Menurut Nawawi:2007 strategi adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana
seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Dalam perusahaan menghasilkan sesuatu perencanaan operasional untuk memberikan pelayanan atau jasa yang
berkualitas dengan diarahkan optimalisasi pencapaian tujuan strategi dan berbagai sasaran organisasi.
B. Mengenal Nasabah Bank Syariah
Bank Syariah terbuka bagi siapa saja baik muslim maupun non muslim. Perbedaannya, Bank Syariah tidak menggunakan sistem bunga, karena
bunga termasuk kategori riba yang dilarang dalam Islam. Untuk pembiayaan, bank Syariah menggunakan akad jual-beli murabahah. Misalnya bila anda ingin
memiliki sebuah rumah dengan cara mencicil, maka Bank Syariah akan membeli rumah tersebut secara tunai dan menjualnya kepada anda dengan harga pokok
ditambah keuntungan dari perkiraan harga rumah tersebut. Beberapa tahun kedepan selama batas waktu pencicilan yang disepakati dan diberitahukan pada
anda sebelumnya, untuk anda bayar uang mukanya dan sisanya dapat dilakukan dengan cara mencicil sampai dengan batas waktu yang telah disepakati bersama.
Cicilan dilakukan tanpa ada perubahan nilai cicilan, sepanjang waktu pembayaran yang disepakati. Untuk simpanan, Bank Syariah menggunakan akad
bagi hasil mudharabah, yakni uang yang anda simpan di Bank Syariah akan disalurkan untuk pembiayaan usaha-usaha yang sesuai syariah.
Bila usaha-usaha tersebut mendapatkan keuntungan, keuntungan akan dibagi antara Bank Syariah dan nasabahnya, misalnya dengan proporsi bagi hasil
Universitas Sumatera Utara
nisbah 45:55. Dengan pengelolaan risiko penyaluran dana ke berbagai usaha dan pembiayaan yang baik, dijamin pokok simpanan anda tidak akan berkurang.
Prinsip-prinsip Islam yang digunakan bank Syariah selain hanya memperbolehkan penyaluran dana untuk segala sesuatu yang halal, juga mengedepankan keadilan
antara pemilik dana, lembaga keuangan, dan orang yang membutuhkan pembiayaan. Hal ini patut dipertimbangkan bila tujuan Anda memilih bank juga
untuk mencari yang adil dan halal. Bank syariah terbukti bukan hanya dapat dinikmati oleh umat Islam,
banyak nasabah non muslim, bahkan etnis Tionghoa yang bergabung sebagai nasabah bank syariah. Berdasarkan tesis yang ditulis oleh Ratu Humaemah Univ.
Indonesia, 2006, sebanyak 43 nasabah Bank Syariah di Indonesia berasal dari kalangan China atau non muslim.
Sebagian besar etnis Tionghoa yang menjadi nasabah Bank Syariah adalah pebisnis yang berjiwa kapitalisme dan menguasai perputaran uang di
Indonesia. Kebanyakan mereka juga adalah orang-orang Katolik, pengurus yayasan Kristen yang seringkali menganggap Islam itu radikal, garis keras, dan
menakutkan. Namun, fakta tersebut diruntuhkan oleh dua faktor yang menjadi latar belakang kenapa mereka berduyun-duyun menjadi nasabah bank syariah.
Pertama, faktor syariah, yaitu pelarangan riba dan bunga yang terdapat pula dalam ajaran Kristen, Yahudi, Hindu, dan Buddha. Dengan prinsip bagi hasil
dan menanggung resiko bersama yang diterapkan oleh bank syariah, mereka merasa nyaman berinvestasi dan bertransaksi di bank syariah. Kedua, faktor
Universitas Sumatera Utara
promosi yang merupakan faktor dominan yang melatarbelakangi mereka untuk menjadi nasabah bank syariah Humaemah, 2006 ; 4
Menurut Humaemah, 2006 ; 6, para nasabah yang berasal dari etnis Tionghoa tertarik bergabung dengan bank syariah karena faktor promosi
dan sosialisasi. Selain itu, faktor lokasi, pelayanan, serta produk yang menawarkan berbagai keuntungan juga menjadi alasan membludaknya kalangan
Tionghoa menjadi nasabah bank syariah. Dengan demikian, Humaemah membuktikan bahwa bank syariah tidak
hanya dapat dinikmati oleh umat Islam, tapi juga membawa benefit bagi non muslim. Selain itu, stereotip yang berkembang di masyarakat bahwa bank syariah
itu tidak modern atau masih kalah dibandingkan konvensional dapat dipatahkan oleh kenyataan bahwa ‘bos-bos’ dari kalangan berduit pun mengandalkan
bank syariah sebagai sarana transaksi perbankannya.
C. Lembaga Perbankan Syariah