Analisis Belanja APBD menurut fungsi digunakan untuk melihat besaran

3. Analisis Belanja Pendidikan per Siswa digunakan untuk mengetahui pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan bagi tiap usia sekolah untuk siswa wajar 9 tahun. Analisi ini dihitung dengan formula sebagai berikut: Total Belanja urusan Pendidikan APBD Belanja pendidikansiswa = Jumlah Siswa Tabel IV.2 Belanja Pendidikan per Siswa Sumber Data: DPPKAD dan DIKPORA Kab. Boyolali Berdasarkan Tabel IV.2 Di atas dapat diketahui bahwa pengeluaran pemerintah untuk belanja pendidikan per siswa untuk program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2009 yaitu Rp 246.955 ; Rp 321.311 ; Rp 381.119, peningkatan belanja pendidikan untuk tiap siswa ini dikarenakan anggaran total belanja urusan pendidikan yang meningkat dan jumlah siswa tiap tahun yang berkurang. 4. Analisis Rasio Belanja Modal terhadap Belanja Operasional digunakan untuk mengetahui besarnya penyusunan anggaran belanja pendidikan untuk fasilitas pendidikan wajar 9 tahun. Formula yang digunakan adalah: Belanja Modal APBD Pendidikan Rasio Belanja Modal thd Belanja Operasional = x 100 Belanja Operasional APBD Pendidikan 1 2 3 = 1 : 2 2007 39.631.886.000,00 Rp 160.482 246.955 Rp 2008 47.861.232.125,00 Rp 148.956 321.311 Rp 2009 56.069.880.500,00 Rp 147.119 381.119 Rp 2010 2.881.569.950,00 Rp 144.817 19.898 Rp Tahun Total Belanja urusan Pendidikan APBD Jumlah siswa Belanja Pendidikan per siswa Tabel IV.4 Belanja untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun Sumber Data: DPPKAD Kab. Boyolali Pegawai Barang Jasa 1 2 3 4 = 1 + 2 + 3 5 = 3 : 1 + 2 x 100 6 = 3 : 4 x 100 2007 2.002.043.000,00 Rp 7.911.165.000,00 Rp 29.718.678.000,00 Rp 39.631.886.000,00 Rp 299,79 74,99 2008 1.988.265.000,00 Rp 5.227.149.450,00 Rp 40.645.817.675,00 Rp 47.861.232.125,00 Rp 563,32 84,92 2009 645.583.000,00 Rp 1.313.967.500,00 Rp 54.110.330.000,00 Rp 56.069.880.500,00 Rp 2761,36 96,51 2010 222.733.000,00 Rp 2.500.711.950,00 Rp 158.125.000,00 Rp 2.881.569.950,00 Rp 5,81 5,49 2011 1.056.094.720,00 Rp 33.011.734.400,00 Rp 67.639.554.880,00 Rp 101.707.384.000,00 Rp 198,54 66,50 Rasio Belanja Modal thd Total Belanja Tahun Belanja Operasional Belanja Modal Total Belanja Rasio Belanja Modal thd Belanja Operasional  Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun pada tahun 2007 yaitu sebesar 74,99 artinya 74,99 dari total belanja pendidikan yang dimiliki pemerintah daerah digunakan untuk investasi pendidikan program wajib belajar 9 tahun.  Rasio Belanja Modal terhadap Belanja Operasional untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun pada tahun 2007 yaitu sebesar 299,79 artinya dukungan belanja operasional untuk fasilitas pendidikan sebesar 299,79. 5. Analisis Capaian Kinerja yaitu analisis tahunan instansi pemerintah yang diukur dengan keberhasilan dalam mencapai kinerja selama 5tahun. Formula yang digunakan adalah: Persentase pencapaian rencana Realisasi Capaian Kinerja tingkat capaian = x 100 Rencana Capaian Kinerja Tabel IV.5 Capaian Kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun th 2006 th 2007 th 2008 th 2009 th 2010 th 2006 th 2007 th 2008 th 2009 th 2010 th 2006 th 2007 th 2008 th 2009 th 2010 Pendidikan SDMI: APK Tk. SDMI 100 104,7 105,12 99 100,38 100 100,18 100,26 98,5 100,26 100,18 100,18 99,8 95,73 94 101,27 99,8 93,49 APM Tk. SDMI 83,45 87,37 87,66 84 83,45 83,45 84,45 83,09 84,63 97,62 84,45 84,45 101,2 95,1 97 117 101,2 94,64 Angka Lulusan SDMI 97 95,3 95,45 95,45 96,81 97 96,71 94,7 98,13 96,8 96,71 99,8 99,9 91 103 101 99,9 100,6 Angka Mengulang SDMI 4,36 4,75 4,55 4,05 4,36 4,36 3,93 5,3 4,07 3,98 3,93 3,93 110,94 91 111 102 110,94 106,87 Angka Putus Sekolah SDMI 0,08 0,11 0,11 0,11 0,08 0,08 0,09 0,17 0,12 0,09 0,09 0,09 88,89 88 108 118 88,89 122,22 Persentase SDMI Menerapkan Manaj Berbasis Kompetensi 100 80 90 100 90 100 95 70 95 100 95 100 105,56 87,5 106 100 105,56 122,22 Persentase Keterlaksanaannya Kurikulum Nasional SDMI 90 80 95 100 90 90 100 70 100 100 100 100 111,11 87,5 105 100 111,11 100 Pendidikan SMPMTS: APK Tk. SMPMTs 90 83,94 83,94 90 93,69 96 97,68 87,63 88,33 86,97 97,68 86,01 104,26 104,4 104 96,64 104,26 101,71 APM Tk. SMPMTs 70,78 60,45 60,75 64 70,78 70,78 73,41 67,72 63,99 75,81 73,41 63,17 103,72 112,03 105 118 103,72 103,98 Angka Melanjutkan 94,28 88,3 94 94,28 94,28 94,28 87,63 69,3 94,28 91,68 100 99,24 74 100 103,13 Angka Lulusan SMPMTs 97 96,57 97,09 95 96,25 97 91,25 67,72 72 90,88 91,25 98,07 94,81 70,13 74 96 94,81 101,01 Angka Mengulang SMPMTs 0,14 0,25 0,23 0,21 0,14 0,14 0,14 0,42 0,19 0,2 0,14 0,42 100 60 117 104 100 54,76 Angka Putus Sekolah SMPMTs 0,17 0,75 0,74 0,75 0,17 0,17 0,17 0,59 0,81 0,8 0,17 0,59 100 153 91 94 100 125,42 Persentase SMPMTs Menerapkan Manaj Berbasis Sekolah 100 62,66 49 65 95 100 75 62 70 100 75 70 78,95 98,95 143 154 78,95 111,11 Persentase Keterlaksanaannya Kurikulum Nasional SMPMTs 90 36 49 90 90 90 95 20 12 100 95 12 105,56 55,56 245 111 105,56 292,68 Persentase R.Kelas Kondisi Rusak Berat 22,5 22,5 22,5 55,5 22,2 22,2 21,54 13,06 13,06 13,06 21,54 21,54 97,03 58,04 58,04 58,04 97,03 97,03 Persentase LaboratoriumSekolah 61,87 61,26 61,26 61,26 61,87 61,87 63,5 47,15 47,15 47,15 63,5 63,5 102,63 76,97 76,97 76,97 102,63 102,63 Persentase UKSSekolah 66,29 47,18 47,18 47,18 66,29 66,29 59,5 65 65 65 59,5 59,5 89,76 137,77 137,77 137,77 89,76 89,76 Persentase PerpustakaanSekolah 86,65 67,88 67,88 67,88 86,65 86,85 79 78 78 78 79 91,17 114,91 114,97 114,91 91,17 99,2 93,52 115 105,8 99,2 REALISASI RPJMD CAPAIAN KINERJA Rata-rata capaian kinerja URAIAN KINERJA PROGRAM Satua n RPJMD TARGET RPJMD 6. Analisis korelasi . Tabel IV.6 Hasil analisis korelasi Capkin logbelanja Capkin Pearson Correlation 1 0.289 Sig. 2-tailed 0.019 N 65 65 logbelanja Pearson Correlation 0.289 1 Sig. 2-tailed 0.019 N 65 65 . Signifikan pada tingkat 0,05 Hasil analisis korelasi antara capaian kinerja program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan belanja pendidikan dasar menunjukan koefisien korelasi variabel capaian kinerja dan belanja sebesar 0,289 dengan nilai positif dan signifikan 0,019 pada taraf 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa belanja pendidikan berkorelasi positif dengan capaian kinerja

E. Kesimpulan dan Saran

1. Besarnya rasio belanja APBD menurut fungsi pendidikan Kabupaten Boyolali selama tahun 2007-2011 selalu lebih besar dari fungsi-fungsi lain, besarnya rasio belanja ini memperlihatkan perhatian pemerintah Kabupaten Boyolali terhadap pengembangan sektor pendidikan. Hal ini diharapkan menjadi potensi peningkatan pelayanan pendidikan di Kabupaten Boyolali. 2. Hubungan antara capaian kinerja program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan belanja pendidikan dasar secara statistik menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan pada taraf 5 lihat tabel IV.6. Hasil ini mengindikasi bahwa pemerintah kabupaten Boyolali telah menyerap belanja pendidikan dasarnya sesuai dengan capaian kinerja yang direncanakan. DAFTAR PUSTAKA Amanda, Rica. 2010. Analisis Efisiensi Teknis Bidang Pendidikan dalam Implementasi Model Kota Layak Anak. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Campos, Jose Edgardo, Sanjay Pradhan. 1996. Evaluating Public Expenditure Management System. Published in the Journal of Policy Analysis and Management, Summer 1997. Fatah, Nanang. 1998. Studi tentang pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Jayadi. 2011. Program Wajib Belajar 9 tahun. http:refdak.wordpress.com Mahsun, Mohamad, Firma Sulistiyowati, Heribertus Andre Purwanugraha 2006. Akuntansi Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, ANDI Yogyakarta. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta. PT. BPFE Paslah, Asroni. 2011. Pencapaian program wajib belajar 9 tahun, Program Magister Sains – Sekolah Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Lampung. Tesis Reinikka, Ritva, Nathanael Smith. 2004. Public Expenditure Tracking Surveys in Education. International Institute for Educational Planning. Paris Republik Indonesia, 2005, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 62. Republik Indonesia, 2010, Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Republik Indonesia, 1945, Undang-undang Dasar 1945, pasal 31 Republik Indonesia, 2010, Undang-Undang No. 10 tahun 2010 tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011, Pasal 1 Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 11, 12, 34 dan 49.