Monopoli Oleh BUMN Kekuatan-Kekuatan Politik Dalam Proses RUU Persaingan Usaha

persaingan usaha tidak sehat. Di dalam menjalankan tugasnya, KPPU diberi wewenang untuk melakukan penyelidikan danatau pemeriksaan terhadap kasus dugaan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

4. Sanksi Pidana

Dalam RUU ini telah ditetapkan adanya Pidana Pokok dan Pidana Tambahan yang merupakan wewenang dari Pengadilan Negeri. Namun demikian diharapkan agar sebagian besar perkara dapat diselesaikan di tingkat KPPU. Dalam RUU ini, keputusan KPPU mempunyai kekuatan hukum tetap, namaun dalam upaya memberikan perlindungan hukum yang sama bagi setiap pelaku usaha, maka keberatan terhadap keputusan KPPU dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri, dan pelaku usaha yang berkeberatan terhadap keputusan Pengadilan Negeri, dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Dan selambat-lambatnya dalam tempo 30 tigapuluh hari Mahkamah Agung sudah memutuskan kasasi tersebut.

5. Monopoli Oleh BUMN

Merupakan suatu pengecualian dalam RUU ini adalah monopoli danatau pemusatan kegiatan yang berkaitan dengan produksi danatau jasa yang menguasai hajat hidup orang banyak, serta cabang-cabang produksi yang penting bagi negara diatur dengan undang-undang dan diselenggarakan oleh BUMN danatau ditunjuk oleh pemerintah. 5 Dalam acara tanggapan fraksi-fraksi atas RUU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Uddy Rusdilie juru bicara Fraksi ABRI FABRI, mengungkapkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi pada beberapa tahun lalu sempat mencapai angka rata-rata sekitar 7, telah memberikan harapan kemakmuran yang terus meningkat bagi bangsa Indonesia. Namun menurutnya ternyata pembangunan ekonomi yang selama ini dibanggakan telah membawa bangsa Indonesia ke arah pertumbuhan ekonomi yang semu, karena tidak berhasil mewujudkan pembangunan fundamental 5 Lihat Materi-Materi Penting dari Pembahasan RUU, dalam Proses Pembahasan RUU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Setjend DPR RI , 1999, h. xvi-xviii. Neagra dan pengusaha..., Muhammad Findi Alexandi, FISIP UI, 2008. ekonomi yang kuat, bahkan sebaliknya telah menyubur-tumbuhkan segelintir perusahaan konglomerasi yang menguasai sektor-sektor usaha tertentu. 6 Uddy Rusdilie menilai bahwa pemerintah selama ini telah melakukan berbagai kebijakan melalui deregulasi dan debirokratisasi, namun untuk mendorong persaingan usaha yang sehat, tidak sekedar dikembangkan melalui kebijakan deregulasi dan debirokratisasi saja. FABRI menyambut baik dan mendukung pemerintah dan DPR era reformasi untuk segera menyusun dan menetapkan undang-undang persaingan usaha di Indonesia. 7 Menurut Marzuki Achmad juru bicara FKP, peran Pemerintah Orde Baru yang mengedepankan kemajuan-kemajuan ekonomi yang mengejar angka pertumbuhan, telah melahirkan kondisi ekonomi dimana penguasaan aset nasional dikuasai oleh sekelompok kecil masyarakat. Mereka melakukan konglomerasi yang hanya menyisakan sebagian kecil aset bagi kelangsungan hidup orang banyak. Tumbuhnya penguasaan ekonomi, konglomerat yang didukung oleh kebijakan dan praktek KKN, tidak memberikan kesempatan tumbuhnya persaingan yang sehat dan mengembangkan kondisi monopolistik di bidang ekonomi. melebihi batas kewajaran sebagai regulator. Banyak intervensi pemerintah yang dilakukan justeru dilakukan untuk mendukung kepentingan segelintir pengusaha tertentu. Menurut Marzuki Achmad sebagian intervensi pemerintah dalam perekonomian Indonesia jauh lebih besar dari sekedar pemberian fasilitas. Intervensi pemerintah dapat diterima apabila memberikan manfaat bagi masyarakat. Seperti pemberian monopoli beras kepada Bulog, yang bertujuan 6 Ibid, h. 17. Menurut Uddy Rusdilie, segelintir perusahaaan konglomerasi tersebut akhirnya menumbuhkan kegiatan usaha yang bersifat monopoli. Seperti monopoli pada impor bahan-bahan pangan yang mengkerdilkan pembangunan pertanian yang berdampak pada melambungnya harga beras, jagung, kedelai, tepung terigu dan bahan pangan lainnya. Sambutan positif FABRI ini selain berkaitan dengan mendesaknya kebutuhan akan undang-undang yang mengatur persaingan usaha, juga dengan adanya usul inisiatif dari para anggota DPR yang mewakili unsur-unsur keempat fraksi, telah menujukkan tekad untuk meningkatkan citra DPR yang selama ini dianggap lemah. 7 Ibid, h. 18. Neagra dan pengusaha..., Muhammad Findi Alexandi, FISIP UI, 2008. untuk menstabilkan harga beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Tetapi intervensi pemerintah untuk mendukung kartel membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang dimaksudkan untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi atau pemasaran barang dan jasa pada industri- industri yang seharusnya kompetitif seperti pada industri plywood, cengkeh, termasuk tepung terigu sulit dibenarkan. Kondisi monopolistik dapat juga dimungkinkan timbul akibat penemuan teknologi yang belum tersaingi oleh pesaing. 8

B. Konflik Kepentingan Antara Pansus RUU Dengan Direksi P.T. ISM Bogasari Flour Mills