Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen Dan Nilai Buku Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2014

(1)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penyusun menyetujui :

"Untuk

Memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia

Hak

Bebas Royalitv Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia urfiuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan ".

Bandung, Agustus 2016

Dr. Ir H. Iman Santoso. SE."MM..MBA. Nip. 4127.34.0.035

Catilan .

Kecnaii tsAB 1. BAts IV. ISAB \'l ang ada dala pcrusahaan dan l-anrpiran t.idak untirh di<.trllne-kan-derlgan alasan bab ters*but menq:akar data hasil keria penelitian selaua pcntlsunan skripsi

Penulis,

Nr}/.2t2t223A


(2)

(3)

(4)

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 15 Desember 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : Drs. Asep Ruhiyat Nama Ibu : Dra. Ifa Farida

Alamat Rumah : JL. Oto Iskandardinata N0.580 Bandung

Riwayat Pendidikan

2000-2006 : SDN Lengkong Besar Bandung 2006-2009 : SMPN 21 Bandung

2009-2012 : SMKN 3 Bandung

Tahun 2012-sekarang : Universitas Komputer Indonesia di Bandung. Demikian Daftar Riwayat Hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Yang Menyatakan,

Dhilla Aini Rufaidah .AF NIM. 21212230


(5)

DAN

REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011

2014

Influence of Dividend Payout Ratio (DPR) and Book Value Per Share (BVS) of

The Company’s Share Price on The Property and Real Estate Sector Listed

Indonesia Stock Exchange Period 2011-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer

Indonesia

Disusun Oleh : Dhilla Aini Rufaidah .AF

21212230

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(6)

vi

kemampuan, kesabaran, dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen (DPR) dan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Property dab Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.

Penyusunan Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Selama penyelesaian Skripsi ini tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis, syukur Alhamdulillah semua dapat diselesaikan dan terlewati sehingga banyak masukan-masukan, pelajaran dan pengalaman berharga yang diperoleh penulis selama penyusunan.

Semua ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik itu moril maupun materil. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak terhingga, kepada :

1. Dr. Ir. H Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor di Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia, Bandung.


(7)

vii

6. Lina Ismawati,SE.,M.Si selaku Dosen Penguji 1 Sidang Akhir.(Skripsi) 7. Lita Wulantika,SE.,M.Si selaku Dosen Penguji 2 Sidang Akhir (Skripsi)

8. Kepada keluarga besar yang saya sayangi terutama kedua orang tua (Mamah Ifa Farida dan Bapak Asep Ruhiyat), uwa, tante dan om Kins’s Family A Fahmi, A Fahrie, Ade Fadhly, Asrie Rachmanie, Noviyanti, Aginta, Siti Hardiyanti, Cyntia, Wildan, Dini Shely, Dhea Amalia, Betri, Ira Siti Sarah, Tiara Rizky, rekan BPOM, Endra, Nur Fitriyana, Sutresna, Widya, Firda, Novi, Ari, Santi, Rizqi Sari, Elwa, Iman, Fitria serta kepada teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen terutama Kelas MN-6 UNIKOM Bandung dan kaka tingkat bang dance, kang arie firmansyah, kang astan dan semua pihak yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis.

Namun demikian, penulis telah berusaha agar penulisan Skripsi ini dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Akhirnya penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak untuk kepentingan penelitian atau sebagai literature, terutama bagi penulis.

Bandung, Juli 2016


(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………...………… .. ii

MOTTO ………...………… ... iii

ABSTRAK………...………… ... iv

ABSTRACT………...………… ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR. ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah. ... 6

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6

1.2.2 Rumusan Masalah ... 6


(9)

ix

1.4. Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 9

1.5.2 Waktu Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka. ... 11

2.1.1 Rasio Pembayaran Dividen (DPR) ... 11

2.1.2 Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) ... 15

2.1.3 Saham ... 16

2.1.3.1 Harga Saham ... 16

2.1.4 Peneliti Terdahulu . ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran. ... 30

2.2.1 Teori Penghubung ... 32


(10)

x

Saham (BVS) terhadap Harga Saham ... 33

2.3 Hipotesis Penelitian. ... 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian. ... 36

3.2 Metode Penelitian... 36

3.2.1 Desain Penelitian. ... 38

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian. ... 42

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentua Data. ... 44

3.2.3.1 Sumber Data. ... 44

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data. ... 44

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data. ... 46

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis. ... 46

3.2.5.1 Rancangan Analisis. ... 46

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis. ... 60

BAB IV HASIL PENETILIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan. ... 66


(11)

xi

4.2 Analisis Deskriptif. ... 95

4.2.1 Perkembangan Rasio Pembayaran Dividen (DPR). ... 95

4.2.2 Perkembangan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)... 105

4.2.3 Perkembangan Harga Saham. ... 112

4.3 Analisis Verifikatif. ... 121

4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 121

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 142

4.3.3 Analisis Korelasi ... 147

4.3.4 Koefisien Determinasi ... 149

4.4 Uji Hipotesis... 152

4.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji-t) ... 152

4.4.1.1 Pengujian Hipotesis Rasio Pembayaran Dividen (DPR) Terhadap Harga Saham ... 152

4.4.1.2 Pengujian Hipotesis Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) Terhadap Harga Saham ... 154


(12)

xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan. ... 159

5.2 Saran. ... 161

DAFTAR PUSTAKA


(13)

Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM) dan Book Value Per Share (BVPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.

Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (the Intelligent Guide To Indonesian Capital Market). Edisi Pertama. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Anoraga, Pandji dan Puji Pakarti. 2003. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.

Jakarta:Mediasoft Indonesia.

Atika, dkk. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efeke Indonesia Periode 2007 – 2009). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 2 No. 2, Mei 2013 ISSN 2302-0164 pp. 1-15.

Brigham Eugene F. & Joel F. Houston, 2006. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Budi Rahardjo. 2007. Keuangan dan Akuntansi. Yogyakarta: Candi Ilmu.

Daniarto Rahardjo dan Dul muid. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, halaman 1-11, ISSN: 2337-3806.

Denies Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share, dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010. Jurnal Nominal, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Ellyn Octavianty. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Book Value per Share (BVS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Volume Semester II 2014.

Fillya Arum Pandansari. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, AJJ 1 (1) (2012), ISSN 2252-6765.


(14)

Hartono Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Herry Sussanto dan Dika Nurliana. Analisis Pengaruh Faktor Fundamnetal dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis, No.1, Vol. 14, April 2009. Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana.

Lukman Syamsudin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, Pengambilan Keputusan. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Menike M. G. P. D. & U. S. Prabath. The Impact Of Accounting Variables On Stock Price: Evidence From The Colombo Stock Exchange, Sri Lanka. Internatinal Journal Of Business and Management, Vol. 9, No.5; 2014, ISSN 1833-3850 E-ISSN 1833-8119.

Recyana Putri Hutami. Pengaruh Dividen Per Sahre, Return On Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Sri Zuliarni. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, Vol. 3 No. 1,oktober 2012.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.


(15)

Tita Deitiana. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, No. 1, April 2011, Hlm. 57-66.

Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka. Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan

Aplikasi. Bandung.

Umi Narimawati. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.

Weston, J. Fred & Copeland. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews. Edisi 4. Yogyakarta.

www.idx.co.iddiakses tanggal 4 – 12 - 2016 10:47 AM. www.sahamok.comdiakses tanggal 4 – 12 - 2016 10:47 AM.

http://www.indonesia-investments.com/id/berita/kolom-berita/analisis-pasar properti-indonesia-overview-kepemilikan-asing/item5728diakses tanggal 7 - 04 -2016 10:56 AM.


(16)

11

2.1.1 Rasio Pembayaran Dividen (DPR)

Menurut (Darmadji dan Fakhruddin 2006:178-181) Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau saham (stock dividend). Dividen tunai mengacu pada dividen yang diberikan emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Misalnya, Emiten X mengumumkan untuk memberikan dividen sebesar Rp 100 untuk setiap saham, maka pada tanggal yang telah ditentukan setiap pemegang saham berhak mendapatkan Rp 100 dikalikan dengan jumlah saham yang dimilikinya. Secara umum, pemegang saham lebih menyukai dividen yang diberikan dalam bentuk tunai. Dilihat dari bentuk dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham, dividen dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

a. Dividen tunai (cash dividend): dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (tunai).

b. Dividen saham (stock dividend): dividen yang dibagikan bukan dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk saham perusahaan tersebut.

c. Dividen property (property dividend): dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-surat berharga.


(17)

d. Dividen likuidasi (liquidating dividend): dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.

Dari beberapa jenis dividen tersebut, jenis dividen yang sering dibagikan adalah dividen tunai dan dividen saham. Dari keduanya, dividen tunai merupakan yang lebih sering dibagikan perusahaan dan merupakan dividen yang lebih disukai oleh kebanyakan pemegang saham. Dividen merupakan pendapatan investor yang dikenai pajak. Besarnya pajak untuk investor local adalah 15%, sedangkan untuk investor asing adalah 20% (sesuai Pasal 23 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak penghasilan)

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak. Dividend payout ratio dapat dijadikan sebagai pertumbahan dari pembayaran dividen. Kebijakan dividen

merupakan bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan karena menyangkut likuiditas perusahaan .

Menurut Robert Ang (2007:623) “Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share

(EPS)”.

Menurut Atika, dkk 2013 “Semakin tinggi rasio DPR, semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut, dan semakin banyak investor yang tertarik


(18)

DPR merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham. DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.

Kebanyakan perusahaan enggan untuk menurunkan deviden. Jika perusahaan memotong deviden, maka akan dianggap sebagai signal yang buruk karena perusahaan dianggap membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar DPR

lebih kecil supaya nanti tidak di potong deviden jika laba yang diperoleh turun. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung untuk membayar DPR lebih besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan negatif antara risiko dengan DPR yang berarti semakin kecil risiko maka DPR akan semakin tinggi dan mengakibatkan harga saham akan meningkat. Dan sebaliknya jika risiko tinggi maka DPR akan semakin rendah dan mengakibatkan harga saham akan ikut menurun.

Kebijakan deviden juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Dengan DPR yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan. Pembayaran deviden sering diikuti dengan harga saham. Deviden tunai dapat meningkatkan nilai perusahaan karena melalui pengumuman deviden, manajer dapat mengirim signal kepada publik bahwa perusahaan memiliki ketersediaan dana untuk membiayai aktivitasnya. Signal ini diterima publik sebagai kabar baik, sehingga reaksi yang terjadi adalah harga saham meningkat (Sri Zuliarni, 2012).


(19)

Formula perhitungan Dividend Payout Ratio (Darmadji dan Fakhruddin 2006:201):

DPR =

� � Saham

� � ℎ

Keterangan :

- Dividend per Share : merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Weston dan Copeland 2001:325)

� = � � �

� ℎ ℎ �

- Earning per Share merupakan rasio yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin 2006: 195). EPS dihitung dengan rumus berikut:

� = � � �ℎ


(20)

2.1.2 Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

Book Value (nilai/harga buku per lembar saham) pada dasarnya mewakili jumlah aset/ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut. Secara normal, book value suatu perusahaan akan terus naik seiring dengan naiknya kinerja perusahaan demikian pula sebaliknya, sehingga book value ini penting untuk mengetahui kapasitas dari harga per lembar suatu saham serta dalam penentuan wajar atau tidaknya harga saham di pasar.

Secara teoritis, menurut Hartono (2008:120) Nilai Buku per Lembar Saham (book value per share) menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Menurut (Daniarto dan Dul Muid, 2013) bahwa semakin tinggi nilai BVS akan semakin semakin besar jaminan pemegang saham yang tentunya akan meraik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Informasi peningkatan BVS akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun naik.

Menurut Syamsudin (2009:67) para pemegang saham biasa akan menerima uang sejumlah nilai buku dari setiap lembar saham. Apabila aktiva perusahaan dijual setelah terlebih dahulu melunasi semua utang-utangnya.


(21)

jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebut juga semakin tinggi. Semakin besar nilai rasio book value, maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan semakin meningkat.

Formula perhitungan BVS (Hartono, 2008:120):

BVS =

� ℎ ℎ �

2.1.3 Saham

Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin 2006:6)

2.1.3.1 Harga Saham

Harga pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah ditutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya (Rusdin, 2006:68).

Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham, harga pasar merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya / closing price (Anoraga dan Pakarti, 2003:58).


(22)

Menurut Sunariyah (2004:128) dalam (Rescyana Putri, 2012) harga saham adalah harga selembar saham yang berlaku dalam pasar saat ini di bursa efek. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004: 151) dalam

(Rescyana Putri, 2012) harga saham merupakan nilai sekarang (Present value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dimasa yang akan dating. Dapat disimpulkan harga saham adalah harga selembar saham yang terjadi pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar modal (Rescyana Putri, 2012).

Macam-macam Harga Saham :

Menurut Sawidji Widoatmojo (2005: 91) dalam (Rescyana Putri, 2012) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

b. Harga Perdana

Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.

c. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham :

Terdapat bebrapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi


(23)

oleh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan

(Denies dan Prabandaru, 2012). Menurut Brigham dan Houston (2006:33)

dalam (Denies dan Prabandaru, 2012) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor-faktor internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham yaitu: 1. Seluruh asset keuangan perusahaan, termasuk saham dalam menghasilkan

arus kas.

2. Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba.

3. Tingkat risiko arus kas yang diterima.

Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham adalah batasan hokum, tingkat umum aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku vunga dan kondisi bursa saham. Sedangkan menurut

Marzuki Usman dan Robin Wiguna (2008: 133) berpendapat bahwa

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

a) Faktor yang bersifat fundamental

Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:

1. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasionalnya. 2. Prospek bisnis perusahaan di masa datang.

3. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.


(24)

5. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. b) Faktor yang bersifat teknis

Faktor yang menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam menilai harga saham para analis banyak memperhatikan beberapa hal seperti berikut: 1. Keadaan pasar modal.

2. Perkembangan kurs

3. Volume dan frekuensi transaksi suku bunga.

4. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan. c) Faktor politik

Faktor social politik suatu Negara juga turu mempengaruhi harga saham di bursa sebagai akibat respon dari kondisi eksternal yang dapat berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. Hal-hal tersebut antaralain sebagai berikut:

1. Tingkat inflasi.

2. Kebijaksanaan moneter yang dilakukan pemerintah. 3. Kondisi perekonomian.

4. Keadaan politik suatu Negara.

Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham (Arifin : 20014) : 1. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten. Maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham begitu juga sebaliknya.


(25)

Untuk memastikan apakah kondisi emite dala posisi yang baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio.

2. Hukum permintaan dan penawaran

Fakor hokum permintaan dan penawaran berada diurutan kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.

3. Tingkat suku bunga

Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibandingkan dengan investasi dalam bentuk saham, karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham secara serentak akan berdampak pada penurunan haga saham secara signifikan.

4. Valuta Asing

Mata uang Amerika (Dolar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang lainnya. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, sehingga menyebabkan harga saham akan turun.


(26)

5. Dana asing dibursa

Mengamati jumlah dana investasi asing mrupakan hal yang penting, karena demikian besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negaif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten y=ntuk mencetak laba. Sebaliknya jika investasi asing berkurang, ada pertimbangan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan social maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

6. Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertenu, tentunya mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik atau turunny harga saham di pasar bursa.

7. News dan rumors

Yang dimaksud news dan rumors adalah semua berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle cabinet. Dengn adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa.


(27)

2.1.4 Peneliti Terdahulu

1. Herry dan Dika, 2009

Menurut Herry dan Dika dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga

Saham pada Perusahaan Perdagangan di BEI”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa hanya faktor fundamental (nilai buku, laju pengembalian yang diinginkan, dan risiko sistematik) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan faktor fundamental yang lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua faktor fundamental (pengembalian aset, pengembalian ekuitas, nilai buku, rasio pembagian deviden, rasio hutang terhadap ekuitas, dan laju pengembalian yang diinginkan) dan risiko sistematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham.

2. Tita Deitiana, 2011

Menurut Tita Deitiana dalam penelitiannya yang berjudul “Pengauh Rasio

Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen terhadap Harga Saham”.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa profitabilitas mempunyai pengrauh terhadap harga saham. Likuiditas, pertumbuhan dan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

3. Fillya Arum Pandnsari, 2012

Menurut Fillya Arum Pandansari dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Faktor Fundamental terhadap Harga Saham”. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan terlebih dahulu


(28)

melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan uji linearitas model. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, DER, BVS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis secara parsial faktor fundamental Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share (BVS) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008-2010.

4. Sri Zuliarni, 2012

Menurut Sri Zuliarni dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kinerja Keuangan terhadap Harga saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa dari model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini, hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa hanya dua variabel yaitu ROA dan PER yang berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, sedangkan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan (uji f) menunjukkan bahwa ROA, PER dan DPR secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.

5. Michalis Glezakos, 2012 (Asing)

Menurut Michalis Gletakos dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak informasi akuntansi terhadap harga saham, bukti dari bursa Athena

saham”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penjelas dari laba nilai buku dalam perumusan harga meningkat dari waktu ke waktu. Itu juga menunjukan bahwa pada tahun lalu, laba yang tampaknya memainkan


(29)

peran yang semakin berkurang dalam penafsiran harga saham, dibandingkan dengan nilai buku dalam upaya untuk menafsirkan ini temuan diasumsikan bahwa investor berusaha lebih ke arah parameter fundamental bisnis, dari dara pasar saham.

6. Ana Achiriyantiningsih, 2013

Menurut Ana Achiriyantiningsih, 2013 dalam penelitiannya yang berjudul

““Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), dan Book Value Per Share (BVPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Secara parsial variabel DER, PER, NPM, dan BVPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara simultan (bersama-sama) variabel independen DER, PER, NPM, dan BVPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2008-2012.

7. Daniarto Raharjo dan Dul Muid 2013

Menurut Daniarto Raharjo dan Dul Muid dalam penelitiannya yang

berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengujian data secara sinuktan dengan menggunakan semua variabel independen yaitu ROE, ROA, CR, EPS dan BVS menunjukan pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga


(30)

saham. Hasil pengujian secara parsial dengan uji statistik t, menunjukan bahwa variabel CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabel ROE, DER, EPS dan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham

8. Atika, dkk 2013

Menurut Atika,dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Faktor

-faktor fundamental dan Risiko Sistematik terhadap harga saham”. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa (1) Faktor-faktor fundamental (earning per share, price earning ratio, book value per share, dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin), dan risiko sistematik secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. (2) Secara parsial, Faktor-faktor fundamental (earning per share, price earning ratio, book value per share, dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin),

dan risiko sistematik berpengaruh positif terhadap harga saham.

9. Ellyn Octavianty, 2014

Menurut Ellyn Octavianty dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Perusahaan BUMN yang terdaftar Di BEI. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa secara parsial hanya variabel EPS, BVS, dan ROE

yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variable DER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.


(31)

Secara simultan, semua variable independen (EPS, BVS, ROE, dan DER) memliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

10.Menike, 2014 (Asing)

Menurut Menike dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak variabel

akuntansi pada bukti harga saham dari bursa saham colombo”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penelitian meneliti hubungan anatara variabel akuntansi dan harga saham dengan menggunakan analisis regresi tunggal dan ganda. Penelitian ini dipilih 100 perusahaan untuk periode tahun 2008-2012. Analisis dilakukan tahun bijaksana. Analisis regresi berganda menunjukan bahwa dampak yang signifikan dan positif dari variabel akuntansi pada harga saham dibandingkan dengan hasil ke pasar maju dan berkembang eps pasar menunjukan dampak kurang untuk harga di bursa Colombo, dps dan bvps menunjukan dampak yang signifikan terhadap harga saham. Namun dps menunjukan variabek paling sensitive dengan harga saham di bursa Colombo.

Tabel 2.1

Matrik Peneliti Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Herry dan

Dika, 2009

“Analisis

Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perdagangan di

BEI”

Faktor fundamental (nilai buku, laju pengembalian yang diinginkan, dan risiko sistematik) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan faktor fundamental yang lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua faktor

Sama-sama meneliti variabel nilai buku, rasio

pembagian dividen dan harga saham

Periode waktu penelitian


(32)

fundamental

(pengembalian aset, pengembalian ekuitas, nilai buku, rasio pembagian deviden, rasio hutang terhadap

ekuitas, dan laju pengembalian yang diinginkan) dan risiko sistematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham.

2. Tita

Deitiana, 2011

“Pengauh Rasio

Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen terhadap

Harga Saham”

Profitabilitas mempunyai pengrauh terhadap harga saham. Likuiditas, pertumbuhan dan dividen

tidak mempunyai

pengaruh terhadap harga saham. Sama meneliti mengenai variabel Dividend Payout Ratio dan Harga Saham

Periode waktu dan unit

penelitian

3. Fillya

Arum Pandnsari, 2012

“Analisis Faktor

Fundamental terhadap Harga

Saham”

ROA, DER, BVS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis secara parsial faktor fundamental Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan

Book Value Per Share

(BVS) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008-2010.

Sama-sama meneliti variabel

Book Value Sahre dan Harga Saham

Periode waktu penelitian dan unit penelitiannya

4. Sri

Zuliarni, 2012

“Pengaruh

Kinerja Keuangan terhadap Harga saham pada Perusahaan

Mining and Mining Service di Bursa Efek

Indonesia (BEI)”

Secara parsial (uji t) hanya dua variabel yaitu ROA dan PER yang berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, sedangkan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan (uji f) menunjukkan bahwa ROA, PER dan DPR secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Sama-sama meneliti variabel

Dividen payout Ratio dan Harga Saham

Periode waktu penelitian dan unit penelitiannya


(33)

harga saham.

5. Michalis

Glezakos, 2012

“Dampak

informasi akuntansi

terhadap harga saham, bukti dari bursa Athena

saham”.

Laba nilai buku dalam

perumusan harga

meningkat dari waktu ke waktu. Itu juga menunjuka bahwa pada tahun lalu, laba yang tampaknya memainkan pran yang semakin berkurang dalam penafsiran harga saham, dibandingkan dengan nilai buku dalam upaya untuk menafsirkan ini temuan diasumsikan bahwa investor berusaha lebih k

arah parameter

fundamental bisnis, dari dara pasar saham.

Sama-sama meneliti variabel Nilai Buku (BVS) dan Harga Saham

Priode waktu dan unit penelitian

6. Ana

Achiriyanti ningsih, 2013

“Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM),

dan Book Value Per Share (BVPS)

Terhadap Harga Saham

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012

Secara parsial variabel DER, PER, NPM, dan BVPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara simultan (bersama-sama) variabel independen DER, PER,

NPM, dan BVPS

berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2008-2012.

Sama-sama meneliti variabel Book Value Per Share (BVPS) dan Harga Saham

Periode waktu dan unit

penelitian

7. Daniarto

Raharjo

dan Dul

Muid, 2013

“Analisis

Pengaruh Faktor-Faktor

Fundamental Rasio Keuangan Terhadap

Perubahan Harga Saham

Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek

Secara sinuktan ROE, ROA, CR, EPS dan BVS menunjukan pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Hasil pengujian secara parsial dengan uji statistik t, menunjukan bahwa variabel CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Sama-sama meneliti variabel BVS dan Harga Saham

Periode waktu dan unit


(34)

Indonesia periode 2007-2011”.

perubahan harga saham, sedangkan variabel ROE, DER, EPS dan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.

8. Atika, dkk

2013

“Pengaruh

Faktor-faktor fundamental dan Risiko Sistematik terhadap harga

saham”.

Faktor-faktor fundamental

(earning per share, price earning ratio, book value per share, dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin),

dan risiko sistematik secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. (2) Secara parsial, Faktor-faktor fundamental (earning per share, price earning ratio, book value per share, dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin), dan risiko sistematik berpengaruh positif terhadap harga saham.

Sama-sama meneliti

dividen payout ratio, book value per share dan harga saham

Periode waktu penelitian dan unit penelitiannya

9. Ellyn

Octavianty , 2014

“Pengaruh

Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Perusahaan

BUMN yang

terdaftar Di BEI”

Secara parsial hanya variabel EPS, BVS, dan

ROE yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variable

DER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Secara simultan,

semua variable

independen (EPS, BVS, ROE, dan DER) memliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Sama-sama meneliti

book value per share

dan harga saham

Periode waktu penelitian dan unit penelitiannya

10. Menike,

2014 (Asing)

“Dampak variabel

akuntansi pada bukti harga saham dari bursa

saham colombo”.

Hubungan antara variabel akuntansi dan harga saham dengan menggunakan analisis regresi tunggal dan ganda. Penelitian ini dipilih 100 perusahaan

Sama-sama meneliti Nilai Buku (BVS) dan Harga Saham

Period waktu dan unit penelitian


(35)

untuk periode tahun 2008-2012. Analisis dilakukan tahun bijaksana. Analisis regresi berganda menunjukan bahwa dampak yang signifikan dan positif dari variabel akuntansi pada harga saham dibandingkan dengan hasil ke pasar maju dan berkembang eps pasar menunjukan dampak kurang untuk harga di bursa Colombo, dps dan bvps menunjukan dampak yang signifikan terhadap harga saham. Namun dps menunjukan variabek paling sensitive dengan harga saham di bursa Colombo.

2.2 Kerangka Pemikiran

Investasi pada pasar modal merupakan hal yang paling tepat, akhir-akhir tahun ini perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama sektor property dan real estate banyak dilirik oleh para investor asing maupun lokal.

Perkembangan perusahaan sektor property dan real estae saat ini memberikan peluang yang sangat besar untuk meraup keuntungan dari bisnis tersebut. Harga saham pada bursa yang berfluktuasi. Harga saham di Bursa Efek senantiasa berubah. Kadang naik dan tidak jarang turun. Pergerakannya kadang ekstrem, mula mula harga saham naik kemudian berapa lama turun, bahkan pada titik yang sangat rendah. Harga saham yang baik mampu dijadikan sebagai senjata perusahaan untuk menarik para investor agar berinvestasi di perusahaannya.


(36)

Investor akan melakukan analisis laporan terlebih dahulu sebelum melakukan investasi salah satu cara yang dapat dilakukan investor dalam melaukan investasi yaitu dengan cara menganalisa laporan keuangan yaaitu: neraca, laporan perubahan modal, dan laporan laba rugi yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan guna mengetahui kondisi dan perkembangan suatu perusahaan. Untuk mengukur posisi keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang ada dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan mempengaruhi harga saham perusahaan. Rasio keuangan yang mempengaruhi harga saham antara lain : Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Cash Ratio, Quick ratio, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Price Earning Rati, Dividend Yield, Price to Bokk Value, Dividen Payout Ratio, Book Value per Share.

Investor akan menanamkan saham dengan harapan akan mendapatkan

earning (pendapatan) berupa dividen. Dividen Payout Ratio menunjukan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dengan adanya pengumuman dividen manajer dapar mengirim signal kepada publik bahwa perusahaan memiliki ketersediaan dana untuk membiayai aktivitasnya. Signal ini diterima oleh publik sebagai kabar baik, sehingga reaksi yang terjadi adalah harga saham meningkat

Selain itu, Book Value per Share mencerminkan besar jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham apabila perusahaan dilikuidasi. Semakin tinggi nilai BVS akan semakin besar jaminan pemegang saham yang


(37)

tentunya akan menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Informasi peningkatan BVS akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun akan naik.

2.2.1 Teori Penghubung

2.2.1.1 Hubungan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) dengan Harga Saham

Menurut Atika, dkk 2013: Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan

kepada para pemegang saham “equity investors”. Semakin tinggi rasio DPR, semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut, dan semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.

2.2.1.2 Hubungan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) dengan Harga Saham

Setiap investor tentunya mengharapkan keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Menurut (Syamsudin, 2009:67) para pemegang saham biasa akan menerima uang sejumlah nilai buku dari setiap lembar saham, apabila aktiva perusahaan dijual dan setelah terlebih dahulu melunasi semua utang-utangnya. BV merupakan perbandingan antara nilai buku modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar. Semakin tinggi nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebut juga semakin tinggi. Nilai BV yang tinggi akan menjamin keamanan investasi pada perusahaan, jika harga pasar saham lebih tinggi daripada nilai BV, maka hal ini menunjukkan bahwa pasar percaya bila perusahaan tersebut akan menghasilkan nilai tambah, baik bagi investor maupun perusahaan. Semakin


(38)

besar nilai rasio BV, maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan semakin meningkat.

Menurut Ana Achiriyantiningsih, 2013 : Book Value Per Share merupakan perbandingan antara Total Ekuitas dengan Total Jumlah Saham yang beredar yang digunakan untuk menyatakan besarnya nilai riil suatu saham. Jika Book Value naik maka kinerja perusahaan juga akan naik sehingga meningkatkan harga saham karena banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Menurut (Daniarto dan Dul Muid, 2013) bahwa semakin tinggi nilai BVS akan semakin semakin besar jaminan pemegang saham yang tentunya akan meraik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Informasi peningkatan BVS akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun naik.

2.2.1.3 Hubungan Rasio Pembayaran Dividend (DPR) dan Nilai Buku per

Lembar Saham (BVS) dengan Harga Saham

Menurut Atika, dkk 2013 : Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS, PER, BVS, DPR, DER, ROE, ROA, NPM dan Beta secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.


(39)

Atiks, dkk 2013

Atika, dkk 2013

Ana Achiriyantiningsih, 2013 Atika, dkk 2013

Lukman Syamsudin 2009:67

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis1 :Rasio Pembayaran Dividen (DPR) secara parsial berpengaruh

terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia periode 2011-2014.

Hipotesis2 :Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) secara parsial

berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Harga Saham - Closing Price

(Anoraga dan Pakarti, 2003:58)

Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

-Total Ekuitas

-Jumlah Saham beredar

(Hartono, 2008:120 Rasio Pembayaran Dividen

(DPR)

-Dividen per Saham

-Earning per Share

(Darmadji dan Fakhruddin 2006:201)


(40)

Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia periode 2011-2014.

