BAB IV UDARA
4.1. Kualitas Udara
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah meningkatkan kegiatan industri dan transportasi yang memberri kontribusi pada penurunan kualitas udara ambient dan
atmosfer. Penurunan kualitas udara ambient ini terjadi karena emisi yang berasal dari industri, transportasi, domestik, ataupun kebakaran hutan yang telah melampaui
daya dukung lingkungan sehingga tidak dapat dinetralkan secara alami. Di Kabupaten Tulang Bawang, pembakaran lahan-lahan perkebunan dalam intensitas
yang rendah dan tersebar diberbagai tempat seringkali dilakukan oleh masyarakat dan industri.
Sumber pencemaran udara dapat dibedakan atas sumber bergerak sarana transportasi dan sumber tidak bergerak yang pada umumnya berasal dari kegiatan
industri, termasuk didalamnya gas-gas yang terbuang dari effluent saat pengolahan limbah.
Pertumbuhan kendaraan bermotor saat ini meningkat pesat, terutama kendaraan roda dua. Hal ini merupakan potensi pencemar udara di kemudian hari
jika umur pakai kendaraan tersebut semakin bertambah dan efisiensi pembakaran kendaraan tersebut semakin menurun.
TABEL 4.1. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Bahan Bakar yang Digunakan Tahun 2006 No.
Jenis Kendaraan Satuan
Jenis Bahan Bakar Total
Bensin Solar
1 Mobil Penumpang
Buah 163
295 458
2 Bus Buah
203 203
406 3 Truk
Buah 227
565 864
4 Sepeda Motor Buah
3.204 -
3.204 5 Pick-Up
Buah 195
448 643
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Tulangbawang, 2007
Emisi kendaran bermotor sangat potensial menimbulkan pencemaran udara. Penggunaan bahan bakar bensin yang mengandung timbale Pb mempunyai andil
besar dalam menurunkan kualitas udara. Demikian juga halnya dengan produksi gas polutan seperti CO
2
, NO dan CO jika pembakaran terjadi secara tidak sempurna. Emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas tersebut ada yang bersifat gas rumah
kaca, seperti CO
2
, CH
4
, dan N
2
O, yang dapat mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim. Dalam skala mikro, pencemaran udara dalam ruangan juga
merupakan ancaman yang perlu mendapat perhatian.
4.2. Upaya Pengendalian
Pengendalian pencemaran udara merupakan suatu upaya yang dimaksudkan untuk menurunkan jumlah dan kadar pencemaran udara dari sumber pencemar.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah belum adanya alat monitoring kualitas udara ambient di Kabupaten Tulang Bawang, walaupun secara umum kualitas udara di
Kabupaten Tulang Bawang relatif masih baik, namun perlu diantisipasi pencegahan dan mempertahankan kondisi tersebut melalui kegiatan monitoring secara berkala
terhadap sumber-sumber pencemar, terutama industri dan transportasi. Kegiatan pengendalian pencemaran udara juga dilakukan melalui penyuluhan
dan sosialisasi peraturan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan dunia usaha, terutama industri-industri yang berpotensi besar menimbulkan
pencemaran. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain : • Pengendalian pada tahap perencanaan yang dilaksanakan dengan ketentuan
yang berlaku. • Pengendalian pada tahap pelaksanaan operasional, seperti penetapan emisi
standar, baik untuk sumber pencemar yang bergerak maupun tidak bergerak.
•
Pemantauan dan pengawasan terhadap emisi atau ambient dan upaya pengendalian oleh masing-masing penanggung jawa
b kegiatan.
BAB V LAHAN DAN HUTAN