3. Legitimasi KPPU KEKUATAN-KEKUATAN POLITIK

UUD 1945 Pasal 33 dan pemerintah lebih memprioritaskan kepada pengusaha yang dekat dengan kekuasaan. 25

C. 3. Legitimasi KPPU

Perbedaan pendapat antara Pansus RUU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan pemerintah yang diwakili oleh Menperindag ini pertama menyangkut pemberian nama institusi yang berwenang mengawasi persaingan usaha di Indonesia. Pansus RUU menawarkan nama Komisi Pengawas Usaha, sedangkan Menperindag menawarkan nama Komisi Persaingan Usaha. Menurut Menperindag Rahardi Ramelan, karena pada dasarnya pemerintah ingin menciptakan suatu perekonomian yang efisien, maka pemerintah berusaha mengembangkan persaingan usaha yang sehat. Oleh karena itu komisi ini bukan bertugas mengawasi, tetapi menciptakan satu mekanisme dimana efisiensi pasar dan ekonomi dapat tercapai. Oleh karena itu namanya menjadi Komisi Persaingan Usaha. Selain itu menurut Rahardi Ramelan, apabila melihat batang tubuh dari Undang-Undang ini, Komisi tidak hanya bertugas mengawasi, tetapi juga mengadakan berbagai jenis upaya-upaya yang akan tertuang dalam ruang lingkup Komisi itu sendiri. Anggota Komisi ini juga bertindak sebagai penyidik. 26 Anggota Pansus RUU dari FKP Erwin Syahril berbeda pendapat dengan Menperindag. Menurutnya komisi ini adalah sebuah lembaga yang bertugas mengawasi pelaku usaha yang berada dalam sebuah arena. Komisi ini tidak bertugas memberikan bentuk hukuman, tetapi bentuk-bentuk pengawasan, oleh karena itu komisi tidak ditugaskan sebagai penyidik. 25 Lihat kembali Pernyataan Dede Suganda Adiwinata, dalam Rapat Kerja Pansus ke-2, Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah, tanggal 23 November 1998, Risalah Rapat Proses Pembahasan RUU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Setjend DPR RI, 1999, h. 474. 26 Lihat pernyataan Menperindag Rahardi Ramelan, Rapat Kerja Pansus ke-5 tentang Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah, tanggal 30 November 1998, dalam Risalah Rapat Proses Pembahasan RUU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Setjend DPR RI, 1999 h. 638. Neagra dan pengusaha..., Muhammad Findi Alexandi, FISIP UI, 2008. Menurut Erwin Syahril, Komisi ini tidak tepat sebagai penyidik, tetapi lebih tepat sebagai pemberi rekomendasi, karena profesi penyidik itu sudah ditentukan oleh undang-undang. Sementara anggota Pansus RUU dari FKP lainnya Syamsul Bachri As’ad menengahi perbedaan pendapat kedua belah pihak dan mengusulkan nama Komisi ini merupakan gabungan dari kedua pendapat Menperindag dan anggota Pansus RUU yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU. Menurut Syamsul Bachri As’ad, yang diawasi adalah bentuk dan mekanisme pengawasan terhadap persaingan itu sendiri. 27 Hal yang menarik terjadi dalam pembahasan tentang independensi KPPU. Tidak ada konflik atau perbedaan pendapat antara anggota Pansus RUU dengan pemerintah dalam hal status dan independensi anggota KPPU. Menurut Menperindag, KPPU nantinya merupakan komisi yang independen dan terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Keanggotaan KPPU diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR RI. 28 Hanya saja anggota Pansus RUU sepakat bahwa status atau kedudukan KPPU adalah independen, artinya KPPU adalah sebuah lembaga yang lepas dari intervensi eksekutif. Anggota KPPU dengan posisinya yang independen tidak dapat dipengaruhi oleh pemerintah, dalam hal ini oleh presiden. Permasalahan independensi lembaga KPPU menjadi sorotan anggota Pansus RUU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, karena salah satu kelemahan lembaga-lembaga negara di Indonesia adalah rawan terlibat kasus-kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Oleh karena itu, anggota KPPU harus betul-betul menjalankan amanah dalam melindungi jalannya mekanisme pasar dari kejahatan praktek-praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat seperti pemberlakuan hambatan masuk barrier to entry, persekongkolan tender, dan kartel, yang saat ini sering terjadi dilakukan oleh perusahaan besar dalam rangka mempertahankan posisi dominan mereka.

D. Konflik Antara APTINDO dan Departemen Perindustrian