Hipotesis3 :Rasio Pembayaran Dividen (DPR) dan Nilai Buku per

Lembar Saham (BVS) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate


(41)

36

Menurut Sugiyono (2005:32) Objek Penelitian yaitu :

“ Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek yang akan diteliti oleh penulis adalah :

1. Rasio Pembayaran Dividen (DPR) (X1) sebagai variabel bebas (in dependent variable)

2. Nilai Buku per Lembar Saham (BV) (X2) sebagai variabel bebas bebas (in dependent variable)

3. Harga saham (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitan menurut Sugiyono (2008:2), adalah Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memcahkan dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010:14) metode deskriptif yaitu “Metode


(42)

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya.”

Maka tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perkembangan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesian periode 2011-2014.

2. Untuk mengetahui perkembangan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesian periode 2011-2014.

3. Untuk mengetahui perkembangan Harga Saham pada Perusahaan Sektor

Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesian periode 2011-2014.

Sedangkan metode verifikatif menurut Umi Narimawati (2008:21)

”Metode verifikatif yaitu pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik”.

Adapun tujuan metode verifikatif yang menjadi fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen

(DPR) dan N \ilai Buku per Lembar Saham (BVS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.


(43)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis sesuai yang diharapkan penulis.

Menurut Husein Umar (2005:30) adalah sebagai berikut :

“Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan desain penelitian mencakup proses-proses berikut ini:

1. Menetapkan Permasalahan dan Judul Penelitian

Permasalahan yang dicari berdasarkan fenomena yang ditemukan, baik itu berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Setelah itu menetapkan

judul penelitian. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Rasio Pembayaran Dividen (DPR) dan Nilai Buku per Lembar Saham

(BVS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.

2. Mengidentifikasi masalah

Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil di idenentifikasi adalah menurunnya rasio pembayaran dividen perusahaan ketika harga saham mengalami pengingkatan.


(44)

3. Menetapkan Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan rasio pembayaran dividen, nilai buku per lembar saham, dan harga saham serta seberapa besar pengaruh rasio pembayaran dividen, nilai buku per lembar saham terhadap harga saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4. Menetapkan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan rasio pembayaran dividen, nilai buku per lembar saham, dan harga saham serta besarnya pengaruh rasio pembayaran dividend dan nilai buku per lembar saham terhadap harga saham baik secara parsial dan simultan pada perusahaan sktor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

5. Menetapkan Hipotesis Penelitian

Peneliti menetapkan hipotesis dalam penelitian ini adalah rasio pembayaran dividen (DPR), nilai buku per lembar saham (BVS), dan harga saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

6. Menetapkan Konsep dan Pengukuran Variabel Penelitian Yang digunakan Konsep variable diperoleh dengan cara referensi teoritis yang relevan dengan setiap variable yang diteliti. Dalam penelitian ini konsep rasio pembayaran dividen (DPR) menurut (Darmadji dan Fakhruddin


(45)

2006:201), nilai buku per lembar saham (BVS) menurut (Hartono, 2008:120) dan harga saham adalah harga penutupannya/closing price

menurut (Rusdin, 2006:68). Pengukuran variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.

7. Menetapkan Sumber Data, Teknik Penentuan Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan menggunakan

sampling purposive.teknik pengumpulan data yaitu melalui dokumentasi. 8. Melakukan Analisis Data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistic tertentu. Pengujian statiistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan data panel, uji asumsi klasik yang diantaranya yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, koefesien determinasi, uji hipotesis dan juga menggunakan bantuan program aplikasi Eviews 5.1 for works.

9. Melakukan Pelaporan hasil penelitian

Pelaporan hasil penelitian dilakukan ssecara tertulis yang digunakan untuk mengkomunikasikan temuan-temuan riset yang sudah dilakukan. Didalamnya terdapat kesimpulan yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Adapun desain penelitiannya dapat digunakan seperti ini :


(46)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X = Rasio Pembayaran Aktiva (DPR)

X = Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

Y = Harga Saham

Tabel 3.1 Desain Penelitian

No.

Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Metode yang

digunakan

Time Horizon

Jenis Data

1. Untuk mengetahui

perkembangan Rasio

Pembayaran Dividen (DPR)

pada Perusahaan Property dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014

Deskriprtif Data Pool

S E K U N D E R

2. Untuk mengetahui

perkembangan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2011-Deskriptif Data Pool X

X


(47)

2014

3. Untuk mengetahui

perkembangan Harga Saham pada Perusahaan Property dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014

Deskriptif Data Pool

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Rasio Pembayaran Dividend (DPR) dan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014

Verifikatif Data Pool

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Sumber

Data Skala

Rasio Pembayaran Dividen

(DPR) X1

DPR merupakan persentase tertentu

dari laba

perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham.

DPR merupakan keputusan

mengenai kebijakan deviden, apakah

earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian

diinvestasikan kembali. DPR

menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang

-Dividen per Saham -Earning per Share

DPR =

� � ℎ

� � ℎ

(Darmadji dan

Fakhruddin 2006:201)

% - Laporan laba/Ru gi - Neraca


(48)

saham dalam bentuk deviden. “Dividend payout

ratio merupakan perbandingan antara

dividend per share

(DPS) dengan

earning per share

(EPS)”. Robert

Ang (2007:623)

Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

Nilai Buku per Lembar Saham (book value per share)

menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

(Hartono, 2008:120)

-Total Ekuitas

-Jumlah Saham Beredar

BVS =

ℎ ℎ �

(Hartono, 2008:120)

Rp -Neraca Rasio

Harga Saham (Y)

Harga saham yang digunakan dalam hal ini adalah harga saham penutupan (closing price).

Closing Price

(Rusdin, 2006:68).

Rp Data Sekunder yang dipublikasi kan oleh Bursa Efek Indonesia


(49)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber Data Sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Adapun Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2010:37), adalah:

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai

informasiyang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.” Sedangkan Sugiyono (2010:80) mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan penjelasan di atas, populasi merupakan obyek atau subyekyang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah laporan keuangan seluruh Perusahaan Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan dari mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.


