Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA
Ho = Data residual terdistribusi normal
Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
1. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka
H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. 2.
Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.
Pedoman pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas
0,05 distribusi adalah tidak normal. 2.
Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 distribusi adalah normal.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2006 uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari
tolerance value
atau
variance inflation factor
VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya.
Tolerance
mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance
yang rendah sama dengan niali VIF yang tinggi. Nilai
cutoff
yang umum dipakai adalah:
1. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance 10 persen dan anuali VIF 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolonearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan dengan Uji
Durbin Watson DW test.
Uji
Durbin Watson
hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
first order autocorrelation
dan mensyaratkan adanya
intercept
konstanta. Dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi r = 0 HA: ada autokorelasi r ≠ 0
Tabel 1. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Hipotesis Nol Keputusan
Jika Tidak ada Autokorelasi positif
Tolak 0dd1
Tidak ada autokorelasi positif
No Decission
d1=d=du Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak 4-d1d4
Tidak ada autokorelasi negatif
No Decission
4-du=d=4-d1 Tidak ada autokorelasi pisitif
maupun negatif Tidak ditolak
Dud4-du
Sumber: Widarjono, 2009
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan asumsi klasik, yang menunjukkan bahwa varian dari residual tidak konstan. Adanya
heteroskedastisitas akan mengganggu model. Hal ini dikarenakan
estimator
tidak lagi memiliki yang varian minimum. Konsekuensi dari adanya gangguan ini adalah
estimator
tidak lagi
Best linier Unbiased Estimator
melainkan hanya
Linier Unbiased Estimator.
Gangguan ini menyebabkan
uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t dan F tidak dapat dipercya untuk evaluasi hasil regresi Widarjono, 2009.