Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

45 pengujian beda dua rerata yang akan diselidiki. Untuk melakukan uji normalitas, digunakan uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov. Dengan taraf signifikansi 5.Jika kedua data berasal dari distribusi yang normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan uji statistik non parametrik. Menguji normalitas data dari masing-masing kelas dengan menggunakan Chi Kuadrat . Menurut Sudjana Haryanti, 2012, adapun langkah-langkah mencari , adalah sebagai berikut. a. Menentukan rentang skor r, dengan mencari selisih antara skor terbesar dengan skor terkecil, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada rumus: r = skor tertinggi – skor terendah b. Menentukan banyaknya kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada rumus: k = 1 + 3,3 log n Keterangan: K = banyak kelas interval 1 = bilangan tetap 3,3 = bilangan tetap Log = logaritma N = jumlah siswa uji coba c. Menentukan panjang kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada rumus sebagai berikut. Keterangan: P = panjang kelas R = rentang skor K = banyak kelas 46 d. Memasukan data skor ke dalam tabel distribusi frekuensi, seperti pada contoh di tabel. e. Menghitung rata-rata skor, dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada formula sebagai berikut. Keterangan : = rata-rata nilai yang diperoleh siswa ∑ fi = total frekuensi = skor yang diperoleh siswa uji coba f. Menghitung simpangan baku, dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada formula sebagai berikut. Keterangan: n = jumlah siswa uji coba s = simpangan baku ∑ fi = total frekuensi xi = skor yang diperoleh siswa 1 = bilangan tetap g. Menghitung , dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada formula sebagai berikut. Keterangan: = Chi kuadrat Oi = Frekuensi yang diobservasi Ei = Frekuensi ekspektasi h. Menentukan derajat kebebasan dk, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada formula sebagai berikut. 47 dk= k – 3 Keterangan: dk = derajat kebebasan k = banyak kelas interval 3 = bilangan tetap i. Menentukan nilai tabel dari daftar tabel chi-kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. j. Membandingkan harga hitung dengan tabel Untuk menentukan kriteria uji normalitas X2 menggunakan ketentuan, sebagai berikut. 1 Jika hitung tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. 2 Jika hitung tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Untuk menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai berikut. 1 Jika hitung tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. 2 Jika hitung tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat homogenitas atau kesamaan beberapa bagian sampel atau seragam tidaknya variansi sampel-sampel yaitu apakah mereka berasal dari populasi yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas sebagai berikut. Merumuskan hipotesis : : dengan, = Hipotesis nol = Hipotesis kerja = Varians kelas eksperimen = Varians kelas kontrol 48 Menentukan tingkat keberartian dengan mengambil α sebesar 0,05 Menentukan kriteria pengujian dengan aturan jika h menerima apabila nilai signifinaksi yang diperoleh lebih dari atau sama dengan 0,05 dan menolak apabila nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05. Jika ternyata kedua variansi homogen, maka dilanjutkan untuk uji perbedaan rata-rata uji-t. 3. Uji Dua Rerata Uji dua rerata dilakukan untuk data tes awal, tes akhir yang diperoleh.Uji dua rerata untuk menguji hipotesis menggunakan rumus uji-t setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen.Untuk distribusi data normal tetapi tidak homogen digunakan uji hipotesis dengan uji-t ` .Sementara untuk data yang tidak berdistribusi normal, uji dua rerata dilakukan dengan uji non-parametrik Mann-Whitney. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata, maka pasangan hipotesis yang akan dibuktikan yaitu dengan uji-t dengan rumus sebagai berikut Maulana, 2009: 93. Keterangan: Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah dilakukan, maka selanjutnya = Rata-rata kelompok eksperimen = Rata-rata kelompok kontrol = Jumlah siswa ujicoba di kelas eksperimen = Jumlah siswa ujicoba di kelas kontrol 2 = Variansi kelas eksperimen 2 = Variansi kelas kontrol 1 = Bilangan tetap 49 dilakukan uji perbedaan dua rata-rata atau uji-t. Menurut Maulana 2009 : 93, untuk menguji dan gunakan uji dua arah dengan kriteria uji: terima untuk: Pasangan dan tandingannya yang akan diuji adalah : : tidak terdapat perbedaan rata-rata pemahaman matematik siswa kelompokeksperimen dan kelompok kontrol : terdapat perbedaan rata-rata pemahaman matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi N-Gain menurut Meltzer Rahmawati, dalam Fauzan, 2012 yaitu sebagai berikut: = Keterangan : = gain normal = skor postes = skor pretes = skor maksimal Selain melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus seperti yang telah dijelaskan, dalam mengolah dan menganalisis data juga dapat menggnunakan cara lain. Cara lain dalam mengolah dan menganalisis data kuantitatif adalah dengan program aplikasi komputer. Program aplikasi komputer yang digunakan yaitu SPSS 16 for Windows. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengolahan data hasil penelitian pada BAB IV, dapat disimpulkan perbandingan hasil latihan lob forehan dalam bulutangkis dengan menggunakan alat bantu dan raket adalah sebagai berikut. 1. Latihan dengan menggunakan alat bantu dapat meninggkatkan lob forehand. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes siswa pada kelompok eksperimen yakni 60,67 dalam rentang 1-100 dengan rata-rata kemampuan awal siswa adalah 42,17. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata data peningkatan lob forehand pada kelompok eksperimen dengan menggunakan uji U Mann- Whitney dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai P-value Sig.2- tailed senilai 0,000. Karena yang diuji satu arah maka 0,000 dibagi dua, sehingga hasilnya 0,000. Dengan demikian, untuk uji perbedaan rata-rata Mann-Whitney lebih kecil nilainya dari 0,05. Maka H ditolak, hal tersebut berarti terdapat perbedaan rata-rata antara nilai pretes dan nilai postes pada kelompok eksperimen atau terjadi peningkatan. Maka dapat disimpulkan penggunaan alat bantu dapat meningkatan lob forehand dalam bulutangkis. 2. Pembelajaran dengan menggunakan raket tidak dapat meningkatkan lob forehand dalam bulutangkis. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes siswa pada kelompok eksperimen yakni 43,5 dalam rentang 1-100 dengan rata-rata kemampuan awal siswa adalah 38,67. Serta dilihat dari uji perbedaan rata-rata yang memiliki P-value sig. 2-tailed senilai 0,342. Karena yang diuji satu arah, maka 0,342 dibagi dua sehingga hasilnya 0,171 ≥ 0,05. Berdasarkan hipotesis bahwa jika nilai P-value sig. 2- tailed ≥ 0,05 maka diterima, hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretes dan nilai postes kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan raket tidak dapat meningkatkan lob forehand dalam bulutangkis. 3. Perbandingan hasil lob forehand dalam bulutangkis dengan menggunakan alat bantu lebih baik secara signifikan dari pada dengan menggunakan raket dengan tingkat kepercayaan 95. Hasil perhitungan perbedaan rata-rata N- gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji U Mann- Whitney dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai P-value Sig.2- tailed senilai 0,007. Dengan demikian, untuk uji perbedaan rata-rata Mann- Whitney lebih keci nilainya dari 0,05. Maka H ditolak, hal tersebut berarti terdapat perbedaan rata-rata N-gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol atau bahwa sampel memiliki kemampuan akhir yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan gain yang dinormalisasi N-gain, rata-rata nilai N-gain untuk kelompok eksperimen adalah 36,57 yang termasuk dalam kriteria sedang, sedangkan untuk kelompok kontrol rata-rata nilainya adalah 24,43yang termasuk dalam kriteria rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan hasil lob forehand dalam bulutangkis dengan menggunakan alat bantu lebih baik secara signifikan dari pada dengan menggunakan raket.

