R 1. Ek st er n a l

hanya karena ketidaktersediaan pasokan tetapi dalam banyak kasus karena tidak tersedianya infrastruktur ekonomi secara memadai. Kongesti di pelabuhan, kekurangan alat pengangkutan, jalan yang rusak semakin sering menjadi penyebab terjadinya kelangkaan barang di beberapa daerah. Lebih jauh, perekonomian modern menuntut tersedianya sebuah jaringan infrastruktur ekonomi yang terpadu, terutama jalan, air, listrik, dan sarana telekomunikasi. Keterpaduan semacam ini akan menciptakan kelancaran kegiatan ekonomi.

D. R

EKOM ENDASI

D. 1. Ek st er n a l

2 6 . Um u m a . Kor e k si Ke t rida k se im ba n ga n Pe rt u m buh a n Untuk mengoreksi ketidakseimbangan pertumbuhan sektoral, diperlukan pembenahan struktur insentif yang sekaligus dapat memerangi kemiskinan dan pengangguran. Adanya ketimpangan struktur insentif ini dapat juga terlihat secara konsisten dalam bentuk relatif rendahnya penyaluran kredit perbankan ke sektor industri manufaktur relatif terhadap kredit perbankan ke sektor jasa- jasa modern , serta juga relatif rendahnya peningkatan harga saham perusahaan- perusahan di sektor industri manufaktur di Bursa Efek I ndonesia BEI . Jika struktur insentif lebih netral, niscaya kegiatan- kegitan yang berbasis sumber daya alam akan semakin berkembang sesuai dengan keunggulan masing- masing daerah.

b. M e ne k a n I n fla si Untuk memerangi inflasi secara lebih seksama, diperlukan:

· Kebijakan moneter yang tangguh dan disiplin fiskal yang terjaga. Para pengusaha yang tergabung dalam Kadin I ndonesia mengharapkan agar Bank I ndonesia dapat lebih agresif melakukan intervensi jual di pasar valuta asing guna menolong penguatan nilai tukar Rupiah, terutama sekali dengan cara mendayagunakan hasil penerimaan valuta asing dari minyak dan gas bumi migas . Stabilitas sektor keuangan pun harus menjadi fokus utama program sector keuangan dan moneter, terutama sekali dengan munculnya ancaman “contagious effect” dari turbulensi sektor keuangan di Amerika Serikat yang telah memicu terjadinya “risk aversion” di kalangan para investor asing dan peluang terjadinya “unwinding” dari “carry trade”. · Penerapan kebijakan harga yang lebih berhati- hati. Tanpa instrumen pengaman yang ampuh, kebijakan yang menimbulkan disparitas harga akan menimbulkan dampak yang biayanya lebih mahal daripada penghematan subsidi dan menimbulkan ketakpastian baru. c. Ku r v a I m ba l H a sil Obliga si Pemerintah diharapkan dapat mencegah kenaikan yang lebih tajam lagi dari kurva imbal hasil obligasi Pemerintah, akibat ancaman