Perencanaan Kebutuhan Material MRP

commit to user kebutuhan proses barang tersebut dengan melalui berbagai fasilitas produksi yang diperlukan. b. Scheduling Penjadwalan scheduling dilakukan dengan menetukan waktu kapan suatu barang itu diproduksi dengan mempertimbangkan jumlah barang yang yang akan diproduksi kemampuan proses tiap bagian atau tiap fasilitas produksi serta waktu pengiriman barang. c. Dispatchini Pemberian perintah-perintah kepada karyawan yang telah ditentukan untuk mengerjakan aktifitas tertentu. Perintah pengerjaan dikeluarkan oleh bagian pengawasan dan perencanaan produksi. d. Follow up Merupakan kegiatan pengawasan produk untuk memonitor dan mengecek secara terus menerus.

C. Perencanaan Kebutuhan Material MRP

1. Pengertian Perencanaan Kebutuhan Material. Bahan baku merupakan hal yang paling utama pada perusahaan manufaktur. Walaupun untuk menjaga agar bahan baku sesuai dengan yang diharapkan diperlukan biaya – biaya yang tidak cukup sedikit. Penjadwalan pemesanan tiap item komponen harus selalu tepat waktu. Karena apabila dalam proses produksi salah satu komponen atau bahan baku tidak ada akan beresiko terhadap kelancaran proses produksi diperusahaan. Biaya penyimpanan bahan commit to user baku yang cukup tinggi berakibat banyaknya modal yang harus dikeluarkan dan kerugian bagi perusahaan. Untuk menekan biaya persedian agar tidak terlalu besar maka salah satu metode yang digunakan adalah Material Requirement planning MRP . Metode MRP merupakan salah satu metode yang digunakan oleh beberapa perusahaan manufaktur untuk mengolah persedian. Menurut Heizer dan Render 2005 : 160 Material Requirements Planning MRP adalah sebuah teknik permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diprakirakan dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. MRP merupakan alat perencana dan pengendalian persediaan untuk keperluaan pengolahan atau perakitan. Selain itu metode MRP diharapkan mampu meminimalisasi biaya – biaya yang dikeluarakan oleh perusahaan. Selain itu juga diharapkan dapat menentukan jumlah unit yang dibutuhkan, jadwal pemesanan juga mengidentifikasi harga bahan serta biaya – biaya sumber daya lain yang terkait dengan pengerjaan produk. Tiga pilar utama dalam metode MRP antara lain rencana induk produksi, bill of material, dan catatan sediaan atau buku gudang. Dari metode MRP ini diharapkan para manajer dapat menyelesaiakan produksi dengan tepat waktu dan dapat mengatur kebutuhan bahan baku sesuai dengan perencanaan proses produksi. Jadi pada waktu melakukan produksi bahan baku sudah siap dan proses produksi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.MRP commit to user juga mempertimbangkan adanya waktu tenggang anatara pemesanan dan penerimaan pemesanan atau leadtime. Sehingga kapan komponen harus dipesan atau diproduksi bisa ditetapkan. 2. Komponen dalam penyusunan MRP Menurut Heizer dan Render 2005 : 161 komponen penyusun MRP antara lain : a. Master production schedule jadwal induk produksi Jadwal induk produksi adalah sebuah jadwal yang merinci apa yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi induk menunujukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan sesuai dengan rencana produksi. Jadwal ini menetapkan jenis barang apa yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi ini menguraikan rencana produksi agregat. b. Inventory status record catatan persediaan Pemantauan atas status persediaan untuk setiap jenis material bahan, komponen, dan sub komponen. Setiap persediaan baik pemesan, penerimaan, dan yang masih ada digudang semua dicatat dalam buku persediaan. Catatan persediaan menjadi landasan dalam penentuan volume pemesanan. c. Biil of material daftar material BOM adalah sebuah pembuatan daftar komponen, komposisi, dan jumlah dari setiap bagian yang diperlukan untuk membuat satu unit produksi. Pada pembuatan struktur BOM , maka produk akhir didefinisikan sebagai level 0. Komponen yang dibutuhkan commit to user untuk menyelesaikan produk akhir ini didefinisikan level 1. Level dibawahnya adalah komponen dan selanjutnya subkomponen. Level 0 X1 Level 1 A1 B2 C1 D1 Gambar 1.2. Contoh diagram struktur produk. Sumber : Heazer dan Render 2005 : 173 Angka-angka dalam kurung menunjukkan jumlah komponen untuk membuat satu unit komponen pada level diatasnya. Misalnya untuk merakit komponen X diperlukan untuk komponen sebanyak 2 unit yaitu komponen A menbutuhkan 1 unit dan komponen B membutuhkan 2 unit. 3. Tujuan Material Requirements Planning MRP Tujuan dari penerapan Material Requirements Planning MRP didalam industri menurut Purnomo 2004:108 adalah sebagai berikut: a. Meminimalisasi Persediaan Dengan menggunakan metode MRP pengadaan atas komponen- komponen yang diperlukan untuk rencana produksi dapat commit to user dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga biaya persediaan dapat diminimalkan. b. Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman MRP mengidentifikasikan komponen-komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah maupun waktu dengan memperhatikan lead time tenggang waktu produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, maka resiko kehabisan bahan yang akan diproses dapat diminimalkan. c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan yang diperlukan MRP akan memberikan indikasi waktu pemesanan atau pembatalan pemesanan. d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan. 4. Manfaat dari MRP. Menurut Heazer dan Render 2005 : 160 manfaat dari material requiretmen planning MRP antara lain : a. Respon yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus menerus diperbaiki. b. Respon yang lebih cepat terhadap perubahan pasar. c. Tingkat persediaan yang terus berkurang membebaskan modal dan ruang untuk digunkan kepentingan lain. d. Meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan kepuasan konsumen. e. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih commit to user 5. Output MRP. Output MRP adalah rencana pemesanan atau produksi atas dasar lead time. Menurut Nasution 2003:132 secara umum output MRP adalah a. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukandirencanakan baik dari pabrik sendiri maupun dari suppliyer b. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang c. Memberikan indikasi untuk pembatasan atas pesanan d. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan. 6. Langkah-langkah proses perhitungan MRP. Menurut Purnomo 2004:113 langkah – langkah didalam perhitungan MRP antara lain : a. Proses Netting Yaitu menentukan kebutuhan bersih Net Requirement. Besarnya kebutuhan bersih adalah selisih antara kebutuhan kotor Gross Requirement dengan persediaan yang ada ditangan on hand. b. Proses Loting Yaitu menentukan jumlah pesanan tiap komponen yang didasarkan kebutuhan bersih Net Requirement yang dihasilkan dari proses netting. commit to user c. Proses Offseting Yaitu menentukan waktu pemrosesan atau waktu pemesanan tiap komponen dengan menggunakan tenggang waktu lead time dari jadwal produksi atau jadwal penggunaan tiap komponen. d. Proses Explosion Yaitu Menghitung jumlah tiap komponen berdasarkan jumlah produk akhir yang akan diproduksi dengan menentukan BOM Bill of material file dan kebutuhan kotor tiap komponen. BOM ditentukan berdasarkan struktur produk yang membuat informasi nomor dan jenis komponen, sedangkan kebutuhan kotor setiap komponen ditentukan oleh rencana kebutuhan berdasarkan jumlah produk akhir yang akan diproduksi. commit to user

BAB III PEMBAHASAN