1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 a Tentang Guru dan Dosen adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru yang
diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan merupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat,
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas keluaran atau output-nya. Oleh karena itu, perlu dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kinerja
guru. Kinerja guru akan menjadi optimal bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan
maupun anak didik. Pidarta dalam Saerozi, 2005:2 mengemukakan: “Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya yaitu: a Kepemimpinan kepala sekolah, b Iklim sekolah, c Harapan- harapan, dan d Kepercayaan personalia sekolah”.
Untuk meningkatkan mutu sekolah seperti yang disarankan oleh Sudarwan Danim 2007 : 56 , yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan :
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan
memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja,
memberikan layananyang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2
2. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “
sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa .
3. Guru; pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kompetensi
dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
4. Kurikulum; adanya kurikulum yang ajeg tetap tetapi dinamis , dapat
memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals
tujuan dapat dicapai secara maksimal; 5.
Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata orang tua dan masyarakat
tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja
Berdasarkan pendapat diatas, perubahan paradigma harus dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan karyawan sehingga mereka mempunyai
langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Kepala sekolah dan guru harus menjadi
satu tim yang utuh teamwork yangn saling membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target goals akan tercipta dengan baik.
Kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah memiliki peranan dalam menentukan baik buruknya kinerja mengajar guru. Keberhasilan
pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja mengajar guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin
3
kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung
bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk
melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja
mengajar guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan
kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus
dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja mengajar guru selalu terjaga. Selain dipengaruhi oleh kepemimpinan
kepala sekolah, kinerja mengajar guru juga dipengaruhi oleh budaya sekolah. budaya sekolah memberikan kepada semua level manajemen untuk focus pada
tujuan sekolah dan budaya sekolah menjadi kohesi yang mengikat bersama dalam melaksanakan misi bersama.
4
Dengan budaya sekolah yang baik akan meningkatkan kepuasan kerja, pergaulan lebih akrab, disiplin meningkat dan selalu ingin memberikan yang
terbaik bagi sekolah. Hal tersebut mencerminkan bahwa budaya sekolah dapat mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.
Berkaitan dengan penelitian ini, kondisi yang terjadi di lapangan yaitu kinerja mengajar guru masih menunjukan pada tingkat yang belum bisa dicapai
sesuai dengan yang diharapkan, guru hanya menampakan kinerjanya saat akan dilakukan visitasi atau kunjungan oleh kepala sekolah ataupun pengawas dan
selanjutnya guru akan bekerja seperti biasanya yaitu mengajar tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat dan antusiasme yang tinggi. Hal tersebut
apabila dibiarkan tanpa dicari pemecahannya akan berdampak buruk pada prestasi siswa dan bahkan juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri dan apabila itu
terjadi keberhasilan proses belajar mengajar tidak akan tercapai sehingga kualitas pendidikan akan terus menjadi masalah yang terus menerus berlangsung.
Untuk memperkuat pembuktian dan sebagai landasan mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru sekolah telah dilakukan
penelitian dalam penelitian sebelumnya Trisno Martono dengan judul ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru dan Budaya Sekolah terhadap
Kinerja Mengajar Guru” yang dipublikasikan dalam jurnal Universitas Sebelas Maret, yaitu menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya
kepemimpian kepala sekolah, kinerja guru, budaya sekolah terhadap kinerja mengajar guru.
5
Selanjutnya dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang peneliti kemukakan . Yaitu penelitian oleh Carudin dengan
judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja mengajar guru. Hasil pengolahan menunjukan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah dan budaya sekolah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja mengajar guru.
Selanjutnya penelitian berjudul “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru” oleh Dra.Meita
Tjumianti 2008. Hasil temuan bahwa 1. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap kinerja mengajar guru
2 budaya sekolah memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap kinerja mengajar guru 3 perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah
berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru sebesar 0,568 berarti terdapat hubungan yang cukup tinggi, dengan kontribusi sebesar 32.26.
Menyimak pernyataan-pernyataan diatas maka penulis sangat tertarik untuk membuktikan pendapat tersebut melalui penelitian dengan judul :
“PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU”
Studi Deskriptif Analitik di Sekolah Dasar Negeri Se-Kota Cimahi.
6
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah