Mutu Kayu Gergajian Index of /ProdukHukum/kehutanan

140 Dalam beberapa hal ukuran tersebut sangat sulit diperoleh di pasaran, hal ini karena untuk memperoleh ukuran yang sesuai standard dan persyaratan perhitungan gaya, maka diperlukan ketelitian yang tinggi sejak saat penggergajian yang memperhitungkan adanya kadar air dan penyusutan arah. Selain itu kayu yang digergaji yang umumnya berasal dari hutan rakyat, berdiameter kecil dengan mutu batang yang kurang bagus bengkok dan porsi gubalnya tinggi.

B. Mutu Kayu Gergajian

Setiap penggunaan kayu, diperlukan perencanaan yang matang. Dalam perencanaan penggunaannya diperlukan dukungan data teknis dari masing-masing jenis kayu yang akan digunakan. Untuk pembuatan produk kayu tertentu seringkali diperlukan persyaratan ukuran maupun mutu kayu sesuai dengan standar yang berlaku. Untuk keperluan konstruksi, sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan ukuran standar, misalnya untuk reng berukuran 23, 46; kaso berukuran 57, atau untuk komponen kuda-kuda kayu berukuran 510, 612 dan 812 dan sebagainya. Selain itu disyaratkan kadar air, kerapatan dan sebagainya perlu pula diperhatikan. Mutu atau kualitas kayu secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran ciri-ciri kayu yang mempengaruhi sifat produk-produk yang dibuat dari padanya. Definisi kualitas yang lebih tepat mungkin sukar dipahami, karena sifat penting kayu yang digunakan untuk suatu produk sering berbeda dengan sifat penting untuk produk yang lain. Dalam satu hal, kualitas mungkin ditentukan dari kerapatan, penampilan feature, cacat kayu yang terkandung seperti mata kayu, miring serat, lubang gerek, sedangkan dalam hal lain sifat-sifat seperti proporsi kayu akhir, dan perbandingan antara serat dan pembuluh mungkin merupakan petunjuk kualitas yang utama. Mutu dari suatu jenis kayu ditentukan oleh sifat fisiknya seperti warna, tekstur, serat, kekerasan, kesan raba, bau dan rasa, nilai dekoratif dan sifat-sifat pengerjaan seperti sifat pengetaman, pembubutan, pemboran, dan pengampelasan. Selain itu mutu kayu ditentukan pula oleh cacat pada kayu tersebut yang akan mempengaruhi sifat kayu, pengerjaan maupun pemakaiannya. Sifat-sifat fisik kayu yang perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan penggunaannya antara lain ; kadar air, kembang susut, berat jeniskerapatan dan daya tahan api. Kadar air kayu sangat bervariasi tergantung jenis dan lokasi dimana kayu 141 tersebut digunakan. Kondisi kayu yang paling aman untuk dipergunakan adalah kondisi kayu kering udara, karena pada kondisi ini dimensi kayu sudah stabil dan tahan terhadap perusak biologis. Di Indonesia kadar air kayu dalam kondisi kering udara berkisar antar 10 – 18 Kadir, 1973. Selain sifat fisisnya, untuk keperluan bahan bangunan, perlu diperhatikan pula sifat mekanis kayu. Sifat mekanis yang sering digunakan sebagai acuan dalam perencanaan suatu struktur bangunan antara lain modulus slastisitas MOE, modulus patah MOR, keteguhan tekan sejajar serat dan keteguhan geser. Sifat fisis dan mekanis kayu selain dipengaruhi oleh jenis kayu dan umur pohon, juga dipengaruhi oleh bagian batang gubal dan teras. Sifat fisis dan mekanis beberapa jenis kayu dari hutan rakyat dapat dilihat pada Lampiran 1. V. PENGEMBANGAN KAYU RAKYAT UNTUK BAHAN BANGUNAN Kayu dari hutan rakyat seperti halnya kayu dari hutan tanaman, yaitu berdiameter kecil, sebagian besar merupakan kayu muda, untuk mengolahnya menjadi bahan bangunan diperlukan beberapa teknologi antara lain :

A. Teknologi Penggergajian