Eksperimen Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Eksperimen Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta

4.1.1. Kondisi beban seimbang Data-data hasil pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-besaran listrik sebelum penggunaan transformator wye-delta pada kondisi beban yang seimbang ditampilkan pada Tabel 4.1. Karena eksperimen dilakukan pada kondisi beban yang seimbang dan dengan arus pada penghantar fasa yang relatif sama, maka penulis hanya mengambil bentuk gelombang dan spektrum harmonisa fasa S sebagai sampel. Bentuk gelombang arus dan spektrum harmonisa dari penghantar fasa S dan netral diperlihatkan pada Gambar 4.1a,b dan Gambar 4.2a,b. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Seimbang Besaran Fasa R Fasa S Fasa T Netral Frekuensi Hz 50,118 Tegangan rms V 214,36 211,77 212,12 0,59 Arus rms A 1,154 1,170 1,173 1,932 THD arus 75,8 74,4 74,4 2194,2 Cos φ DPF 0,96 0,94 0,95 - Power Factor 0,74 0,72 0,73 - Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa terdapat sedikit ketidakseimbangan pada tegangan masing-masing fasa ke netral dan juga penurunan tegangan nominal yang seharusnya bernilai 220V. Hal ini terjadi karena sumber tegangan tiga fasa yang digunakan pada saat eksperimen diambil langsung dari sumber PLN 30 Universitas Sumatera Utara di mana keseimbangan dan besar tegangan pada masing-masing fasa sangat bergantung kepada banyak atau sedikitnya beban pengguna layanan PLN di setiap fasa pada suatu waktu tertentu. Meskipun demikian, ketidakseimbangan tegangan pada masing-masing fasa sangatlah kecil sehingga dapat diasumsikan bahwa sumber tiga fasa yang digunakan adalah sumber tiga fasa yang seimbang. Arus pada masing-masing fasa relatif seimbang karena beban yang digunakan pada masing-masing fasa juga seimbang. Akan tetapi arus yang mengalir pada penghantar netral cukup besar nilainya yaitu sekitar 166 dari rata-rata arus yang mengalir pada penghantar fasa. Hal ini dapat terjadi karena keseluruhan beban yang digunakan pada eksperimen adalah lampu hemat energi yang merupakan beban nonlinear. Nilai THD arus yang terdapat pada masing-masing fasa cukup tinggi yaitu paling besar bernilai 75,8 yang terdapat pada fasa R. Nilai THD arus pada penghantar netral bahkan lebih tinggi lagi yaitu 2194,2. Pada Gambar 4.1b dapat terlihat bahwa arus yang mengalir pada penghantar fasa S terdiri dari komponen arus harmonisa urutan positif orde ke-7, 13, 19, dan seterusnya, urutan negatif orde ke-5, 11, 17, dan seterusnya, dan urutan nol orde ke-3, 9, 15, dan seterusnya. Sedangkan pada Gambar 4.2b terlihat bahwa arus yang mengalir pada penghantar netral hanya didominasi oleh komponen arus harmonisa triplen sedangkan komponen arus harmonisa urutan positif dan negatif sangat kecil nilainya dan dapat diabaikan. Hal ini terjadi karena pada penghantar netral, komponen arus harmonisa urutan positif dan negatif pada setiap fasa saling meniadakan karena berselisih sudut 120 ° dan komponen arus harmonisa triplen pada setiap fasa saling menjumlahkan karena tidak ada perbedaan sudut pada 31 Universitas Sumatera Utara setiap fasa. Walaupun arus yang mengalir pada penghantar netral hanya terdiri dari komponen arus harmonisa urutan nol saja tetapi dominasi dari komponen arus harmonisa urutan nol terhadap arus fundamental jauh lebih besar dibandingkan dengan dominasi dari komponen arus harmonisa urutan positif, negatif, dan nol yang terdapat pada penghantar fasa. Itulah sebabnya nilai THD arus yang terdapat pada penghantar netral jauh lebih besar dibandingkan dengan THD arus yang terdapat pada penghantar fasa. Faktor daya sistem rata-rata bernilai 0,73 dan dengan pergeseran fasa displacement power factor atau Cos φ rata-rata bernilai 0,95. Faktor daya merupakan perbandingan antara daya aktif W dengan daya total VA termasuk kontribusi dari semua komponen harmonisa. Sedangkan Cos φ adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya total tanpa memperhitungkan kontribusi dari komponen harmonisa hanya komponen fundamental saja. Gambar 4.1a Bentuk Gelombang Arus Fasa S Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Seimbang 32 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1b Spektrum Arus Harmonisa Fasa S Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Seimbang Gambar 4.2a Bentuk Gelombang Arus Netral Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Seimbang Gambar 4.2b Spektrum Harmonisa Arus Netral Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Seimbang 33 Universitas Sumatera Utara 4.1.2. Kondisi beban tidak seimbang Data-data hasil pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-besaran listrik sebelum penggunaan transformator wye-delta pada kondisi beban yang tidak seimbang ditampilkan pada Tabel 4.2. Sedangkan bentuk gelombang arus dan spektrum harmonisa dari masing-masing penghantar fasa dan netral diperlihatkan pada Gambar 4.3a sampai Gambar 4.6b. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang Besaran Fasa R Fasa S Fasa T Netral Frekuensi Hz 50,158 Tegangan rms V 220,48 214,37 213,77 0,63 Arus rms A 0,829 1,208 1,547 2,047 THD arus 80,8 76,4 74,1 432,0 Cos φ DPF 0,97 0,93 0,95 - Power Factor 0,73 0,71 0,73 - Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa untuk eksperimen dengan beban yang tidak seimbang, arus pada masing-masing fasa bervariasi, pada fasa dengan beban yang terbesar arus yang mengalir adalah sebesar 1,547A sedangkan pada fasa dengan beban yang terkecil arus yang mengalir adalah 0,829A. Sebaliknya untuk pengukuran tegangan masing-masing fasa ke netral, fasa dengan beban yang terbesar memiliki tegangan yang terkecil yaitu 213,77V sedangkan fasa dengan beban yang terkecil memiliki tegangan yang terbesar yaitu 220,48V. THD arus yang mengalir pada penghantar fasa bervariasi mulai dari yang terkecil yaitu 74,1 terdapat pada fasa T hingga yang terbesar yaitu 80,8 terdapat pada fasa R. Dapat dilihat pada Gambar 4.3b, 4.4b, dan 4.5b bahwa pada penghantar setiap fasa, arus yang mengalir juga terdiri dari komponen arus 34 Universitas Sumatera Utara urutan positif, negatif, dan nol sama halnya seperti dalam kondisi beban yang seimbang. Untuk THD arus pada penghantar netral, terjadi penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan eksperimen sebelum penggunaan transformator wye-delta pada kondisi beban seimbang yaitu bernilai 432. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan THD pada penghantar netral tidak selalu diikuti oleh penurunan arus rms. Penurunan THD arus pada penghantar netral pada eksperimen sebelum penggunaan transformator wye-delta dengan beban tidak seimbang dapat terjadi karena pada penghantar netral juga terdapat komponen arus fundamental orde-1 yang cukup besar, seperti yang terlihat pada Gambar 4.6b. Untuk faktor daya dan cos φ tidak tampak adanya perbedaan yang signifikan antara eksperimen sebelum penggunaan transformator wye-delta dengan beban yang seimbang maupun tidak seimbang. Gambar 4.3a Bentuk Gelombang Arus Fasa R Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang 35 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3b Spektrum Arus Harmonisa Fasa R Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang Gambar 4.4a Bentuk Gelombang Arus Fasa S Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang Gambar 4.4b Spektrum Arus Harmonisa Fasa S Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang 36 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5a Bentuk Gelombang Arus Fasa T Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang Gambar 4.5b Spektrum Arus Harmonisa Fasa T Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang Gambar 4.6a Bentuk Gelombang Arus Netral Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang 37 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6b Spektrum Harmonisa Arus Netral Sebelum Penggunaan Transformator Wye-Delta Pada Kondisi Beban Tidak Seimbang

4.2. Eksperimen Setelah Penggunaan Transformator Wye-Delta