TIP SPEED RATIO TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.13 Gaya aerodinamis rotor turbin angin ketika dilalui aliran udara[3] Semua jenis turbin angin modern rotor dirancang untuk memanfaatkan efek ini dan jenis paling cocok untuk tujuan ini adalah jenis baling-baling dengan sumbu rotasi horisontal. Ada juga beberapa jenis rotor vertikal, turbin angin darlius.

2.7. TIP SPEED RATIO

Tip speed ratio merupakan rasio kecepatan ujung rotor turbin terhadap kecepatan angin yang melalui rotor. Rasio kecepatan ujung rotor memiliki nilai nominal yang berubah-ubah terhadap perubahan kecepatan angin. Turbin angin tipe lift memiliki tip speed ratio yang lebih besar dibanding dengan turbin angin tipe drag Tip speed ratio λ dihitung dengan persamaan: A = = B ∙ D = 2EFD ∙ 60 [1] … … … … … … … … … . . 2.26 dimana: λ = tip speed ratio = kecepatan linear rotor turbin ms Universitas Sumatera Utara w = kecepatan sudut rotor turbin rads n = putaran rotor rpm r = jari-jari rotor m v o = Kecepatan angin ms Efisiensi dimana sebuah rotor dapat mengekstrak daya dari angin bergantung pada kesamaan dinamik antara rotor dan aliran angin. Karenanya, penampilan dari suatu rotor angin adalah biasanya dikarakterisasi oleh variasi- variasi dalam koefisien dayanya dengan tip speed ratio. Hubungan antara C P - λ bisa disimpulkan untuk suatu desain rotor yang khas, itu dapat lebih lanjut diterjemahkan pada kurva daya kecepatan dari rotor untuk penerapan praktis. Kurva C P – λ tertentu untuk rotor yang berbeda ditunjukakn pada grafik 2.2. Secara umum, awalnya koefisien daya turbin bertambah dengan tip speed ratio yang mencapai puncak pada λ tertentu dan selanjutnya berkurang dengan peningkatan dalam rasio kecepatan puncak. Variasi dalam C p dengan λ tergantung pada beberapa ciri disain rotor. Rotor dengan multibilah Amerika menunjukkan koefisien daya yang paling rendah dan bekerja pada rasio kecepatan rendah dengan angin. Nilai tertentu untuk koefisien daya puncaknya adalah 14 pada rasio kecepatan puncak 0.8. Namun, hal tersebut memiliki soliditas yang tinggi sehingga getaran awal yang tinggi membuatnya menjadi menarik untuk memompa air. Turbin dengan baling-baling dua dan tiga bilah serta desain Darrieus bekerja pada tip speed ratio yang lebih tinggi dan menunjukkan efisiensi yang lebih baik. Dengan demikian, hal tersebut sesuai untuk generator elektrik tenaga angin. Universitas Sumatera Utara Gambar.2.14 Grafik Tip speed ratio dan C p pada berbagai jenis turbin angin [3] Rotor Savonius dengan soliditas yang tinggi bekerja pada rasio kecepatan puncak yang lebih rendah. Walaupun secara teoritis diperlihatkan bahwa efisiensi puncak rotor tersebut tidak dapat melewati batas 20, namun Savonius dilaporkan memiliki efisiensi puncak 31 dalam test wind tunnel dan 37 di udara bebas. Efisiensi mulai dari 25-35 dilaporkan dalam beberapa penelitian tentang rotor. Nilai ini cukup impresif karena rotor lebih mudah dibuat dan biaya yang lebih murah. Albert Betz, ahli Fisika Jerman pada tahun 1962 sudah menentukan batasan untuk koefisien daya maksimum untuk gulungan rotor yang ideal. Dia menggunakan teori aksial momentum dalam bentuknya yang paling sederhana untuk analisanya dan menyatakan bahwa koefisien daya teoritis maksimum dari turbin angin, terutama di operasikan oleh gaya angkat yakni 1627 59.3 . Pada sisi lain, koefisien daya yang diharapkan dari hambatan mesin tersebut adalah 827. Oleh karena itu, turbin angkat life lebih dipilih dari pada turbin hambat Universitas Sumatera Utara darg untuk konversi energi angin. Perlu dicatat bahwa hal ini merupakan nilai teoritis dan beberapa turbin hambat seperti rotor Savonius yang menunjukkan efisiensi yang tinggi dalam evaluasi lapangan.

2.8. PROFIL GESERAN ANGIN Wind Shear Profile