadang-kadang ubahlah gaya rambut dalam arah yang berlainan; ini mempunyai efek yang sangat meremajakan. (9) Periksalah rambut secara teratur jika mungkin merasa tertular kutu rambut. (10) Bilas semua shampoo dari rambut bersih-bersih. (10) Kadang-kadang pijatlah kulit kepala untuk merangsang suplai


(59)

darah.

e. Perawatan mata

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata, dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing (Potter & Perry, 2005). Namun, Ananto 2006 menyebutkan beberapa langkah untuk merawat mata.

1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari

2) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi boorwater 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kipas mulai dari pinggir mata terus ke arah tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata terasa bersih.

3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain, atau sapu tagan yang kotor atau sapu tangan orang lain.

4) Periksalah mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke petugas kesehatan

5) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak antara mata dan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.


(60)

33

7) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang melelahkan mata.

f. Perawatan hidung

Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue lembut. Hal ini menjadi higiene harian yang diperlukan. Mengeluarkan kotoran dengan kasar dapat mengakibatkan tekanan yang dapat mencedrai gendang telinga, mukosa hidung dan bahkan struktur mata yang sensitif (Potter & Perry, 2005)

g. Perawatan telinga

Pembersihan telinga biasanya dilakukan pada saat mandi dengan menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut (Potter & Perry, 2005). Noerbaiti menegaskan mengorek-ngorek telinga cukup di bagian yang kelihatan oleh mata saja (Astuti, 2006).

Menurut Noerbaiti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan telinga(Astuti, 2006) :


(61)

benda lain

2) Biasakan mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga

3) Bila telinga terasa kurang pendengarannya, segera ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dibersihkan

4) Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan mengeluarkan benda asing yang masuk. Bila hal ini terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dengan telinga. Segera konsultasikan ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dicari penyebabnya

h. Mencuci tangan

Tangan merupakan alat gerak (Diagram group,1999), dan bukan suatu hal yang aneh jika tangan berkeringat setelah tangan melakukan suatu gerakan aktifitas. Keringat juga sering terpicu oleh rasa takut atau kegairahan tetapi, mencuci tangan dengan teratur dan membedaki dengan bedak dapat mengendalikan masalah ini (Diagram group,1999). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (Depkes RI, 1998) akan banyak menguragi jumlah mikroorganisme dari kulit dan tangan (Saroso, 2007)

Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat berikut ini: (1) Setelah menggunakan jamban atau setelah buang air, (2) Sebelum


(62)

35

memasak, (3) Sebelum makan, dan sebelum memegang makanan, (4) Setelah memegang hewan, ternak atau benda-benda kotor lainnya, (5) Setelah makan, (Depkes RI, 1998). Gunakan lap khusus untuk mengeringkan tangan, jangan menggunakan pakaian yang mungkin saja sudah kotor (Depkes RI, 1998).

Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah (Saroso, 2007)

Langkah 1 : basahi tangan seluruhnya

Langkah 2 : pakai sabun (sabun biasa pun cukup memadai)

Langkah 3: gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15 detik, terutama untuk membersihkan bagian bawah kuku, antara jari dan punggung tangan

Langkah 4 : bilas tangan dengan air bersih mengalir

Langkah 5: keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia, keringkan dengan udara/dianginkan

2. Menjaga kebersihan pakaian

Pakaian kotor bukan saja tidak nyaman dipakai, tetapi juga menjadi tempat kuman-kuman yang membuat gatal di badan, serta menyebabkan alergi dan penyebab tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005). Maka dari itu pakaian yang sudah kotor diusahakan dicuci sesegera mungkin. Depkes RI,


(63)

1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.

Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang erat hubungannya dengan kesehatan seperti kemeja, baju, celana, rok termasuk pakaian dalam, kaos kaki, sepatu, sendal dan lain-lain (Ananto, 2006).

Kegunaan pakaian adalah untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar, untuk membantu mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh (Ananto, 2006).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian diantaranya adalah: (a) Pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi, dan bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan, (b) Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh, (c) Pakaian hendaknya dibedakan sesuai dengan keperluan antara lain: Pakaian rumah, pakaian sekolah, pakaian untuk keluar rumah, pakaian olahraga, pakaian untuk rekreasi, resepsi atau pesta, dan pakaian tidur, (d) Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan dipakai untuk tidur, karena kemungkinan telah terkena debu atau kotoran, (e) Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertular peyakit (terutama penyakit kulit). (Ananto, 2006)

D.Santri (Haedari, 2004)


(64)

37

disebut sebagai kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama islam melalui kitab-kitab kuning. Oleh karena itu eksistensi kyai biasanya juga berkaitan dengan adanya santri dipesantrennya.

Pada umumnya santri terbagi dalam dua kategori (Dhofier, 1982) :

1. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dipesantren, santri mukim yang paling lama tinggal (santri senior) di pesantren tersebut biasanya merupaknan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari. Santri senior juga memikul tanggung jawab mengajar santri-santri yunior tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren besar, biasanya terdapat santri yang merupakan putra-putra kyai besar dari pesantren lain yang juga belajar disana. Mereka biasanya memperoleh perlakuan istimewa dari kyai. Santri-santri inilah yang nantinya akan menggantikan ayahnya dalam mengasuh pesantren asalnya.

2. Santri kalong, yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren. Mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri. Para santri kalong berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktivitas pesantren lainnya. Apabila pesantren memiliki banyak santri mukim daripada santri kalong, maka pesantren tersebut adalah pesantren besar. Sebaliknya, pesantren kecil lebih banyak memiliki santri kalong dari pada santri mukim.


(1)

Lampiran. Matriks : FGD frekuensi

Pertanyaan PUTRI PUTRA

1. Seberapa sering informan melakukan tiap-tiap kegiatan personal higiene (berapa kali, kapan)

Sebagian besar informan :

- Mandi 2x sehari, pagi dan sore - Mandi 3x sehari, pagi, siang dan sore - Nyuci baju tiap ada yang kotor kalo lagi ga

repot

- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan - Cuci kaki kalo kotor

- Keramas 2x sehari, pagi dan sore

- Ganti pembalut 3x sehari, pagi, siang, dan sore

- Ganti baju tiap hari Sebagian kecil informan :

- Sikat gigi 3x sehari, pagi, sore, dan sebelum tidur

- Nyisir rambut 3x sehari

- Pake reksona 3x sehari tiap sehabis mandi : pagi, siang, sore

- Sikat gigi 2x sehari, pagi dan sore ketika mandi

- Pake sabun mandi 2x sehari, pagi dan sore ketika mandi

- Nyisir rambut tiap buka keridung - Ganti celana dalam 3x sehari kalau head,

2x sehari kalau tidak head - Menggunting kuku kalau panjang - Cuci kaki setelah dari kamar mandi, dan

kalau ga pake sandal - Nyisir rambut kalau kusut - Pake handbody setelah mandi - Nyari kutu tiap sebelum tidur - Keramas 1x sehari

Sebagian besar informan :

- Mandi 2x sehari, pagi jam 09.00 dan jam 17.00 sore

- Ganti pakean 2 hari sekali

- Sikat gigi 2x sehari, tiap mandi pagi dan sore

- Mandi 2-3 x sehari jam 12 siang dan jam 17 sore

- Nyuci baju 1x seminggu, hari minggu Sebagian kecil informan :

- Mandi minimal 3x sehari, pagi, siang, sore - Ganti pakaian 1x sehari

- Olah raga 1x seminggu

- Keramas 2x sehari, pagi dan sore - Mandi 4x sehari, sebelum sholat subuh,

pagi, sebelum dzuhur, sore - Cuci kaki tiap mau tidur

- Mandi 5x sehari, sebelum subuh, sesudah ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar. - Sikat gigi 5x sehari, sebelum subuh,

sesudah ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar.

- Ngupil (ngeluarin kotoran hhidung) - Membersihkan telinga 2x sehari - Mandi maksimal 3x sehari, minimal 2x

sehari

- Sikat gigi 2x sehari

- Keramas 1x sehari kalau ada samponya - Nyuci baju kalau mau

- Memakai sabun mandi 1x sehari, pagi atau sore

- Cuci tangan tiap wudlu

- Nyisir rambut kalau mau dan ada sisirnya


(2)

Lampiran. Matriks : Alat dan Bahan

Pertanyaan PUTRI PUTRA

1. Apa saja yang digunakan ....

2. Bagimana jika bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan personal higiene kurang memadai

Sebagian besar informan : - Pasta gigi - Sabun mandi - Shampo - Sikat gigi - Handuk sendiri - Sisir sendiri - Gunting kuku - Handbody Sebagian kecil informan :

- Obat kumur - Sabun cuci - Sabun cuci tangan - Sandal

- Bedak

- Lampu terang untuk membaca - Baju ganti

- Baju ganti daleman - Pembalut ganti Sebagian besar informan :

- Membeli alat dan bahan dulu sebelum habis - Terpaksa meminjam bahan dan alat sama

teman

- Meminta bahan dan alat punya teman - Tidak memakai bahan dan alat personal

higgiene Sebagian kecil informan :

- Menumpuk pakaian kotor di tempat khusus di lemari sampai alat dan bahannya ada, kalau di simpan di kamar mandi biasanya di sita - Menyimpan celana dalam di dalam lemari

setelah di cuci karena tempat jemuran bajunya gelap jadi takut

- Memakai bahan dan alat personal higiene seadanya saja

Sebagian besar informan : - Sikat gigi - Pasta gigi - Sabun mandi - Shampo - Handuk sendiri - Minyak rambut - Minyak wangi - Sikat cuci - Handbody - Deodoran - Sabun cuci Sebagian kecil informan :

- Baju ganti - Gunting kuku - Sabun muka

- Sarung sebagai handuk - Cukuran kumis

Sebagian besar informan :

- Terpaksa meminjam/meminta bahan dan alat punya teman

- Memakai bahan dan alat seadanya saja - Sikat gigi memakai jari saja kalau alat dan

bahannya tidak ada Sebagian kecil informan :

- Memakai alat dan bahn yang tergeletak di dekat kamar mandi

- Tidak usah ngebersihin badan

-

Kadang minta/pinjam, kadang tidak memakai bahan dan alat


(3)

Lampiran. Matriks : Biaya

Pertanaan PUTRI PUTRA

1. Berapa banyak uang yang didapatkan dari orang tua anda perbulan

(digunakan untuk apa saja)

Sebagian besar informan :

- 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 80 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 13 liter Sebagian kecil informan :

- 90 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok dan beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 146 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 13 liter - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 10 liter - 270 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu

- 240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk buat makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter - 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, beli laik buat makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter

- 90/150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu

- 60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter

- 90/60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter

- 120 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu

- 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter - 250 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu

- 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. 7 liter

- 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan dan ikut kegiatan pondok. Beras 20 liter - 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan

kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter

-

200/240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter


(4)

Lampiran. Matriks : Teladan

Pertanyaan PUTRI PUTRA

1. Siapa yang mengajari anda melakukan tiap-tiap perilaku personal higiene

2. Siapa yang mengingatkan informan untuk melakukan tiap-tiap personal higiene

3. Apa yang informan lakukan jika tidak ada yang mengingatkan

Sebagian besar informan : - Dari ustadzah - Dari mamah

- Tahu dari bacaan di info produk Sebagian kecil informan :

- Teman

- Kedua orang tua - Nenek

- Bapak

Sebagian besar informan : - Ga ada yang ngingetin Sebagian kecil informan :

- Mamah - Nenek - Ustadzah - Teman - Bapak

Sebagian besar informan : - Ya tetep melakukan

- Kalau lagi males dan tidak ada yang mengingatkan ya tidak dilakukan Sebagian kecil informan :

- Ngebersihin badannya kalau mau aja - Tergantung mau apa tidaknya

Sebagian besar informan : - Mamah

- Teman

- Tahu dari bacaan di info produk - Bapak

- Ustadzah Sebagian kecil informan :

- Teteh

- Kedua orang tua - Dari TV

Sebagian besar informan : - Ibu

- Teman

- Ga ada ngingetin Sebagian kecil informan :

- Ayah - Ayah dan ibu - Kake

Sebagian besar informan :

- Kebersihan diri tetap di jalankan - Kalau mau aja baru dikerjakan Sebagian kecil informan :

- Dikerjakan seingatnya saja

- Kalau kebersihan dirinya termasuk yang penting banget, ya dilakukan


(5)

Lampiran. Matriks : Kebudayaan (Langkah-langkah dan kebiasaan)

Pertanyaan PUTRI PUTRA

1. Bagaimana cara informan melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene

Sebagian besar informan :

- Cuci tangan : tangan disiram dengan air - Cuci kaki : kaki disiram dengan air bersih - Mandi : basahin badan dulu terus pake

sabun, terus siram lagi dengan air sampai busa hilang

- Baju kotor langsung dicuci, di jemur dan dilipat, masukin ke lemari

- Sikat gigi : Sikat dibasahin dulu, di tuangin pasta giginya, terus kumur-kumur, disikat deh depan, samping, belakang gigi. - Mengganti baju kotor dengan baju bersih - Keramas : basahin rambut, pake sampo,

gosok-gosok rambut terus siram

Sebagian kecil informan :

- Cuci tangan : siram tangan dengan air, terus disabunin, siram lagi dengan air - Cuci kaki : siram kaki dengan air, terus di

sabunin, siram lagi dengan air

- Pakaian kotor disimpan di dalam lemari tapi tempatnya di kususkan

- Tidak pernah mau tukeran baju - Baju kotor di simpen di kamar mandi

Sebagian besar informan :

- Mandi : badan di basahin dulu, terus pake sabun ratakan ke seluruh badan, terus siram lagi badannya

- Sikat gigi : sikatnya dikasih pasta gigi, terus di gosok-gosok, terus kumur-kumur - Cuci tangan : kalo pake sabun pertama

tangan dibasahin dulu, terus di sabunin, ratakan sampai ke sela-sela tangan terus dibersihin dengan air, terus dilap kan ke celana yang dipake

- Pakean kotor di simpan di atas lemari, setelah seminggu baru di cuci

- Rambut dibasahin dulu terus sampona di taro di tangan sedikit terus digosokan ke rambut biar kutu atau ketombe hilang terus siram lagi sampe busa hilang.

- Nyuci baju : siapkan ember, isi air, masukan airnya, ambil satu persatu pakean dalam ember tadi untuk di cuci dengan sabun cuci, sikat dengan sikat cuci, kucek sebentar bilas di ember lain yang berisi air bersih, trus siram lagi dalam siraman air satu demi satu, trus di jemur, di angkat trus di lipet

Sebagian kecil informan :

- Nyikat gigi jangan terlalu ditekan dan bertenaga

- Kalo mandi pake sabun mandi kasih sedikit air biar berbusa kalau di gosokan ke badan

- Mandi pake sabun ke tangan dulu trus kaki, badan termasuk alat kelamin. - Buat muka pake daun jambu biji digosok

di tangan setelah agak lembut di oleskan ke muka biar seger.


(6)

2. Perilaku Personal Higiene apa saja yang dilakukan informan selama 24 jam terakhir

Sebagian besar informan : - Mandi

- Gosok gigi - Nyuci baju - Keramas - Cuci tangan - Ganti pembalut - Cuci kaki - Gunting kuku - Ganti celana dalam - Ganti baju

- Memakai handbody - Menyisir rambut Sebagian kecil informan : - Ngejemur baju - Kumur-kumur - Tidur

- Memakai deodorant

trus dikeluarin kotoran kukuna di bawah pancuran air.

- Telinga di bersihin pake sabun daun telinganya, lubangnya pake rumput ilalang Sebagian besar informan :

- Mandi dengan sabun mandi - Cuci tangan

- Gosok gigi - Mencuci baju

- Ganti baju luar dan dalam - Keramas

- Cuci kaki - Menyisir rambut Sebagian kecil informan :

- Mengambil jemuran pakaian - Melipat baju

- Membersihkan hidung - Membersihkan telinga - Menggunting kuku