Pembelajaran Konvensional Kajian Teori

24 dari beberapa langkah umum sintaks yaitu 1 pendahuluan atau review, 2 pengembangan, 3 latihan terkontrol, 4 seat work kerja mandiri, dan 5 penugasan atau PR.

5. Pembelajaran Konvensional

Di dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, konvensional adalah berdasarkan konvensi kesepakatan umum seperti adat, kebiasaan, kelaziman; tradisional. Konvensional adalah tradisional, dimana dapat diartikan sebagai sikap dan cara berpikir serta bertindak yang berpegang teguh kepada adat, kebiasaan dan kelaziman. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. Pembelajaran konvensional tradisional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pemahaman.. Disini peranan guru sangatlah besar karena guru menjadi pusat pembelajaran. Guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi tersebut kepada peserta didik. Sementara peserta didik mendengarkan secara teliti serta mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan guru sehingga pada pembelajaran ini kegiatan proses belajar mengajar didominasi oleh guru. Menurut Oemar Hamalik 2009:186 pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dimana guru berperan sebagai pusat pembelajaran, pembelajaran sebagian besar dilakukan dengan ceramah dan evaluasi dilakukan secara periodik. Sejalan dengan pendapat Oemar, Roestiyah N.K. 1991:139 menyatakan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru 25 dengan metode ceramah, pembelajaran konvensional atau tradisional pada mumnya memiliki ciri khas yang tertentu, misalnya: lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, mengutamakan hasil dari pada proses dan pengajaran berpusat pada guru. Menurut Wina Sanjaya 2009:179 menyebutkan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Pada umumnya pembelajaran konvensional lebih terpusat pada guru. Akibatnya terjadi praktik belajar mengajar yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif. Berdasarkan uraian sebelumnya tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara klasikal,dan disepakati dimana pembelajaran berpusat pada guru dan peserta didik lebih banyak menyerap informasi yang diberikan daripada memperoleh pengetahuan secara aktif.

6. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGACU PADA MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP N 21 SEMARANG

0 9 216

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII Semes

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII Semes

0 2 16

Pengaruh Model Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

1 0 9