Proses Pengembangan KTSP PKBI

Model kurikulum bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa- 2007 9 8. Kecerdasan Natural Naturalis Intellegence Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia ke alaman dan menggunakan kemampuan ini secara produktif, misalnya untuk berburu, bertani atau melakukan penelitian Biologi. Para petani , para akhli tumbuhan , konservasi, biologi, lingkungan semuanya memperlihatkan aspek kecerdasan ini.

C. Rasional

Mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 dan Pasal 12 dan didukung dengan tugas fungsi dan perannya, kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri no 24 pasal 7 maka Puskur sebagai pengembang KTSP yang berperan dalam memberikan pendampingan pada model-model pengembangan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan secara langsung bertanggung jawab pada bagaimana konsep KTSP dapat diterapkan . Untuk itu konsekwensi logis dari perannya sebagai penyusun konsepsi PKBI maka Puskur harus memberikan juga contoh model bagaimana penerapan KTSP PKBI itu dilaksanakan. Dan contoh itu harus memberikan rasa keadilan pendidikan yang secara ideal seharusnya dapat dilakukan pada sekolah dimana saja diseluruh Indonesia. Kemudian selanjutnya bagaimana contoh itu dijabarkan dalam regulasiaturan, prosedur dan proses penyelenggaraan KTSP PKBI . Keberagaman budaya, kebiasaan, kemampuan yang beragam dari setiap individu bangsa Indonesia sebagaimana dijelaskan pada bab-bab terdahulu membuat dunia pendidikan perlu mengakomodasinya dalam suasana PKBI yang berorientasi pada pengembangan kemampuan dan kecerdasan yang beragam. Suatu program PKBI yang mempunyai nuansa yang berbeda dan berspektrum yang lebih luas dan belum pernah secara resmi disentuh padahal mempunyai akses positif bagi peserta didik dan dunia pendidikan perlu lebih dikembangkan dan diharapkan memberi sumbangan berupa akses pendidikan PKBI yang adil dan memberi kesempatan bagi sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dan kecerdasannya.

IV. PENERAPAN KONSEP PKBI

Berdasarkan analisa sumber daya dan potensi sekolah yang ada, maka SMA Negeri 2 Bandung merencanakan program layanan khusus bagi siswa PKBI, yakni : a. Kecerdasan Linguistik, dikembangkan program kelas Bahasa Inggris. b. Kecerdasan Musikal, dikembangkan program kelas Musik. c. Kecerdasan Logis- Matematis, dikembangkan kelas Matematik. d. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, dikembangkan kelas Bola Basket.

A. Proses Pengembangan KTSP PKBI

Kajian Konse p Identifika si kebutuha n Pedoman KTSP PKBI Undang- undang Peratur an Pemeri ntah Teori Kecenderu ngan Penyusun an Pedoman Uji Coba Pedoman Penyusun an KTSP PKBI Perbai kan Pedo man Implemen tasi Pedoman di SMAN 2 Bdg Penyusun an KTSP PKBI SMAN 2 Bdg Implemen tasi KTSP PKBI di SMAN 2 secara bertahap Kep men Model kurikulum bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa- 2007 10 Dari pelaksanaan pengembangan yang dilakukan Puskur program ini mengalami 2 kali perubahan, yang pertama pengembangan diarahkan sebagai pedoman yaitu pedoman penyusunan KTSP PKBI yang bersifat umum, sedangkan yang ke dua ialah pedoman itu diarahkan harus dapat dilaksanakan disuatu sekolah tertentu, sehingga kalau ditanya , sekolah mana yang menerapkannya, dan bagaimana bentuk pelaksanaannya dapat diamati langsung pada sekolah uji coba tersebut. Permasalahan pertaman ialah terletak pada proses pengembangan yang tidak konsisten, dimana hal ini membuat proses pengembangan menjadi tidak begitu efektif dan memecah konsentrasi dari konsentrasi target pertama diubah banting stir berubah arah menjadi konsentrasi pencapaian target kedua. Sementara target ke dua berupa implementasian di SMAN 2 Bandung sangat berbeda dengan target pertama dimana lebih memerlukan upaya dan kerja yang lebih besar dengan konsekwensi dana yang besar juga, sementara itu dana yang disediakan Puskur tidak mengakomodasi terhadap perubahan besar itu. Perubahan besar sudah tentu akan terjadi di sekolah uji coba , masa peralihan dari satu tujuan yaitu sekolah regular biasa menjadi dua tujuan menggabungkan regular dengan program PKBI kemudian sekolah tentu direpotkan dengan menggabungkan ke dua program ini. Perbaikan pedoman yang menjadi arah pengembangan semula menjadi terbengkalai dan difokuskan kepada sekolah uji coba. DIsini terlihat bahwa perencanaan besar Pusat Kurikulum tidak terprogram dengan baik. Seharusnya ketika kebijakan baru ditetapkan oleh Kepala Pusat segera dilakukan juga amandemen pendanaan secara menyeluruh di kantor atau apapun bentuk perubahan strategi pendanaan itu. Hal ini mengakibatkan secara system implementasiuji coba berjalan setengah-setengah, padahal dalam suatu system semua komponen pengembangan seharusnya bergerak secara terpadu dan dalam suatu harmoni kerja yang dinamis dan terukur. Penguatan-penguatan karakteristik PKBI hanya dilakukan lebih pada dokumen dan belum menyentuh tataran implementasi sesungguhnya. Sisi sisi pengelolaan, administrasi, pendanaan demi bergulirnya terus system KTSP PKBI di SMAN 2 Bandung belum secara nyata dibangun, bahkan Pusat Kurikulum belum melakukan tinjauan langsung di sekolah yang bersangkutan. Telah disarankan pada pimpinan Puskur untuk meninjau langsung ke sekolah agar dapat melihat dan memahami situasi apapun yang ada di SMAN 2 Bandung , dan hal itu telah disepakati oleh Ka Puskur sendiri. Permasalahan lain yang muncul ialah sejauh apa sekolah mau dan kemudian mampu meng “update” program PKBI dan perangkatnya yang berlangsung itu agar tetap solid dalam pelaksanaannya dan mampu memberikan terobosan-terobosan baru dalam penyelesaian masalah yang beragam dan unik yang pasti akan muncul, hal ini akan muncul terus ketika sekolah berkembang baik dari segi substansi dan metoda keberbakatannya. Dinamika dalam gambar di atas dilakukan oleh Pusat Kurikulum, setelah ini digelindingkan seyogyanya proses pengembangan semacam diatas terus dkembangkan. Akses sekolah terhadap informasi harus senantiasa dibuka terus menerus. Dalam proses pengembangan ini seharusnya dilakukan semacam evaluasi yang menyeluruh dari semua kegiatan yang berlangsung di tahun 2007. Harus diakui banyak hal yang tidak dapat dilakukan dalam perioda ini , karena dinamika perubahan kebijakan sangat berpengaruh pada strategi dan penyediaan dana dimana satu dan lainnya saling menentukan.

B. Identifikasi Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa