E. Pondok Pesantren
1. Pengertian pondok pesantren
Pondok pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang sederhana yaitu tempat pendidikan santri-santri untuk mempelajari
pengetahuan agama islam dibawah bimbingan seorang kyaiguruustadz dengan tujuan untuk menyiapkan para santri sebagai kader dakwah islamiyah,
yanng menguasai ilmu agama islam dan siap menyebarkan agama islam dipelbagai lapisan masyarakat Depkes RI, 2007.
Pesantren pada umumnya sering juga disebut dengan pendidikan islam tradisional dimana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah
bimbingan seorang kyai. Asrama para santri tersebut berada di lingkungan komplek pesantren, yang terdiri dari rumah tinggal kyai, mesjid, ruang untuk
belajar, mengaji dan kegiatan-kegiatan lainnya.Haedari, 2004 2.
Koponen-komponen, dan ciri pondok pesantren
Di antara komponen-komponen yang terdapat pada sebuah pesantren adalah; 1 pondok asrama santri, 2 masjid, 3 santri, 4 pengajaran kitab-
kitab klasikkitab kuning, 5 kiai dan ustadz 6 madrasahsekolah Depag, 2003: 8 serta 7 sistem tata nilai salaf tradisional-khalafmodern sebagai
ruh setiap pesantren. Pada pesantren-pesantren tertentu terdapat pula di dalammya madrasah atau sekolah dengan segala kelengkapannya.
Di antara ciri pendidikan pesantren adalah; 1 ada hubungan yang akrab antara santri dan kiainya, 2 kepatuhan santri terhadap kiai, 3 hidup hemat
dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren, 4 kemandirian amat terasa di pesantren, 5 jiwa tolong menolong dan suasana
persaudaraan ukhuwwah Islamiyyah, 6 disiplin sangat dianjurkan, 7 keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia, dan 8 pemberian ijazah
Masyhud, 2004: 93.
3.
Fungsi pondok pesantren
Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama Horikoshi, 1987:232. Sementara
Azyumardi Azra dalam Nata 2001: 112 menawarkan adanya tiga fungsi pesantren, yaitu: 1 tranmisi dan tranfer ilmu-ilmu islam, 2 pemeliharaan
tradisi islam, dan 3 reproduksi ulama Masyhud, 2004: 90. Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga
solidaritas sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa
membedakan tingkat sosial ekonomi mereka Masyhud, 2004: 91. F.
Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004 tentang model peningkatan higiene sanitasi pondok pesantren menunjukkan
responden santri kelompok usia 14 –16 tahun. Perilaku higiene perorangan
responden yang masih kurang baik antara lain mandi menggunakan sabun kadang-kadang 18,5, menggunakan handuk bersama 15,5, menggunakan
sikat gigi bersama 7,4, ganti bersih pakaian setiap 3 hari 23,5, ganti bersih pakaian dalam setiap 3 hari 15,0, tempat tidur bersama 64,2, kebiasaan
bertukar pakaian, pakaian dalam, handuk dan tempat tidur, buang air besar tidak di jamban 19,7, tidak mencuci tangan sebelum makan 32,7, tidak mencuci
tangan setelah buang air besar 67,3, wudhu menggunakan kulah 47,1. Hasil analisis penelitian pada santri yang tinggal di asrama putra pada tahun
2005-2006 dengan jumlah sampel 30 orang dari 249 santri dan teknik pengambilan sampel systematic random sampling menunjukan bahwa: 1.
kepedulian pimpinan pondok belum ada. 2. kegiatan untuk menumbuh- kembangkan upaya hygiene perseorangan di pondok belum terencana dengan
baik. 3. Pendanaan pondok tentang hygiene perseorangan belum ada. 4. kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan di pondok
belum ada. 5. Pengetahuan santri tentang hygiene perseorangan 50 baik. 6. Sikap hygiene perseorangan santri 83,3 positif, dan 7. Tindakan hygiene
perseorangan santri 83,3 rendah. Hasil di atas menunjukan bahwa hygiene perseorangan santri perlu ditingkatkan. Kemudian untuk mengubah kebiasaan
yang masih kurang baik diperlukan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di
pondok Badri, 2007.
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan sebelumnya. Perilaku santri di pondok pesantren perlu diketahui dan diteliti dengan baik
sehingga dapat meminimalkan timbulnya penyakit melalui pintu masuk portal of entry mikroorganisme yang ada dimana-mana yang mungkin
muncul karena tidak melakukan personal higiene dengan baik. Diantara perilaku personal higiene dalam penelitian ini adalah merawat kulit mandi
dan membersihkan alat kelamin, merawat kaki dan kuku, merawat rambut, merawat mata, hidung, telinga, higiene mulut, membersihkan pakaian dan
mencuci tangan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri mengenai Bahan dan alat, langkah-langkah, pemikiran
dan perasaan, Kebudayaan, Alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan, Frekuensi, Suri teladan, Biaya.