Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Resistivitas Batuan

commit to user

II.3.4. Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger

Dalam metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus dan besarnya potensial yang terjadi diukur dipermukaan bumi melalui dua buah elektroda potensial gambar 2.3. Susunan elektroda arus dan potensial konfigurasi Schlumberger adalah sebagai berikut: Gambar 2.4. Susunan Elektroda Konfigurasi Schlumberger Dengan A dan B merupakan elektroda arus sedangkan M dan N merupakan elektroda potensial. Untuk konfigurasi Schlumberger, keempat elektroda bergerak secara simetri. Dengan elektroda arus sering diubah-ubah jaraknya sedangkan elektroda potensial jarang diubah-ubah jaraknya. Besarnya perubahan jarak elektroda arus dengan potensial mengikuti ketentuan berikut Dalam menentukan resistivitas bawah permukaan dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 38 sebagai berikut : 39 commit to user 40 Atau 41 Dengan merupakan faktor geometri dari konfigurasi Schlumberger. Sehingga persamaan 41 bisa ditulis :

II.3.5. Resistivitas Batuan

Terdapat beberapa faktor geologi yang mempengaruhi resistivitas batuan, yaitu: 1. Asal-asul batuan Batuan sedimen secara umum lebih konduktif karena porositas dan kandungan fluida pada pori-porinya. Untuk batuan beku cenderung lebih resistif memiliki resistivitas paling tinggi, sedangkan batuan metamorf memiliki resistivitas menengah akan tetapi bisa overlap dengan batuan beku maupun batuan sedimen. 2. Umur batuan Batuan dengan umur yang lebih tua akan cenderung bersifat lebih resisistif bila dibandingkan dengan batuan dari jenis yang sama namun berumur lebih muda. Hal ini dikarenakan batuan yang berumur lebih tua mengalami proses mineralisasi sekundar dan proses kompaksi sehingga porositasnya menurun. Pada batuan sedimen memilki rentang nilai resistivitas yang bervariasi. Resistivitas yang rendah ditemukan pada jenis batuan lempung Emenike,2000 dalam jurnal Oseji, 2006. Resistivitas untuk jenis batuan yang lain dapat dilihat pada lampiran B. commit to user Selain dua faktor diatas, besarnya resistivitas batuan juga dipengaruhi oleh porositas batuan, kandungan air, dan konsentrasi dari kadar garam Sikandar dkk, 2009. II.4.Kondisi Geologi Daerah Penelitian Formasi Qa berupa aluvium : kerakal, kerikil, pasir dan lempung, pasir- lepas. Endapan aluvium berasal dari endapan sungai, endapan pantai dan endapan delta. Endapan sungai melampar di sepanjang sungai-sungai besar. Endapan pantai melampar disekitar pantai. Qhsb merupakan formasi Bagor: perselingan antara breksi aneka bahan, breksi batu apung, batupasir tufan dan batu pasir. Breksi aneka bahan berwarna kelabu kecoklatan, komponen terdiri dari batuan gunung api andesit-basal, tuf, batu apung dan obsidian, berbutir kerikil hingga kerakal. Breksi batu apung pada formasi Bagor berwarna kecoklatan, lapuk, berbutir kerikil-kerakal dengan tebal lapisan lebih dari 3 m. batu pasir tufan tersusun oleh pecahan batuan, tuf, felspar dan obsidian serta mengandung sisipanbatu pasir gampingan setebal 2-5 cm. Untuk batu pasir pada formasi Bagor tersusun oleh pecahan batuan dan obsidian, repui dengan tebal lapisan 5 m. Pada formasi Bagor dijumpai struktur silang-siur, perarian sejajar dan lapisan bersusun gradded bedding terutama dalam lapisan batupasir. Agustiyanto dan Santoso, 1993 commit to user

BAB III METODOLOGI PENELITIAN