tersebut. Dalam beberapa masalah kesehatan, efek samping dapat diinginkan, seperti dryl diberikan sebelum tidur. Efek sampingnya berupa rasa kantuk menjadi menguntungkan. Efek
toksik atau toksitas suatu obat dapat diidenfikasi melalui pantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma serum. Tetapi untuk obat-obat yang mempunyai indeks terapeutik
yang lebar, batas terapeutik jarang di berikan. Untuk obat-obat yang mempunyai batas terapeutik sempit maka batas terapeutik dipantau dengan ketat.
1. Reaksi Merugikan
Pada saat-saat tertentu, reaksi merugikandanefek samping kadang-kadang dipakai bergantian. Reaksi yang merugikan adalah batas efek yang tidak diinginkan dari obat-obat
yang mengakibatkan efek samping ringan sampai berat, termasuk anafifaksis kolaps radiovaskuler. Reaksi yang merugikan selalu tidak diinginkan.
1. Efek Toksik
Efek toksik atau toksitas suatu obat dapat diidenfikasi melalui pantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma serum. Tetapi untuk obat-obat yang mempunyai indeks
terapeutik yang lebar, batas terapeutik jarang di berikan. Untuk obat-obat yang mempunyai batas terapeutik sempit maka batas terapeutik dipantau dengan ketat.
1. Reaksi Idiosinkratik
Obat yang menyebabkan timbulnya efek yang tidak diperkirakan, misalnya reaksi idiosinkratik yang meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak beraksi, atau bereaksi tidak
normal terhadap obat. Contoh, seorang anak yang menerima antihistamin contohnya
Benadryl menjadi sangat gelisah atau sangat gembira, bukan mengantuk. Adalah tidak mungkin memperkirakan klien mana yang akan mengalami respon idiosinkratik.
1. Reaksi Alergi
Merupakan respon lain yang tidak dapat diperkirakan terhadap obat. Dari seluruh reaksi obat, 5 sampai 10 merupakan reaksi alergi. Kekebalan tubuh seseorang dapat
tersensitisasi terhadap dosis awal obat. Apabila obat diberikan secara berulang kepada klien, ia akan mengalami respon alergi terhadap obat, zat pengawet obat, atau metabolitnya.
Dalam hal ini, obat atau zat kimia bekerja sebagai antigen, memicu pelepasan antibodi. Alergi obat dapat bersifat ringan atau berat. Gejala alergi bervariasi, bergantung pada
individu dan obat. Contoh, antibiotik dapat menimbulkan banyak reaksi alergi. Gejala alergi yang umum timbul dirangkum pada Tabel 35-4. Reaksi yang berat atau reaksi anafilaksis
ditandai oleh konstriksi pengecilan otot bronkiolus, edema faring dan laring, mengi berat, dan sesak napas.
Tabel 35-4 : Reaksi Alergi Ringan
Gejala Deskripsi
Urtikaria Erupsi kulit yang bentuknya tidak beraturan, meninggi, ukuran dan bentuk
bervariasi; erupsi memilki batas berwarna merah dan bagian tengahnya berwarna pucat
Vesikel kecil dan meninggi yang biasanya berwarna merah; seringkali tersebar di
seluruh tubuh Pruritus Gatal-gatal pada kulit, kebanyakan timbul bersama ruam
Rhinitis Inflamasi lapisan memberan mukosa hidung; menimbulkan bengkak dan
penegeluaran rabas encer dan berair Klien juga dapat mengalami hipotensi berat, sehingga membutuhkan resusitasi darurat. Klien
yang memilki riwayat alergi terhadap tertentu harus menghindari penggunaan berulang
obat tersebut, dan setelah sadar klien harus mengenakan gelang atau kalung identifikasi, sehingga perawat dan dokter dapat mengetahui klien tersebut alergi terhadap obat tertentu.
1. Toleransi Terhadap Obat