(50)

2. Sample

Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2013:118) pengeretian

sample sebagai berikut:” Sample adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti. Salah satu metode yang dapat dipakai untuk menentukan jumlah sampel ini adalah metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:85) menjelaskan bahwa:

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Dalam metode ini besarnya sampel ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Dimana besarnya sampel yang akan digunakan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

=

+

(

)

Dimana :

- n adalah jumlah sampel - N adalah jumlah populasi

- e adalah presentase toleransi ketidaktelitian (presesi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir


(51)

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan keuangan

tahunan 9 perusahaan (cross section) sektor property dan real estate dan komponen yang telah di audit oleh akuntan publik. 2. Data yang diambil sebanyak 4 tahun yaitu dari tahun 2011-2014

(time series).

3. Jumlah sampel yang diambil 36 data (pool data) sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya rasio pembayaran dividen (DPR), nilai buku per lembar saham (BVS) dan harga saham yang dimiliki perusahaan, serta informasi-informasi lain yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan, mengkaji teori dari jurnal-jurnal sehingga peneliti dapat memahami literature yang berkaitan dengan penelitian yang bersangkutan.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan


(52)

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

a. Analisis Deskriptif (kualitatif)

Sugiyono (2012:35) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah

“penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel lain.” Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakterisitik data sampel.

1. Rasio Pembayaran Dividen (DPR) :

DPR =

� � Saham

� � ℎ

2. Nilai Buku per Lembar Saham (BVS) :

BVS =

ℎ ℎ �

3. Harga Saham : Harga Penutupan (closing price) diakhir periode tahun tersebut yaitu tanggal 31 desember diakhir tahun.

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan perkembangan Rasio Pembayaran Dividen (DPR) dan Nilai Buku per Lembar Saham

(BVS) dan Harga Saham perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk mengetahui


(53)

perkembangan variabel-variabel tersebut dari periode ke periode dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

=

� −� −1

1

100%

Keterangan :

Pn : Perkembangan tahun yang dianalisa

Pn-1 : Perkembangan sebelumnya

b. Analisis Verifikatif (kuantitatif)

Dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomer 4 yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh Rasio Pembagian Dividen (DPR) dan Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

terhadap Harga Saham pada perusahaan sektor property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

I. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)

Menurut Umi Narimawati (2008:5) analisis regresi linier

berganda adalah: “Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara

bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variable bebas

terhadap satu variable tergantung dengan skala interval”.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turun) variable dependen, bila dua atau lebih variable independen sebagai indikator. Dalam E-Views juga dapat digunakan untuk menganalisis dengan satu variable dependen (Y) dan beberapa variable independen (X1 dan X2). Bentuk umum persamaan regresinya adalah sebagai berikut :


(54)

= +

+

b

+

Dimana :

= Harga Saham = Konstanta

b = Koefisien arah garis

� = Rasio Pembayaran Dividen (DPR)

� = Nilai Buku per Lembar Saham (BVS)

� = Variabel Pengganggu (faktor-faktor yang tidak diteliti) Untuk memperoleh hasil lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

II.Uji Asumsi Klasik

Terdapat bebrapa asumsi yang harus dipenuhi dahulu sebelum menggunakan Multiple Linier Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, agar terhindar dari karakteristik-karakteristik BLUE (Best Linier Unbiased Estimate)

Beberapa asumsi ini diantaranya :.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Menurut Singgih Santoso (2002:393), dasar pengambilan


(55)

keputusan bisa dilakukan berdasarkan profitabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :

- Jika profitabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal

- Jika profitabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Menurut Wing Wahyu Winarno (2011:5.37), untuk pengujian lebih akurat diperlukan alat analisis dan Eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji Jarque-bera.

Jarque-bera adalah uji statistic untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan

kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Rumus yang digunakan adalah :

− � =� −

6 ²+

( −32)

4

S adalah skewness, K adalah kurtosis, dan k menggambarkan banyaknya koefisien yang digunakan di dalam persamaan. Dengan

Ho pada data berdistribusi normal, uji Jarque-Bera distribusi dengan dengan derajat bebas (degree of freedom) sebesar 2.

Probability menunjukan kemungkinan nilai Jarque-bera melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi dibawah hipotesis nol. Nilai Profitabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakan hipotesis nol berdistribusi normal. Pada angka Jarque-bera diatas


(56)

sebesar 0,8637 (lebih besar daripada 5%), Ho tidak dapat ditolak bahwa data berdistribusi normal.

Sealin itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal. Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal. Maka dapat dilakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. Tranformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk logaritma natural, akar kuadrat, inverse atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah cendrung ke kiri, ke kana, mengumpul ditengah atau menyebar kesamping kanan dan kiri.

2) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variable independen. Karena melibatkan bebrapa variable independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variable dependen dan satu variable independen). Kondisi terjadinya multikolinieritas ditunjukan dengan berbagai informasi berikut :


(57)

1. Nilai tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan

2. Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinieritas. Contoh menghitung koefisien korelasi dapat dilihat pada contoh dibawah, sebagai berikut ini.

3. Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat digunakan unutk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih) variabel independen yang secara bersama-sama (misalnya X1 dan X2 ) mempengaruhi satu variabel yang lain (misalnya X1) sebagai varibel dependen dan variabel independen lainnya tetap diperlukan sebagai varibel independen. Masing-masing persamaan akan dihitung nilai F-nya dengan rumus sebagai berikut :

F =

²

( −2) (1− 2)

( − −1)

Dimana n adalah banyaknya observasi, k adalah banyaknya variebel independen (termasuk konstanta), dan R adalah koefisien determinasi masing-masing model. Nilai kritis F dhitung dengan derajat kebebasan k-2 dan n-k-1. Jika nilai F hitung > F kritis pada

α dan derajat kebebasan tertentu, maka model kita mengandung

mulikolinieritas.

Apabila model prediksi kita multikolinieritas, maka akan memunculkan akibat-akibat sebagai berikut :


(58)

a. Estimator masih bias bersifat BLUE, tetapi memiliki varian dank ovarian yang besar, sehingga sulit dipakai sebagai alat estimasi.

b. Interval estimasi cenderung lebar dan nilai statistikn uji t akan kecil, sehingga menyebabkan variabel independen tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel independen.

Ada beberapa alternatrif dalam menghadapi masalah multikolinieritas. Alternative tersebut sebagai berikut :

a. Biarkan saja model yang mengandung multikolinieritas, karena estimatornya masih bersifat BLUE. Sifat BLUE tidak terpengaruh oleh ada tidaknya otokolerasi antarvariabel independen. Namun harus diketahui bahwa multikolinieritas akan menyebabkan standard error yang besar.

b. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi tinggi.

c. Menambah jumlah observasi. Apabila datanya tidak dapat ditambah, teruskan dengan model yang digunakan.

d. Mentranformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.


