Tempat dan Subjek Penelitian Instrumen dan Pengembangan Instrumen

Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilihat adalah konsentrasi. Anak diberikan tugas untuk mewarnai gambar untuk melihat sejauh manaanak dapat berkonsentrasi dalam melakukannya. B = Intervensi adalah perlakuan yang diberikan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak yaitu dengan permainan edukatif puzzle gambar. A-2 = Baseline-2 adalah pengamatan yang dilakukan tanpa adanya intervensi yang berguna sebagai evaluasi untuk melihat seberapa jauh perkembangan kemampuan konsentrasi anak setelah dilakukan intervensi.

C. Tempat dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian tidak akan terlepas dari tempat penelitian dimana terdapat masalah yang menjadi latar penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SPLB- C YPLB Cipaganti di jalan Hegar Asih No.1-3 Cipaganti Bandung 40131. 2. Subjek Penelitian Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah satu orang siswa ADHD di SDLB SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung. Siswa berjenis kelamin laki-laki yang berinisial Tr. Tr merupakan anak ADHD yang memiliki hambatan dalam konsentrasi dimana anak tidak mampu memfokuskan perhatiannya pada setiap kegiatan yang dilakukannya. Kesulitan konsentrasi yang pada Tr menyebabkan ia tidak dapat bergabung dengan teman sebayanya. Ketika Tr berada dalam satu kelas yang sama, Tr cenderung menganggu pembelajaran teman lainnya di kelas karena ketidakmampuannya berkonsentrais dan mudah teralihkannya perhatiannya pada stimulus di luar kegiatan yang sedang Tr lakukan. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen dan Pengembangan Instrumen

1. Instrumen penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mengukur suatu fenomena alam atau sosial yang terjadi sehingga dalam sebuah penelitian memerlukan alat ukur yang baik. “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” Sugiyono 2012, hlm. 148. Dibutuhkan suatu instrumen penelitian untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen dalam penelitian ini yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan konsentrasi anak ADHD adalah tes perbuatan, dengan meminta anak untuk mewarnai gambar yang telah disediakan. Mewarnai gambar digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini karena mewarnai gambar merupakan sesuatu yang disukai oleh anak-anak dimana subyek dalam penelitian ini adalah anak ADHD. Mewarnai gambar juga memerlukan konsentrasi ketika pengerjaannya sehingga sangat cocok digunakan untuk mengukur kemampuan konsentrasi anak. Selain sebagai instrumen, mewarnai gambar dapat di artikan sebagai penghargaan untuk anak karena anak mampu menyelesaikan potongan-potongan puzzle gambar menjadi utuh sehingga anak dapat mewarnai gambar yang sama dengan puzzle gambar yang anak susun. Pengukuran data dalam penelitian ini akan dilakukan sebanyak 16 sesi yang akan terbagi dalam 3 kondisi yaitu baseline-1 A-1 sebanyak 4 sesi, intervensi B sebanyak 8 sesi dan baseline-2 A-2 sebanyak 4 sesi. Data pengukuran yang diambil dalam penelitian ini adalah konsentrasi anak ADHD dalam mewarnai. Pengukuran dilakukan dengan cara mengamati seberapa lama anak mampu memusatkan perhatiaanya saat mewarnai. Perhitungan dilakukan menggunakan durasi waktu, dimana waktu pengukuran akan dimulai ketika anak mulai menggoreskan pensil warna untuk mewarnai hingga mengalihkan perhatiannya pertama kali pada stimulus lain di luar mewarnai ataupun kketika anak mengatakan tidak mau menyelesaikan pekerjaannya yaitu mewarnai, maka perhitungan waktu pengukuran dihentikan. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengembangan Instrumen Instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data, sebelumnya di uji cobakan terlebih dahulu untuk membakukan alat tes. Pengembangan instrumen penelitian dilakukan untuk mengukur dan mengetahui instrumen yang akan digunakan memenuhi syarat dan layak digunakan atau tidak. Sugiyono 2012, hlm. 173 mengemukakan bahwa “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur”. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dengan tekhnik penilaian ahli expert-jugment. Dimana penilaian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan instrument yang telah disusun oleh peneliti. Data yang diperoleh melalui expert-jugment akan dihitung dengan rumus : � = � � � 100 Keterangan : P = persentase F = frekuensi cocok menurut penilai N = jumlah penilai Validitas dalam penelitian ini dilakukan pada satu orang dosen Pendidikan Khusus dan dua orang guru SLB. 3. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Untuk teknik mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif yaitu teknik analisis yang menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ”Pada penelitian Subject Single Research, grafik memegang peranan yang utama dalam proses analisis” Sunanto, J. Dkk. 2006, hlm. 30. Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama yaitu, 1 untuk membatu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan 2 untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membatu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat. Pada penelitian ini, proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan konsentrasi anak ADHD melalui permainan edukatif-puzzle gambar. Menurut Juang Sunanto 2006, hlm. 30 terdapat beberapa komponen penting dalam grafik antara lain sebagai berikut : a. Absis adalah sumbu X yang nerupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu misalnya, sesi, hari dan tanggal. Dalam penelitian ini sumbu X adalah sesi pertemuan yaitu 16 sesi. Pada baseline-1 A-1 sebanyak 4 sesi, intervensi B sebanyak 8 sesi, dan baseline-2 A-2 sebanyak 4 sesi. b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran misalnya persen, frekuensi dan durasi. Pada penelitian ini sumbu Y adalah kemampuan konsentrasi subjek yang di ukur menggunakan durasi waktu dalam detik. c. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala d. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran. e. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi. f. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat. Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menganalisi data, yaitu: a. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-1 dari subjek pada setiap sesinya. b. Menghitung hasil pengukuran data pada fase intervensi dari subjek pada setiap sesinya. c. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya. d. Membuat tabel perhitungan hasil fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya. e. Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh pada fase baseline-1, fase intervensi dan fase baseline-2 pada subjek setiap sesinya. f. Membandingkan hasil pada fase baseline-1, fase intervensi dan pada fase baseline-2 dari subjek. g. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi antara ketiga fase tersebut. h. Adapun grafik perkembangan yang digunakan dalam mengolah data yaitu gambar grafik desain A-B-A. Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Sunanto 2006, hlm. 68-73 menerangkan bahwa dalam analisis data terdapat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi, yaitu sebagai berikut : a. Analisis dalam kondisi 1 Panjang kondisi Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi baseline tidak ada ketentuan yang pasti. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Namun demikian, data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukan stabilitas dan arah yang jelas. 2 Kecenderungan arah Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan dibawah garis tersebut sama banyak. 3 Tingkat stabilitas level stability Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50 di atas dan dibawah mean. Jika sebanyak 50 atau lebih data berada dalam rentang 50 di atas dan dibawah mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil. 4 Tingkat perubahan Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data antar kondisi. 5 Jejak data data path Jejak data merupakan perubahandari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar. 6 Rentang Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan level change. b. Analisis antarkondisi 1 Variabel yang di ubah Analisis data antarkondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Perubahan kecenderungan arah dan efeknya Analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran target behavior yang disebabkan oleh intervensi. 3 Perubahan level data Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat level perubahan data antar kondisi misalnya kondisi baseline dan intervensi ditunjukan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. Nur Aliyyah, 2014 Penggunaan Permainan Edukatif-Puzzle Gambar untuk Peningkatan Kemampuan Konsentrasi Anak Adhd Di Splb-C Yplb Cipaganti Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan