Reaksi antara Xenobiotik dan seny. Endogen As lemak, kolesterol, hormon steroid dikatalisis Enzim Mikrosom Hepar, Mukosa Usus, dan jaringan lain.
- Monooksigenase : 1 atom oksigen dari O2 diikat pada xenobiotik, lalu direduksi jadi air. mengandung sitokrom P-450 dan P-448 protein Hem. Istilah ini dipakai karena terjadi
absorpsi kuat dari cahaya pada panjang gelombang 450 dan 448 nm setelah reduksi Na- ditionit dan penyeimbangan dengan CO.
- Dioksigenase : memasukkan dua atom oksigen dari O2 ke dalam xenobiotika. Rx. Oksidasi meliputi:
1. Hidroksilasi
Satu atom O berikatan dengan atom2 C, N, S dari molekul obat. Katalis: enzim retikulum endoplasmik hepar MFO = mixed function oxidases system
Melibatkan sitokrom P-450 dan reduktase-NADPH-sitokrom-C.
2. Desulfurasi
Penggantian atom S dengan O akibat adanya oksigen pada turunan tio tio-urea, tiosemikarbon, organo-fosfor.
3. Dehalogenasi
membutuhkan oksigen molekular dan NADPH. Misal pada Halotan anestetik mengalami deklorinasi oksidatif dan debrominasi untuk
menghasilkan alkohol atau asam yang sesuai.
4. Pembentukan Oksida
Ada dua macam: a. Oksidasi N-
- Penambahan atom O pada N-. - Mikrosom hati + O2 + NADPH – oksida N
- Pada oksidasi metabolik amina akan menghasilkan: turunan Hidroksilamin untuk amina primer dan sekunder
oksida amin untuk amina tersier b. Oksidasi S-
- Pengikatan 1 ato 2 atom O pada sulfur S - Mengubah bentuk Sulfur Alifatik ato Aromatik jadi Sulfoksida dan Sulfonat yang lebih polar
dan lebih larut
5. Dealkilasi
Peniadaan radikal yang mula2 terikat pada atom oksigen, nitrogen, dan sulfur. Ada 3 macam: Dealkilasi N-, Dealkilasi O-, Dealkilasi S-
Rx. Reduksi
dibanding oksidasi, hanya memegang peranan kecil contoh:
Karbonil direduksi jadi alkohol enzim: alkohol dehidrogenase
Senyawa azo jadi amina primer melalui tahap antara hidrazo enzim: NADPH-sitokrom P-450 reduktase, NADPH-sitokrom e-reduktase
Rx. Hidrolisis
terdiri dari: 1. Hidrolisis ester dan amida oleh esterase amidase
- Hidrolisis ester lebih cenderung terjadi di plasma dibanding di hati karena plasma mengandung esterase yang lebih banyak
- Ester terlindung secara sterik, jadi proses hidrolisis berjalan lambat - Amida lebih stabil dari ester dan lebih mungkin dihidrolisis oleh amidase hati
karena itu ester dan amida kemungkinan besar di ekskresikan tanpa berubah dalam air kemih.
REAKSI FASE II
Reaksi fase II, disebut pula reaksi konjugasi, biasanya merupakan reaksi detoksikasi dan melibatkan gugus fungsional polar metabolit fase I, yakni gugus karboksil -COOH, hidroksil
-OH, dan amino NH2, yang terjadi melalui reaksi metilasi, asetilasi, sulfasi, dan glukoronidasi. Reaksi fase II akan meningkatkan berat molekul senyawa obat, dan
menghasilkan produk yang tidak aktif. Hal ini merupakan kebalikan dari reaksi metabolisme obat pada fase I.
- Obat2 mengalami Deaktivasi dengan Rx. Konjugasi. Konjugasi: Rx. biosintesis dengan penempelan Seny. Endogen as. glukoronat, gugus sulfat,
metil, asetil Untuk bisa konjugasi harus punya gugus aktif
Kalo gak punya gugus aktif ato obat sangat larut lipid, maka akan mengalami Biotransformasi Rx. Fase I: oksidasi, reduksi, hidrolisis lebih dulu.
- Glukoronidasi Konjugasi dengan Glukoronat
Koenzim antara UDPGA : uridine diphosphoglucorinic acid bereaksi dengan obat dengan bantuan enzim UDP-glukoronosil-transferase UGT untuk memindahkan glukoronida ke
atom O pada alkohol, fenol, atau asam karboksilat; atau atom S pada senyawa tiol; atau atom N pada senyawa2 amina dan sulfonamida.
Secara skematis:
Konjugasi dengan Asam Amino ex: Glisin Glutamin
Reaksi antara Obat yang dah punya gugus Karboksilat dan dah diaktivasi koenzim-A dengan Seny. Endogen yang punya gugus amino
Konjugasi dengan Glutation pembentukan Asam Merkapturat
Epoksida atau aren oksida yang sangat reaktif bereaksi dengan Glutation, kemudian dimetabolisir lebih lanjut menjadi As. Merkapturat non toksik
2.5. MEKANISME KERJA OBAT FASENASIB OBAT DALAM TUBUH