B. Saran

Berdasarkan basil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut, 1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga bulutangkis hendaknya, harus memperhatikan komponen- komponen kondisi fisik yang berkualitas dan sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Latihan alat bantu merupakan pendukung tercapainya teknik gerak dasar pukulan lob yang maksimal dalam permainan bulutangkis, Selain memperhatikan faktor kondisi fisik, para pelatih atau pembina olahraga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya sepertiteknik, taktik, dan mental, 2. Bagi para pemain atau siswa hendaknya lebih mengembangkan kemampuan endogen yang berupa sistem persyaratan, fungsi fisiologis dan stabilitas emosional yang sesuai dengan tuntunan kebutuban dalam cabang olahraga bulutangkis. 3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelittan lebih lanjut tantang kontribusi dari latihan menggunakan alat bantu dan media raket terhadap

Dokumen yang terkait

Studi Morfologi Beberapa Jenis Ikan Lalawak (Barbodes spp) di Sungai Cikandung dan Kolam Budidaya Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang

0 27 64

PENGARUH ALAT BANTU MEDIA GAMBAR DAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAN KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS.

1 9 31

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS V SDN NAGRAK I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 68

PERBANDINGAN MODIFIKASI BOLA BERTALI DENGAN ROKET TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING DI SDN CIBITUNG KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 4 33

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI MELALUI MODEL INKUIRI DAN MEDIA (di Kelas V SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

1 5 73

PENERAPAN PERMAINAN SULE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI BAGIAN CERITA YANG HILANG (RUMPANG) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

0 0 52

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon).

1 10 49

PERAN CHANGE AGEN SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN PEMBERDAYAAN PEMUDA OLEH KELOMPOK PENANGKARA BIBIT KREATIF MANDIRI DESA BUAHDUA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 40

RESPON MORFOMETRI DAS CIKANDUNG TERHADAP STRUKTUR DAERAH GANTAR, KECAMATAN BUAHDUA, KABUPATEN SUMEDANG, PROPINSI JAWA BARAT.

0 0 3

dokumen rpjmdes desa ciawitali kecamatan buahdua kabupaten sumedang1

1 4 48