(59)

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homokedastisitas. Jika terdapat heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksirasn koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus diuji dari model regresi.

Untuk menguji ada tidkanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul ditengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya adalah Uji Glejser, Uji Prakata, Uji White atau Uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing0masing variabel bebas terhadao nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari maisng-masing varibel bebas terhadap nilai absolut dari residual (eror) ada yang signifikan, maka kesimpulan =nya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).


(60)

langkah-langkah yang sedikit lebih rumit dibanding uji heterokedastisitas lainnya. Metode ini memerlukan penghitungan regresi untuk menghitung nilai prediksi variabel dependen, penghitungan nilai sesatan atau atau e dan dijadikan nilai mutlak, mengurutkan data berdasarkan variabel independen dari yang besar ke yang kecil, lalu digunakan untuk memberi urutan data, data juga diurutkan berdasarkan nilai residu dari besar ke kecil, juga diberi nomor urutan data, selanjutnya dihitung selisih antara urutan variabel independen denga variabel sesatan dan dikuadratkan, penghitungan nilai rank atau urutan korelasi spearman dan nilai t untuk dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika dari hasil uji korelasi Spearman terdapat heterokedastisitas maka estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum, sehingga hanya memenuhi karakteristik LUE (Linier Under Estimator).

Meskipun demikian, estimator metode kuadrat terkecil masih bersifat linier dan tidak bias. Selain itu Uji Hipotesis yang didasarkan pada uji t dan uji F tidak dapat lagi dipercaya karena

standard error dan varian yang tidak minimum sehingga estimasi regresi tidak efisien.

Ada beberapa cara alternatif dalam Eviews untuk menghilangkan heterokedastisitas. Namun alternatif tersebut sangan tergantung kepada ketersediaan informasi tentang varian dan residual. Jika varian dan residual diketahui, maka heteroskedastisitas dapat diatasi dengan metode WLS. Seandainya


(1)

Tabel 3.3

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat rendah

0,20

0,399

Rendah

0,40

0,599

Sedang

0,60 – 0,799

Kuat

0,80

1,000

Sangat Kuat

Sumber:Statistika untuk ekonomi dan Bisnis,Andi Supangat,2006

d.

Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat

seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap

variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

��

=

×

%

Dimana :

KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh

variabel X

r² = Kuadrat koefisien korelasi

3.2.5.2

Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis

nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji

statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan

kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan

dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(2)

Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis

alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada

tidaknya pengaruh antara variabel independent (X1) Rasio Pembayaran

Dividen

(DPR)

dan Nilai Buku per Lembar Saham

(BVS)

(X2) terhadap

Harga Saham (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.

Penetapan Hipotesis

Pengajuan secara parsial

Melakukan Uji-T, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut

a)

Hipotesis parsial antara variabel bebas Rasio Pembayaran Dividen

(DPR

) terhadap variabel terikat Harga saham.

Ho : β

1

= 0

:Rasio Pembayaran Dividen

(DPR)

berpengaruh

tidak signifkan terhadap Harga Saham.

Ha : β

1

≠ 0

:Rasio Pembayaran Dividen

(DPR)

berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham

b)

Hipotesis parsial antara variabel bebas Nilai Buku per Lembar Saham

(BVS)

terhadap variabel terikat Harga Saham.

Ho : β

2

= 0

:Nilai

Buku

per

Lembar

Saham

(BVS)

berpengaruh tidak signifkan terhadap Harga

Saham.

Ha : β

2

≠ 0

:Nilai

Buku

per

Lembar

Saham

(BVS)

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham


(3)

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).

Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y), maka pengujian

dilakukan dengan uji statistic F dengan langkah sebagai berikut :

Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Rasio Pembayaran

Dividen

(DPR)

dan Nilai Buku per Lembar Saham

(BVS)

terhadap

variabel dependen Harga saham.

Ho : β1, β2 = 0

:Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Rasio

Pembayaran Dividen

(DPR)

dam Nilai Buku per

Lembar Saham

(BVS)

terhadap Harga Saham

.

Ha :

β1, β2 ≠ 0

:Terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio

Pembayaran Dividen

(DPR)

dam Nilai Buku per

Lembar Saham

(BVS)

terhadap Harga Saham.

2.

Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n

k

l, untuk

menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan

hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena

dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel

variabel yang diteliti

dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu

penelitian.

Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

=

� �

�−�−

( −� � )

=

� �

�−�−


(4)

Dimana :

r = Korelasi parsial yang ditentukan

n = Jumlah sampel

t = t hitung

Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut :

�=

� �

( − � )

(� − � − )

Dimana:

R = koefisien kolerasi ganda

K = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

3.

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan

kriteria adalah sebagai berikut :

Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria :

a.

Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruh yang

signifikan.

b.

Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah p

enerimaan, berarti Ha

ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruh tidak

signifikan.

c.

t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan

d.

t tabel; dicari didalam tabel distribusi t

student

dengan ketentuan

sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = (n-k-1)


(5)

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a.

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

b.

Terima Ho jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien

negatif.

c.

Tolak Ho jika nilai F-sign < 0,05.

Gambar 3.2

Uji daerah penerimaan dan penolakan hipotesis simultan

Gambar 3.3

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis parsial

4.

Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku

sebaliknya. Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan

(penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak).

Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan).


(6)

Kesimpulannya, Rasio Pembayaran Dividen

(DPR)

dan Nilai Buku per

Lembar Saham

(BVS)

berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga

Saham.

Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis

nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan

bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan

hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan

(signifikan) antara dua variabel tersebut.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Laba Per Saham, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 61 93

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(2009-2011)

0 49 87

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, dan Rasio Pasar Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 43 107

Pengaruh Rasio Pembayaran Dividen Dan Dividen Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 28 91

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 37 23

Pengaruh Financial Leverage Dan Nilai Buku Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham (Survey Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 24 63

Pengaruh Rasio Harga Saham Per Laba dan Nilai Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2014

0 10 1