c. Membaringkan hewan di sisi sebelah kiri, memegang pisau dengan tangan kanan dan menahan kepala hewan untuk memudahkan penyembelihan.
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah:
- هحللعلا لعوﺳكرع نلعأع
- ىفح ككركبميعوع دءاوعﺳع ىفح ﺄكطعيع نعرعﻗمأع شءبمكعبح رعمعأع ملﺳو هيلع هللا ىلص
» ةعيعدممكلما ىملحلكهع ةكشعﺋحاعع ايع اهعلع لعاقعفع هحبح ىعحلحضعيكلح هحبح ىعتحﺄكفع دءاوعﺳع ىفح ركظكنميعوع دءاوعﺳع
.« لعاﻗع ملعثك
: “
رءجعحعبح اهعيذححعﺷما ”
. هكحعبعذع ملعثك هكععجعضمﺄعفع شعبمكعلما ذعخعأعوع اهعذعخعأع ملعثك تملعععفعفع
لعاﻗع ملعثك :
“ دءملعحعمك ةحملعأك نممحوع دءملعحعمك لحآوع دءملعحعمك نممح لمبلعقعتع ملعهكللعلا هحللعلا محﺳمابح
” .
ىحلعضع ملعثك .
هاور هحبح ملﺴم
Artinya: “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing kibasy. Beliau berjalan dan berdiri serta
melepas pandangannya di tengah orang banyak. Kemudian beliau dibawakan seekor kambing kibasy untuk beliau buat
qurban. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau”. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau
itu dengan batu”. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu beliau membaringkan kambing itu, kemudian beliau bersiap
menyembelihnya, lalu mengucapkan, “Bismillah. Ya Allah, terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga Muhammad,
dan umat Muhammad”. Kemudian beliau menyembelihnya
4. Kewajiban dalam Menyembelih Binatang
a. Hendaknya binatang itu dipotong disembelih pada pangkal leher leher bagian bawah.
b. Yang dipotog adalah bagian tenggorokan binatang itu yaitu jalan pernafasan.
c. Selain tenggorokan harus juga dipotong kerongkongan yang merupakan jalan makanan.
d. Dua buah urat nadi binatang itu kiri dan kanan harus dipotong juga. e. Pada waktu menyembelih harus menyebut nama Allah swt.
5. Sunah dalam Menyembelih Binatang
a. Binatang diihadapkan ke kiblat b. Menyembelih pada bagian pangkal leher binatang, terutama apabila bina
tang nya berleher panjang. Hal itu dimaksudkan agar pisau tidak mudah bergeser dan urat-urat leher serta kerongkongan cepat putus.
c. Menggunakan alat yang tajam agar dapat mengurangi kadar sakit. d. Memotong dua urat yang ada di kiri kanan leher agar cepat mati.
e. Binatang yang disembelih, digulingkan ke sebelah kiri rusuknya, supaya
mudah bagi orang yang menyembelihnya. f. Membaca basmalah.
g. Membaca Shalawat Nabi. h. Mempercepat proses penyembelihan agar binatang tidak tersiksa.
6. Hal-hal yang dimakruhkan ketika menyembelih
a. Menyembelih dengan alat tumpul
b. Memukul binatang waktu akan menyembelih c. Memutuskan lehernya atau mengulitinya sebelum binatang itu benar-benar
mati.
7. Cara Menyembelih Binatang
Ada dua cara dalam menyembelih binatang, yaitu secara tradisional dan mekanik.
a. Cara menyembelih binatang dengan cara tradisional: 1 Menyiapkan terlebih dahulu lubang penampung darah.
2 Peralatan yang akan digunakan untuk menyembelih disiapkan terlebih dahulu.
3 Binatang yang akan disembelih dibaringkan menghadap kiblat, lambung kiri bawah.
4 Leher binatang yang akan disembelih diletakkan di atas lubang Penampung darah yang sudah disiapkan.
5 Kaki binatang yang akan disembelih dipegang kuat-kuat atau diikat, kepalanya ditekan ke bawah agar tanduknya menancap ke tanah.
6 Mengucap basmalah, kemudian alat penyembelihan digoreskan pada leher binatang yang disembelih sehingga memutuskan, jalan makan,
minum, nafas, serta urat nadi kanan dan kiri pada leher binatang. b. Cara menyembelih binatang secara mekanik:
1 Mempersiapkan peralatan terlebih dahulu. 2 Memasukkan hewan ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi gas
sehingga hewan tersebut tidak sadarkan diri dan mati. 3 Dengan mengucap basmalah, binatang yang telah pingsan tersebut
disembelih dengan alat penyembelihan yang sudah disiapkan sebelumnya.
4 Penyembelihan binatang dengan alat mekanik dibolehkan dan halal dagingnya, asalkan memenuhi persyaratan dalam penyembelihan.
Bagi muslim, kurban adalah syariat yang ditetapkan Allah swt. Bahkan, sejak nabi Adam a.s. sudah ada syariat qurban. Hal ini dapat dipahami dri kisah Qabil
dan Habil, dua putra Nabi Adam a.s. yang bertengkar karena qurban salah satunya tidak diterima. Demikian juga dengan pristiwa Nabi Ibrahim as. Dan
putranya yang bernama Ismail as. Keduanya merupakan hamba Allah yang taat dan sangat pantas untuk diteladani, karena dengan keikhlasannya dalam
mengabdikan dirinya kepada Allah swt.
1. Pengertian Kurban dan Hukumnya a. Pengertian Kurban