Partiasipasi dan Tingkat Kesadaran Masyarakat

BAB II ISU LINGKUNGAN HIDUP UTAMA

2.1. Partiasipasi dan Tingkat Kesadaran Masyarakat

Pembangunan Lingkungan Hidup sebagai proses peningkatan manusia untuk menentukan masa depannya mengandung arti bahwa masyarakat perlu dilibatkan dalam proses tersebut. Sungguhpun demikian, mengelola partisipasi bukanlah semata-mata melibatkan masyarakat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan atau dalam evaluasi proyek belaka. Partisipasi merupakan keterbukaan terhadap persepsi atau perubahan pihak lain, perhatian mendalam mengenai perbedaan atau perubahan yang akan dihasilkan suatu proyek sehubungan dengan kehidupan masyarakat kesadaran mengenai kontribusi yang dapat diberikan oleh pihak-pihak lain untuk suatu kegiatan. Partisipasi masayarakat di era reformasi ini dalam segala kegiatanaktivitas pembangunan sangat diharapkan dan didukung keberadaannya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang terlibat langsung dalam pendampingan pembangunan tanpa kecuali dalam pembangunan lingkungan hidup. Peran serta dan tingkat kesadaran masyarakat Tulang Bawang tentang pentingnya pemeliharaan lingkungan dari waktu ke waktu cenderung terus meningkat, namun belum dibarengi dengan kesadaran untuk berbuat sesuatu guna mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan, hal ini masih menjadi kelemahan utama. Peran serta masyarakat ini pada kenyataannya masih menghadapi persoalan yang cukup rumit dan sensitif, dimana secara umum akar permasalahannya terutama bersumber dari: • Rendahnya tingkat kesadaran dan pemahaman tentang persoalan kependudukan dan lingkungan hidup serta keterkaitan antar keduanya. • Lemahnya peran lembaga kemasyarakatan maupun dunia usaha dalam mendukung program pengelolaan lingkungan hidup. • Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kapasitas keperansertaannya menjadi tidak optimal. Program-program pembangunan lingkungan yang sekaligus dapat menjamin kesinambungan kesejahteraan masyarakat setempat seperti pembangunan pertanian berwawasan lingkungan, rehabilitasi terumbu karang, hutan bakau masih belum dikembangkan secara optimal. Sehingga akibat hal tersebut diatas dapat dirasakan peranserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pemantauan masih relatif rendah. Pada saat ini iklim dan suasana kerja yang lebih mendorong kemandirian, kreativitas, inovasi danopartisipasi aktif masyarakat bersama belum optimal, sehingga belum berorientasi pada pencapaian sasaran bersama, yaitu pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh: • Belum adanya kesamaan persepsi tentang pengelolaan lingkungan hidup. • Belum berkembangnya jaringan informasi • Kebebasan yang belum mendukung. Terdesak oleh kebutuhan hidup yang semakin meningkat, orang cenderung mencari pekerjaan yang dapat mendatangkan keuntungan materi dan melupakan kearifan lingkungan yang selama ini menjadi pedoman dalam mengolah sumberdaya alam dan mengelola lingkungan secara bijaksana. Nilai-nilai budaya dan tingkat kesadaran masyarakat serta kearifan lingkungan yang semula berfungsi sebagai pedoman bagi masyarakat dalam beradaptasi terhadap lingkungan secara berimbang, saat ini telah tergusur oleh nilai-nilai pranata sosial serta pandangan hidup masyarakat industri yang mengutamakan efisiensi dan produktivitas ekonomi. Namun demikian dengan berbagai upaya pendekatan dan pembinaan terhadap masyarakat dan kelompok industri, maka secara bersama-sama telah dilakukan langkah awal dalam rangka mewujudkan bentuk kerjasama peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam rangka pengelolaan lingkungan. 2.2. Kerusakan Wilayah Pesisir Pantai Timur Kabupaten Tulang Bawang 2.2.1. Gambaran Kerusakan